Kesediaan Wiranto Jabat Ketua Wantimpres Disindir Hanura
A
A
A
JAKARTA - Kesediaan Wiranto menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) disindir oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Benny Ramdhani. Bahkan, Benny menduga Wiranto mengalami split personality atau kepribadian ganda.
"Ya bisa dilihat lah mungkin beliau orang yang bisa dikatakan mengalami split personality. Pak Wiranto itu pemimpin pensiunan jenderal yang memiliki split personality," ujar Benny Ramdhani di The City Tower, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).
Dia memberikan contoh, satu sisi Wiranto selalu mengklaim sebagai Dewan Pembina Partai Hanura. Kemudian, kata dia, satu sisi Wiranto menerima jabatan Wantimpres.
Sedangkan undang-undang, lanjut dia, melarang Wantimpres rangkap jabatan. "Itu kelihatan split personality. Artinya kalau benar beliau merasa sebagai Dewan Pembina, mengajukan pengunduran diri dong ke partai. Baru beliau menerima jabatan Wantimpres, misalnya kan atau memilih untuk tetap di partai dan menolak Wantimpres," katanya.
Sejauh ini, tutur dia, tidak pernah ada komunikasi antara pihaknya dengan Wiranto. "Kan beliau (Wiranto-red) juga tidak mau membangun komunikasi dengan kita, bagaimana kita mau membangun komunikasi dengan beliau," jelasnya.
Dia pun membeberkan Wiranto justru mendukung Kubu Daryatmo. "Saat dulu Hanura mengalami konflik beliau memberikan dukungan pada DPP ilegal yang dideklarasikan di Ambhara yang dipimpin oleh Daryatmo-Sudding," tandasnya.
"Ya bisa dilihat lah mungkin beliau orang yang bisa dikatakan mengalami split personality. Pak Wiranto itu pemimpin pensiunan jenderal yang memiliki split personality," ujar Benny Ramdhani di The City Tower, Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).
Dia memberikan contoh, satu sisi Wiranto selalu mengklaim sebagai Dewan Pembina Partai Hanura. Kemudian, kata dia, satu sisi Wiranto menerima jabatan Wantimpres.
Sedangkan undang-undang, lanjut dia, melarang Wantimpres rangkap jabatan. "Itu kelihatan split personality. Artinya kalau benar beliau merasa sebagai Dewan Pembina, mengajukan pengunduran diri dong ke partai. Baru beliau menerima jabatan Wantimpres, misalnya kan atau memilih untuk tetap di partai dan menolak Wantimpres," katanya.
Sejauh ini, tutur dia, tidak pernah ada komunikasi antara pihaknya dengan Wiranto. "Kan beliau (Wiranto-red) juga tidak mau membangun komunikasi dengan kita, bagaimana kita mau membangun komunikasi dengan beliau," jelasnya.
Dia pun membeberkan Wiranto justru mendukung Kubu Daryatmo. "Saat dulu Hanura mengalami konflik beliau memberikan dukungan pada DPP ilegal yang dideklarasikan di Ambhara yang dipimpin oleh Daryatmo-Sudding," tandasnya.
(kri)