Danseskoal Luncurkan Buku Indonesian Navy, Global Maritime Fulcrum And ASEAN
A
A
A
JAKARTA - Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksda TNI Amarulla Octavian meluncurkan sebuah buku menarik berjudul “Indonesian Navy, Global Maritime Fulcrum And ASEAN” (Baca juga: 150 Mahasiswa Pascasarjana Seskoal Diwisuda)
Buku yang berisi tentang berbagai konsep kemaritiman ini merupakan buah pemikiran dan gagasan Octavian selama pengabdiannya di TNI Angkatan Laut (AL). Wajar jika buku ini sangat relevan dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Tidak hanya itu, buku ini juga bisa menjadi referensi bagi para Perwira Mahasiswa Seskoal menuju World Class Naval College pada 2024. (Baca juga: Merpati Putih Seskoal Unjuk Kebolehan Pada Pembukaan POR PKB Kejuangan 2019)
”Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat yang diberikan selama ini hingga buku ini dapat diterbitkan memenuhi permintaan kalangan akademisi untuk menggali beberapa konsep pemikiran tentang kemaritiman,” ucapnya, Kamis (21/11/2019).
Octavian menjelaskan, buku ini merupakan kumpulan makalah ilmiah yang telah disampaikan pada berbagai forum internasional tentang berbagai aspek ke-Angkatan Laut-an dan kemaritiman. Kedua aspek tersebut adalah wujud keahlian “Center of Excellence” Seskoal yang dijadikan modal akademis menuju World Class Naval College pada 2024. (Baca juga: Seskoal-US Navy Bekali Perwira Tinggi TNI AL Operasi Multinasional)
”Buku ini juga diharapkan bisa menjadi acuan untuk para Perwira Mahasiswa Seskoal, para dosen perguruan tinggi dan masyarakat umum lainnya baik di Indonesia maupun di luar negeri guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas TNI AL, mengoptimalkan kebijakan Poros Maritim Dunia dan kontribusinya bagi kawasan Asia Tenggara,” katanya. (Baca juga: Danseskoal Terima Kenaikan Tingkat Khusus II Merpati Putih)
Perwira Tinggi (Pati) TNI AL ini menjelaskan, pada bagian pertama buku ini membahas peran dan fungsi TNI AL dalam mengemban amanat menjaga kedaulatan laut yurisdiksi nasional. Stabilitas keamanan maritim menjadi konsentrasi utama dalam bentuk berbagai operasi militer baik secara unilateral maupun bilateral atau multilateral.
”Kerja sama internasional merupakan elemen penting yang harus dikembangkan dalam menangani berbagai bentuk ancaman dari kerawanan bencana alam dan dari tindak pidana di laut,” katanya.
Menurut Octaian, kualitas operasi militer harus lebih efektif sekaligus kuantitas operasi militer harus lebih efisien menjadi bagian dari kajian dan tesis para Perwira Mahasiswa Seskoal. TNI AL dituntut berbenah diri mengantisipasi dinamika lingkungan strategis dan perkembangan teknologi yang sangat memengaruhi pola dan macam operasi militer yang digelar.
”Tentunya dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia TNI Angkatan Laut yang profesional dan berkarakter Pancasila bebas dari radikalisme,” ucapnya.
Pada bagian kedua, kata Octavian, buku ini membahas peran serta TNI AL menyukseskan berbagai program pemerintah sesuai dengan visi Poros Maritim Dunia. Selama ribuan tahun Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa bahari, yakni bangsa yang memiliki budaya maritim.
Bahkan Hukum Laut Internasional 1982 menyatakan Indonesia adalah negara kepulauan sehingga sejatinya Bangsa Indonesia tidak saja sebagai bangsa bahari melainkan sebagai bangsa maritim, yakni bangsa yang mampu mengoptimalkan sumber daya lautnya demi kesejahteraan nasional.
Lima tahun terakhir, sambung Octavian, TNI AL dipandang sebagai salah satu agent of change dalam transformasi Bangsa Indonesia menjadi bangsa maritim. Sosialisasi dan implementasi pembangunan nasional berdasarkan visi Poros Maritim Dunia kepada masyarakat baik di dalam negeri maupun luar negeri menjadi tugas TNI AL.
”Berbagai tantangan harus dihadapi dengan strategi yang tepat sesuai indikator “ends” yang terukur jelas, “process” yang transparan dan akuntabel, serta “means” yang terstruktur secara sistematis,” kata Octavian.
Sementara di bagian ketiga buku ini membahas peran penting TNI AL dan geopolitik maritim Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Berbagai inisiatif untuk mempertahankan stabilitas keamanan maritim merupakan agenda eksternal yang membutuhkan kemahiran diplomasi Angkatan Laut. Menurut Octavian, kerja sama dengan Angkatan Laut ASEAN semakin lebih mengemuka tatkala pada 2015 dicanangkan ASEAN Community.
