Diduga Teroris, Penjual Es Kacang Merah di Papua Ditangkap Polisi
A
A
A
PAPUA - Polres Jayapura dan Brimob Papua menangkap terduga teroris berinisial KWN di BTN Grand Doyo, Kamis (5/12/2019). KWN selama ini dikenal sebagai penjual es kacang merah dan guru mengaji di perumahan tersebut.
Saat ini polisi sedang mengejar empat orang lainnya yang diduga juga terkait kasus yang diselidiki polisi. Adapun empat orang itu diketahui bekerja sebagai penjual ayam geprek di beberapa lokasi di Sentani, Jayapura. (Baca Juga: Indonesia Dinilai Belum Bisa Terbebas dari Masalah Terorisme)
Selain di BTN grand doyo, polisi juga menggeledah warung makan ayam geprek yang berada di samping SPBU Doyo.
Dalam penggeledahan itu, polisi membawa tiga ekor anjing pelacak pada pukul 5 sore WIT. Kediaman dan warung tersebut telah dipasangi police line atau garis polisi. Kelima terduga teroris ini telah dua tahun tinggal di Sentani.
Menurut ketua RT setempat, Andi Trikora, mereka tidak akrab dengan tetangga sekitar. Banyak warga yang mengeluhkan dengan metode pengajarannya karena melarang menyebut kata salam saat mengaji dan dilarang mengikuti Maulid Nabi.
"Tidak ada kecurigaan warga BTN Grand Doyo, mereka kaget saat tadi pagi aparat kepolisian mendatangi rumah terduga teroris dan menangkapnya," katanya Andi.
Menurut dia, keluarga pelaku saat tinggal di BTN tersebut tidak pernah melaporkan diri ke RT dan RW.
Saat ini polisi sedang mengejar empat orang lainnya yang diduga juga terkait kasus yang diselidiki polisi. Adapun empat orang itu diketahui bekerja sebagai penjual ayam geprek di beberapa lokasi di Sentani, Jayapura. (Baca Juga: Indonesia Dinilai Belum Bisa Terbebas dari Masalah Terorisme)
Selain di BTN grand doyo, polisi juga menggeledah warung makan ayam geprek yang berada di samping SPBU Doyo.
Dalam penggeledahan itu, polisi membawa tiga ekor anjing pelacak pada pukul 5 sore WIT. Kediaman dan warung tersebut telah dipasangi police line atau garis polisi. Kelima terduga teroris ini telah dua tahun tinggal di Sentani.
Menurut ketua RT setempat, Andi Trikora, mereka tidak akrab dengan tetangga sekitar. Banyak warga yang mengeluhkan dengan metode pengajarannya karena melarang menyebut kata salam saat mengaji dan dilarang mengikuti Maulid Nabi.
"Tidak ada kecurigaan warga BTN Grand Doyo, mereka kaget saat tadi pagi aparat kepolisian mendatangi rumah terduga teroris dan menangkapnya," katanya Andi.
Menurut dia, keluarga pelaku saat tinggal di BTN tersebut tidak pernah melaporkan diri ke RT dan RW.
(dam)