Bonus Demografi Momentum Generasi Muda Majukan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, pada 2025-2035 Indonesia akan mengalami bonus demografi, di mana 67,6% penduduk merupakan kelompok usia produktif dan sisanya adalah kelompok anak-anak maupun lanjut usia (lansia).
Oleh sebab itu, generasi muda diharapkan mampu memanfaatkan momen bonus demografi sebagai peluang untuk membawa Indonesia semakin maju dengan tetap memelihara nilai-nilai luhur kebangsaan yang menjadi cita-cita nasional bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu sosialisasi serta membuat gerakan generasi muda guna meningkatkan kesadaran berkebangsaan dan menjawab tantangan global.
Hal itu terungkap dalam seminar bertajuk “Bina Kepemimpinan Nasional Build Your Career and Contribute to Your Nation,” yang diselenggarakan BEM Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI bersama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan Komunitas SDM Muda Indonesia.
Seminar yang diadakan di Auditorium Universitas Persada Indonesia YAI, Jakarta Pusat ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bekerja sama dengan Komunitas SDM Muda Indonesia yang merupakan komunitas generasi muda usia produktif di seluruh Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang persiapan memasuki dunia professional.
Di era globalisasi yang demikian cepat, banyak pengaruh yang masuk serta mewarnai budaya dan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian, agar nilai-nilai luhur kebangsaan tidak menjadi luntur. Secara definisi, nilai kebangsaan diterjemahkan dalam empat parameter, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Untuk itu, SDM Muda Indonesia hadir sebagai motor penggerak melalui penyelenggaraan berbagai seminar bagi generasi muda Indonesia. Seminar ini menghadirkan tiga fasilitator yang membahas pentingnya jiwa nasionalisme dalam diri anak muda Indonesia dan bagaimana nasionalisme berperan penting dalam kepemimpinan seseorang.
Narasumber pertama, konsultan pengembangan Sumber Daya Manusia Irfan Prasatya berbagi informasi tentang bagaimana pentingnya mahasiswa membangun karir yang berjiwa kepemimpinan dan saling toleransi sebagai sarana untuk memperkokoh rasa nasionalisme.
Narasumber berikutnya, dosen Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Frida Medina Hayuputri. Dalam paparannya, Frida menjabarkan cara untuk memiliki jiwa kepemimpinan yang baik sebagai bekal para mahasiswa di dunia profesional kelak.
Sementara narasumber ketiga pebisnis muda yang merupakan pemilik Yayasan Matahari Kecil, Yasser Muhammad Syaiful berbagi tips bagaimana anak muda harus memiliki sekaligus menerapkan rasa nasionalisme yang kuat, sebagaimana yang telah diterapkannya dalam membangun Yayasan Matahari Kecil dengan membantu anak-anak jalanan untuk tetap dapat bersekolah.
Melalui sosialisasi dan gerakan generasi muda guna meningkatkan kesadaran berkebangsaan dan menjawab tantangan global, diharapkan generasi muda Indonesia dapat memaksimalkan potensinya demi kemajuan diri sendiri, masyarakat, serta bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, generasi muda diharapkan mampu memanfaatkan momen bonus demografi sebagai peluang untuk membawa Indonesia semakin maju dengan tetap memelihara nilai-nilai luhur kebangsaan yang menjadi cita-cita nasional bangsa Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu sosialisasi serta membuat gerakan generasi muda guna meningkatkan kesadaran berkebangsaan dan menjawab tantangan global.
Hal itu terungkap dalam seminar bertajuk “Bina Kepemimpinan Nasional Build Your Career and Contribute to Your Nation,” yang diselenggarakan BEM Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI bersama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan Komunitas SDM Muda Indonesia.
Seminar yang diadakan di Auditorium Universitas Persada Indonesia YAI, Jakarta Pusat ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bekerja sama dengan Komunitas SDM Muda Indonesia yang merupakan komunitas generasi muda usia produktif di seluruh Indonesia untuk mengedukasi masyarakat tentang persiapan memasuki dunia professional.
Di era globalisasi yang demikian cepat, banyak pengaruh yang masuk serta mewarnai budaya dan nilai-nilai yang ada di Indonesia. Hal ini harus menjadi perhatian, agar nilai-nilai luhur kebangsaan tidak menjadi luntur. Secara definisi, nilai kebangsaan diterjemahkan dalam empat parameter, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Untuk itu, SDM Muda Indonesia hadir sebagai motor penggerak melalui penyelenggaraan berbagai seminar bagi generasi muda Indonesia. Seminar ini menghadirkan tiga fasilitator yang membahas pentingnya jiwa nasionalisme dalam diri anak muda Indonesia dan bagaimana nasionalisme berperan penting dalam kepemimpinan seseorang.
Narasumber pertama, konsultan pengembangan Sumber Daya Manusia Irfan Prasatya berbagi informasi tentang bagaimana pentingnya mahasiswa membangun karir yang berjiwa kepemimpinan dan saling toleransi sebagai sarana untuk memperkokoh rasa nasionalisme.
Narasumber berikutnya, dosen Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Frida Medina Hayuputri. Dalam paparannya, Frida menjabarkan cara untuk memiliki jiwa kepemimpinan yang baik sebagai bekal para mahasiswa di dunia profesional kelak.
Sementara narasumber ketiga pebisnis muda yang merupakan pemilik Yayasan Matahari Kecil, Yasser Muhammad Syaiful berbagi tips bagaimana anak muda harus memiliki sekaligus menerapkan rasa nasionalisme yang kuat, sebagaimana yang telah diterapkannya dalam membangun Yayasan Matahari Kecil dengan membantu anak-anak jalanan untuk tetap dapat bersekolah.
Melalui sosialisasi dan gerakan generasi muda guna meningkatkan kesadaran berkebangsaan dan menjawab tantangan global, diharapkan generasi muda Indonesia dapat memaksimalkan potensinya demi kemajuan diri sendiri, masyarakat, serta bangsa dan negara.
(cip)