Wapres Sebut PAUD Terpapar Radikalisme, PKS Minta Dibuktikan Secara Fakta
A
A
A
JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Shohibul Iman ikut berkomentar terkait pernyataan Wakil Presiden, KH. Ma'ruf Amin yang memperkirakan banyak Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang terpapar ajaran radikalisme.
Shohibul meminta agar lontaran-lontaran yang disampaikan pemerintah harus berdasarkan fakta yang jelas. Untuk itu, pemerintah diminta hati-hati karena ini menyangkut masalah yang serius, di mana segala sesuatunya harus berdasarkan kajian dan pertimbangan yang matang.
"Karena kali ada sekadar satu kasus kemudian dilempar, itu terlalu mensimplifikasi, menyederhanakan masalah," kata Shohibul usai bertemu pengurus PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta, Rabu (4/12/2019) malam.
Terkait masalah ini, Shohibul mengaku sependapat dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir bahwa pemerintah jangan gampang menggunakan istilah terpapar. Sebab menurutnya, dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang, semua berpotensi menjadi terpapar.
"Tapi apakah itu semua kemudian menjadi sesuatu yang kita anggap berbahaya? Jadi harus juga ada kadar-kadar yang kita takar gitu, dan seberapa menggejala," ujarnya.
Maka dengan itu, Shohibul mengingatkan pemerintah lebih berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu. "Kita harap pak Wapres yang kebetulan beliau seorang ulama, sangat wise dan paham dengan masalah-masalah seperti itu," ungkapnya.
Shohibul meminta agar lontaran-lontaran yang disampaikan pemerintah harus berdasarkan fakta yang jelas. Untuk itu, pemerintah diminta hati-hati karena ini menyangkut masalah yang serius, di mana segala sesuatunya harus berdasarkan kajian dan pertimbangan yang matang.
"Karena kali ada sekadar satu kasus kemudian dilempar, itu terlalu mensimplifikasi, menyederhanakan masalah," kata Shohibul usai bertemu pengurus PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta, Rabu (4/12/2019) malam.
Terkait masalah ini, Shohibul mengaku sependapat dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir bahwa pemerintah jangan gampang menggunakan istilah terpapar. Sebab menurutnya, dengan perkembangan teknologi yang ada sekarang, semua berpotensi menjadi terpapar.
"Tapi apakah itu semua kemudian menjadi sesuatu yang kita anggap berbahaya? Jadi harus juga ada kadar-kadar yang kita takar gitu, dan seberapa menggejala," ujarnya.
Maka dengan itu, Shohibul mengingatkan pemerintah lebih berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu. "Kita harap pak Wapres yang kebetulan beliau seorang ulama, sangat wise dan paham dengan masalah-masalah seperti itu," ungkapnya.
(pur)