Beberapa program aksi di bawah kerangka ASEAN Political-Security Community dinilai sebagai inovasi TNI AL untuk memperkokoh kesatuan dan soliditas ASEAN menuju Ketahanan Regional di kawasan Asia Tenggara.
Sangat disadari bahwa berbagai inisiatif tersebut tidaklah mudah diterima namun TNI AL berusaha konsisten dalam komitmen menjaga kepentingan nasional Indonesia tetap harmonis dengan kepentingan ASEAN Community dan kepentingan masyarakat internasional.
”Pembahasan menyeluruh ketiga bagian buku secara berurut diharapkan mampu memberikan pemahaman yang holistik dan komprehensif tentang kolaborasi ketiga entitas, TNI Angkatan Laut, Poros Maritim Dunia dan ASEAN,” ujarnya.
Menurut Octavian, pemahaman yang proporsional dapat menjadi perspektif sekaligus paradigma dalam mengembangkan wacana, gagasan dan prakarsa baru untuk meletakkan tatanan dunia terkini menuju ke arah yang lebih baik.
Selain itu, pemahaman yang sama juga dapat dimanfaatkan mengembangkan metodologi baru dalam hubungan internasional antar Angkatan Laut dan antar negara pada skala yang lebih kompleks. ”Maritim adalah masa depan Bangsa Indonesia dan seluruh bangsa lain di planet bumi ini,” ucapnya.
Octavian menyadari, buku ini masih jauh dari kesempurnaan. ”Untuk itu saya mohon maaf atas kesalahan dan kekurangannya. Berbagai saran dan kritik membangun sangat diharapkan sebagai masukan untuk perbaikannya,” kata Octavian.
Octavian juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, dan Wakil Komandan Seskoal baik Laksamana Muda TNI Cokky Hutabarat maupun Laksamana TNI Tatit E. Witjaksono dan Kepala Pusat Kajian Maritim Kolonel Laut (P) Suharto Ladjide serta semua pihak yang telah membantu dengan penuh semangat.
”Penulisan buku ini juga tidak mungkin terselenggara tanpa doa restu dari kedua orang tua dan dukungan dari keluarga, istriku Anna, dan ketiga anakku Jordy, Arya dan Wildan. Terima kasih atas limpahan cinta dan kasih sayangnya yang selama ini tiada hentinya diberikan kepada saya.Kepada para pembaca yang budiman, saya ucapkan selamat membaca buku ini. Semoga bermanfaat,” ujarnya.
Buku yang berisi tentang berbagai konsep kemaritiman ini merupakan buah pemikiran dan gagasan Octavian selama pengabdiannya di TNI Angkatan Laut (AL). Wajar jika buku ini sangat relevan dalam mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Tidak hanya itu, buku ini juga bisa menjadi referensi bagi para Perwira Mahasiswa Seskoal menuju World Class Naval College pada 2024. (Baca juga: Merpati Putih Seskoal Unjuk Kebolehan Pada Pembukaan POR PKB Kejuangan 2019)
”Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkat yang diberikan selama ini hingga buku ini dapat diterbitkan memenuhi permintaan kalangan akademisi untuk menggali beberapa konsep pemikiran tentang kemaritiman,” ucapnya, Kamis (21/11/2019).
Octavian menjelaskan, buku ini merupakan kumpulan makalah ilmiah yang telah disampaikan pada berbagai forum internasional tentang berbagai aspek ke-Angkatan Laut-an dan kemaritiman. Kedua aspek tersebut adalah wujud keahlian “Center of Excellence” Seskoal yang dijadikan modal akademis menuju World Class Naval College pada 2024. (Baca juga: Seskoal-US Navy Bekali Perwira Tinggi TNI AL Operasi Multinasional)
”Buku ini juga diharapkan bisa menjadi acuan untuk para Perwira Mahasiswa Seskoal, para dosen perguruan tinggi dan masyarakat umum lainnya baik di Indonesia maupun di luar negeri guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas TNI AL, mengoptimalkan kebijakan Poros Maritim Dunia dan kontribusinya bagi kawasan Asia Tenggara,” katanya. (Baca juga: Danseskoal Terima Kenaikan Tingkat Khusus II Merpati Putih)
Perwira Tinggi (Pati) TNI AL ini menjelaskan, pada bagian pertama buku ini membahas peran dan fungsi TNI AL dalam mengemban amanat menjaga kedaulatan laut yurisdiksi nasional. Stabilitas keamanan maritim menjadi konsentrasi utama dalam bentuk berbagai operasi militer baik secara unilateral maupun bilateral atau multilateral.
”Kerja sama internasional merupakan elemen penting yang harus dikembangkan dalam menangani berbagai bentuk ancaman dari kerawanan bencana alam dan dari tindak pidana di laut,” katanya.
Menurut Octaian, kualitas operasi militer harus lebih efektif sekaligus kuantitas operasi militer harus lebih efisien menjadi bagian dari kajian dan tesis para Perwira Mahasiswa Seskoal. TNI AL dituntut berbenah diri mengantisipasi dinamika lingkungan strategis dan perkembangan teknologi yang sangat memengaruhi pola dan macam operasi militer yang digelar.
”Tentunya dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia TNI Angkatan Laut yang profesional dan berkarakter Pancasila bebas dari radikalisme,” ucapnya.
Pada bagian kedua, kata Octavian, buku ini membahas peran serta TNI AL menyukseskan berbagai program pemerintah sesuai dengan visi Poros Maritim Dunia. Selama ribuan tahun Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa bahari, yakni bangsa yang memiliki budaya maritim.
Bahkan Hukum Laut Internasional 1982 menyatakan Indonesia adalah negara kepulauan sehingga sejatinya Bangsa Indonesia tidak saja sebagai bangsa bahari melainkan sebagai bangsa maritim, yakni bangsa yang mampu mengoptimalkan sumber daya lautnya demi kesejahteraan nasional.
Lima tahun terakhir, sambung Octavian, TNI AL dipandang sebagai salah satu agent of change dalam transformasi Bangsa Indonesia menjadi bangsa maritim. Sosialisasi dan implementasi pembangunan nasional berdasarkan visi Poros Maritim Dunia kepada masyarakat baik di dalam negeri maupun luar negeri menjadi tugas TNI AL.
”Berbagai tantangan harus dihadapi dengan strategi yang tepat sesuai indikator “ends” yang terukur jelas, “process” yang transparan dan akuntabel, serta “means” yang terstruktur secara sistematis,” kata Octavian.
Sementara di bagian ketiga buku ini membahas peran penting TNI AL dan geopolitik maritim Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Berbagai inisiatif untuk mempertahankan stabilitas keamanan maritim merupakan agenda eksternal yang membutuhkan kemahiran diplomasi Angkatan Laut. Menurut Octavian, kerja sama dengan Angkatan Laut ASEAN semakin lebih mengemuka tatkala pada 2015 dicanangkan ASEAN Community.
Beberapa program aksi di bawah kerangka ASEAN Political-Security Community dinilai sebagai inovasi TNI AL untuk memperkokoh kesatuan dan soliditas ASEAN menuju Ketahanan Regional di kawasan Asia Tenggara.
Sangat disadari bahwa berbagai inisiatif tersebut tidaklah mudah diterima namun TNI AL berusaha konsisten dalam komitmen menjaga kepentingan nasional Indonesia tetap harmonis dengan kepentingan ASEAN Community dan kepentingan masyarakat internasional.
”Pembahasan menyeluruh ketiga bagian buku secara berurut diharapkan mampu memberikan pemahaman yang holistik dan komprehensif tentang kolaborasi ketiga entitas, TNI Angkatan Laut, Poros Maritim Dunia dan ASEAN,” ujarnya.
Menurut Octavian, pemahaman yang proporsional dapat menjadi perspektif sekaligus paradigma dalam mengembangkan wacana, gagasan dan prakarsa baru untuk meletakkan tatanan dunia terkini menuju ke arah yang lebih baik.
Selain itu, pemahaman yang sama juga dapat dimanfaatkan mengembangkan metodologi baru dalam hubungan internasional antar Angkatan Laut dan antar negara pada skala yang lebih kompleks. ”Maritim adalah masa depan Bangsa Indonesia dan seluruh bangsa lain di planet bumi ini,” ucapnya.
Octavian menyadari, buku ini masih jauh dari kesempurnaan. ”Untuk itu saya mohon maaf atas kesalahan dan kekurangannya. Berbagai saran dan kritik membangun sangat diharapkan sebagai masukan untuk perbaikannya,” kata Octavian.
Octavian juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, dan Wakil Komandan Seskoal baik Laksamana Muda TNI Cokky Hutabarat maupun Laksamana TNI Tatit E. Witjaksono dan Kepala Pusat Kajian Maritim Kolonel Laut (P) Suharto Ladjide serta semua pihak yang telah membantu dengan penuh semangat.
”Penulisan buku ini juga tidak mungkin terselenggara tanpa doa restu dari kedua orang tua dan dukungan dari keluarga, istriku Anna, dan ketiga anakku Jordy, Arya dan Wildan. Terima kasih atas limpahan cinta dan kasih sayangnya yang selama ini tiada hentinya diberikan kepada saya.Kepada para pembaca yang budiman, saya ucapkan selamat membaca buku ini. Semoga bermanfaat,” ujarnya.
(cip)