Sambangi Kemensos, Delegasi Nigeria Belajar Sistem Perlindungan Sosial

Selasa, 26 November 2019 - 10:11 WIB
Sambangi Kemensos, Delegasi...
Sambangi Kemensos, Delegasi Nigeria Belajar Sistem Perlindungan Sosial
A A A
JAKARTA - Delegasi Pemerintah Nigeria berkunjung ke Kementerian Sosial RI untuk mengetahui lebih jauh tentang program perlindungan sosial. Indonesia dinilai sebagai negara yang sukses melaksanakan mempercepat penangan kemiskinan melalui program bantuan sosial.

“Delegasi pemerintah Nigeria menjadikan Indonesia sebagai tempat belajar mengenal program-program yang terkait perlindungan sosial. Khususnya untuk melihat langsung dan berdiskusi tentang pelaksanaan PKH, BPNT, SLRT dan SIKS-NG serta Kartu Indonesia Pintar (KIP). Under my leadership, MoSA (Ministry of Social Affairs) will bring social assistance to empowerment. Keluarga Penerima Manfaat (KPM) harus diberikan kegiatan pemberdayaan untuk dapat segera mandiri secara ekonomi,” kata Menteri Sosial Juliari P. Batubara, di sela-sela menyambut delegasi Nigeri, Senin (25/11/2019).

Mensos menyatakan, Indonesia menjadi tujuan kunjungan karena menurut mereka, Indonesia dinilai berhasil dalam penanganan kemiskinan melalui program perlindungan sosial.

Sekretaris Jenderal Hartono Laras menerima delegasi Nigeria yang dipimpin Ketua Delegasi Salomon Musa yang juga Ketua National Social Registry, NASSCO (National Sosial Safety Net Coordinating Office). Hadir mendampingi Sekjen, Kepala Biro Perencanaan Adhy Karyono, Sekretaris Ditjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Nurul Farijati, dan Direktur PFM Wilayah I AM Asnandar.

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal Hartono Laras menyatakan, sebagai negara berkembang, Nigeria juga tengah gencar mendorong program penanganan kemiskinan. Sebagai negara yang tergabung dalam kerja sama negara Selatan-Selatan, selayaknya saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

“Kerja sama kali ini bisa bersifat best practice maupun bagaimana mengatasi kendala yang melingkupi pelaksanaan program perlindungan sosial di negara masing-masing. Kedua negara bisa saling melengkapi dan dapat melakukan perbaikan program menjadi lebih efektif,” katanya.

Kepada delegasi Nigeria, Hartono menjelaskan kemajuan signifikan dari PKH. Indonesia memulai program PKH sejak tahun 2007 dengan hanya 340.000 KPM dan telah berkembang tahun 2019, mencakup 10 juta KPM. Demikian juga dengan bantuan pangan telah menyelesaikan tahap transformasi dari bantuan Rastra menjadi BPNT atau dalam bentuk cashless melalui E-warong untuk sebanyak 15,6 juta KPM.

“Dua program lain yang sedang kami kembangkan adalah pengelolaan basis data melalui aplikasi SIKS-NG dan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) sebagai media untuk memfasilitasi pendaftaran bagi orang miskin yang exclusion error untuk mendapat akses program perlindungan sosial dan program penanganan kemiskinan lainnya,” kata Sekjen.

Kepala Biro Perencanaan Adhy Karyono menyatakan, delegasi Nigeria datang ke Indonesia sebagai negara yang dianggap sudah baik dalam mengembangkan program-program penanganan kemiskinan. Ini sejalan dengan upaya pemerintah Nigeria untuk membangun social protection di negaranya.

Mereka melihat Indonesia sudah membuat langkah maju. “Di Indonesia bantuan sosial yang cakupan penerimanya luas, didukung oleh basis data yang ter-update dengan baik, terintegrasi dengan bantuan sosial pangan bahkan disertai komponen kesehatan, pendidikan, dan sebagainya,” kata Adhy.

Di Indonesia, Kemensos akan memfasilitasi delegasi Nigeria dengan menghadirkan para pejabat terkait di Kemensos untuk memberikan penjelasan terkait berbagai informasi yang dibutuhkan.

“Mereka akan kita ajak untuk melihat bagaimana kebijakan Indonesia dalam membangun sistem koordinasi dan integrasi kebijakan penanganan kemiskinan. Kita akan mengajak mereka melihat sistem call center PKH, pengelolan bantuan pendidikan dengan KIP di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan juga praktik di Kota Bogor,” kata Adhy.

Kata Adhy, Indonesia patut berbangga, sebab ini bukan pertama kali negara asing datang ke Kemensos untuk belajar tentang social protection. Sebelumnya sudah pernah beberapa negara seperti Bangladesh, India dan negara-negara Afrika. “Ini pertanda baik. Sebab sudah berkembang pandangan bahwa untuk belajar social protection yang komprehensif ya ke Indonesia,” kata Adhy.
(alf)
Berita Terkait
Kinerja Kemensos Dinilai...
Kinerja Kemensos Dinilai Sudah Berada di Jalur yang Benar
Hari Pahlawan, Kemensos...
Hari Pahlawan, Kemensos Silaturahmi dan Beri Tunjangan Kehormatan
Peluncuran Program Pejuang...
Peluncuran Program Pejuang Muda Kemensos
Kemensos Dinilai Mampu...
Kemensos Dinilai Mampu Bekerja dengan Baik di Tengah Pandemi
Dikurung Selama 12 Tahun,...
Dikurung Selama 12 Tahun, Perempuan ODGJ di Indramayu Dapat Perhatian Kemensos
Gedung Kementerian Sosial...
Gedung Kementerian Sosial di Salemba Raya Terbakar
Berita Terkini
Wacana Kirim Anak Nakal...
Wacana Kirim Anak Nakal ke Barak Militer Jadi Kebijakan Nasional, JPPI: Ciptakan Generasi Patuh Buta
42 menit yang lalu
Siapa Jenderal Agus...
Siapa Jenderal Agus Subiyanto? Panglima TNI yang Disorot karena Anulir Mutasi 7 Perwira Tinggi
1 jam yang lalu
Polemik Pembinaan Siswa...
Polemik Pembinaan Siswa di Barak, Komisi X DPR: Harus Dikawal Agar Tetap Edukatif
1 jam yang lalu
Dedi Mulyadi Bina Siswa...
Dedi Mulyadi Bina Siswa Nakal di Barak Militer, Maarif Institute: Berpotensi Merusak Sistem Pendidikan
2 jam yang lalu
Penyidik KPK Rossa Purbo...
Penyidik KPK Rossa Purbo Sebut Hasto Talangi Rp400 Juta PAW Harun Masiku
2 jam yang lalu
Revitalisasi Paradigma...
Revitalisasi Paradigma Trilogi Kerukunan untuk Kebutuhan Umat Saat ini
2 jam yang lalu
Infografis
Sistem Perang Elektronik...
Sistem Perang Elektronik Rusia Bikin Senjata NATO Jadi Rongsokan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved