Cara Ganjar Merayu Pemuda yang Mengalami Gangguan Jiwa
A
A
A
BANYUMAS - "Rambute keren nemen, kayak pemain band, kayak penyanyi. Kon pengin nduwe bojo pira, siji apa loro? Loro langsung? (Rambutnya keren banget, seperti pemain band, seperti penyanyi. Kamu pengin punya istri berapa, satu atau dua? Dua langsung?)"
Dengan dialek ngapak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membujuk Supriyono (27) agar mau dirawat di rumah sakit milik Pemprov Jateng. Sejak 2006, anak pertama Tarkam (47) itu mengalami gangguan jiwa. Dan sejak itu pula dia hanya menghuni ruang 1,5 x 1 m di salah satu sudut rumahnya di RT 3 RW 5 Jatisaba Cilongok Banyumas. Bersama Bupati Banyumas Achmad Husein, Ganjar Pranowo langsung menyambangi Supri, Selasa (29/10/2019).
"Kene ceweke seng paling ayu siapa? Ngko langsung tak lamarna (Di sini ceweknya siapa yang paling cantik? Ayo biar langsung kulamarkan)," kata Ganjar.
Kalimat-kalimat rayuan banyak dilontarkan Ganjar kepada Supri agar menerima tawarannya, yakni mau dirawat di RSJ Amino Gondohutomo, Semarang. Kalimat-kalimat rayuan itu bersumber dari hal-hal yang disukai Supri. Selain seorang istri atau minimal kekasih, hal lain yang diajukan pada Supri adalah berbagai bermacam minuman dingin, baju sampai rokok. Semua ditawarkan Ganjar dari luar ruangan kecil berdinding besi, tempat Supri menghabiskan hari-harinya.
Mendengar tawaran-tawaran dari Gubernur berambut putih itu, Supri yang terus memandangi botol berisi susu sambil mengepulkan asap rokok mengiyakan tawaran Ganjar. Jawabannya lirih, seperti mengutarakan hal yang sangat penting.
"Iya. Ngko tak tukatna. (Iya nanti saya belikan)," kata Ganjar.
Tawaran pengobatan memang tidak datang kali ini saja, Jisem (64) tetangga Supri mengatakan setidaknya dua kali Supri dibawa berobat. Sempat pula mendapat bantuan dari Pemkab Banyumas. Namun belum juga menuntaskan kejiwaan Supri. Justru membuat lelaki yang hanya lulus SMP itu sering meraung-raung.
"Kalau pas kumat tetangga-tetangga kan dengar, kasihan ya takut. Lha tapi mau bagaimana lagi?" katanya, sambil mendampingi ibunda Supri yang terus menangis.
Seolah menjawab kegelisahan ibundanya Supri, Ganjar menjelaskan bahwa pengobatan tersebut seluruhnya ditanggung Pemprov. Tidak ada pungutan apapun ke pihak keluarga.
"Gratis semua. Pakaian juga dapat. Obat-obatan dapat. Kalau iya, nanti Supri langsung kita antar ke rumah sakit milik Pemprov," kata Ganjar yang hanya mendapat balasan beberapa anggukan ibundanya Supri.
Supri mulai mengalami gangguan jiwa sepulangnya dari ibukota, mengikuti bapaknya yang jadi kuli bangunan di sana. Jisem mengatakan tidak lama berada di Jakarta, Supri lantas pulang dan terus menerus memohon maaf pada ibunya.
"Semoga saja dengan bantuan dari pak Ganjar ini Supri bisa sembuh, bisa normal. Biar bisa membantu ibunya," katanya.
Dengan dialek ngapak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membujuk Supriyono (27) agar mau dirawat di rumah sakit milik Pemprov Jateng. Sejak 2006, anak pertama Tarkam (47) itu mengalami gangguan jiwa. Dan sejak itu pula dia hanya menghuni ruang 1,5 x 1 m di salah satu sudut rumahnya di RT 3 RW 5 Jatisaba Cilongok Banyumas. Bersama Bupati Banyumas Achmad Husein, Ganjar Pranowo langsung menyambangi Supri, Selasa (29/10/2019).
"Kene ceweke seng paling ayu siapa? Ngko langsung tak lamarna (Di sini ceweknya siapa yang paling cantik? Ayo biar langsung kulamarkan)," kata Ganjar.
Kalimat-kalimat rayuan banyak dilontarkan Ganjar kepada Supri agar menerima tawarannya, yakni mau dirawat di RSJ Amino Gondohutomo, Semarang. Kalimat-kalimat rayuan itu bersumber dari hal-hal yang disukai Supri. Selain seorang istri atau minimal kekasih, hal lain yang diajukan pada Supri adalah berbagai bermacam minuman dingin, baju sampai rokok. Semua ditawarkan Ganjar dari luar ruangan kecil berdinding besi, tempat Supri menghabiskan hari-harinya.
Mendengar tawaran-tawaran dari Gubernur berambut putih itu, Supri yang terus memandangi botol berisi susu sambil mengepulkan asap rokok mengiyakan tawaran Ganjar. Jawabannya lirih, seperti mengutarakan hal yang sangat penting.
"Iya. Ngko tak tukatna. (Iya nanti saya belikan)," kata Ganjar.
Tawaran pengobatan memang tidak datang kali ini saja, Jisem (64) tetangga Supri mengatakan setidaknya dua kali Supri dibawa berobat. Sempat pula mendapat bantuan dari Pemkab Banyumas. Namun belum juga menuntaskan kejiwaan Supri. Justru membuat lelaki yang hanya lulus SMP itu sering meraung-raung.
"Kalau pas kumat tetangga-tetangga kan dengar, kasihan ya takut. Lha tapi mau bagaimana lagi?" katanya, sambil mendampingi ibunda Supri yang terus menangis.
Seolah menjawab kegelisahan ibundanya Supri, Ganjar menjelaskan bahwa pengobatan tersebut seluruhnya ditanggung Pemprov. Tidak ada pungutan apapun ke pihak keluarga.
"Gratis semua. Pakaian juga dapat. Obat-obatan dapat. Kalau iya, nanti Supri langsung kita antar ke rumah sakit milik Pemprov," kata Ganjar yang hanya mendapat balasan beberapa anggukan ibundanya Supri.
Supri mulai mengalami gangguan jiwa sepulangnya dari ibukota, mengikuti bapaknya yang jadi kuli bangunan di sana. Jisem mengatakan tidak lama berada di Jakarta, Supri lantas pulang dan terus menerus memohon maaf pada ibunya.
"Semoga saja dengan bantuan dari pak Ganjar ini Supri bisa sembuh, bisa normal. Biar bisa membantu ibunya," katanya.
(atk)