Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira, Tokoh Walubi Tutup Usia
A
A
A
JAKARTA - Koordinator Dewan Sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira tutup usia. Umat Buddha Indonesia kehilangan sosok pemimpin agama Buddha yang berwibawa.
Almarhum Bhiksu Tadisa menghembuskan nafas terakhirnya setelah melaksanakan doa bersama tujuh lintas agama untuk Indonesia yang digelar di Area Silang Monas pada Jumat 16 Oktober 2019 yang lalu. Dalam acara tersebut dirinya hadir sebagai perwakilan tokoh umat Buddha Indonesia.
Doa bersama saling bergantian memohon kelancaran pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2019, mengajak umat Buddha dan bangsa Indonesia, juga melakukan doa Bersama di seluruh Tanah Air, serta juga mendoakan kelancaran kepemimpinan nasional lima tahun mendatang (2019-2024) dan sepanjang masa.
Almarhum Bhiksu Tadisa mendoakan agar Indonesia maju dan sejahtera, harmonis serta berjaya selama-lamanya, tidak tertinggal dari negara-negara lain di dunia. Membangun ekonomi yang terus berkembang dipimpin oleh pemerintahan yang bersih, terampil meningkatkan investasi, perluasan lapangan kerja, memajukan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Umat Buddha sangat kehilangan seorang contoh teladan, sehingga pengabdian dan karya baktinya dapat dikenang oleh umat Buddha khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya," dalam siaran pers Walubi yang diterima SINDOnews, Rabu (23/10/2019).
Semasa hidupnya, Almarhum Bhiksu Tadisa dikenang sebagai sosok yang selalu mengajarkan kasih sayang kepada semua umat dan juga salah seorang tokoh pemuka agama Buddha yang aktif menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dirinya juga berperan penting dalam mendirikan Vihara Bodhi Dharma Loka yang berlokasi di Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat ini, jenazah Bhiksu Tadisa disemayamkan di Hall C2 JIExpo Kemayoran, Jakarta. Untuk selanjutnya pada hari ini akan digelar prosesi malam kembang sebelum nantinya jenazah akan dikremasikan di Krematorium Grand Heaven, Pluit, Kamis (24/10/2019).
Almarhum Bhiksu Tadisa menghembuskan nafas terakhirnya setelah melaksanakan doa bersama tujuh lintas agama untuk Indonesia yang digelar di Area Silang Monas pada Jumat 16 Oktober 2019 yang lalu. Dalam acara tersebut dirinya hadir sebagai perwakilan tokoh umat Buddha Indonesia.
Doa bersama saling bergantian memohon kelancaran pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2019, mengajak umat Buddha dan bangsa Indonesia, juga melakukan doa Bersama di seluruh Tanah Air, serta juga mendoakan kelancaran kepemimpinan nasional lima tahun mendatang (2019-2024) dan sepanjang masa.
Almarhum Bhiksu Tadisa mendoakan agar Indonesia maju dan sejahtera, harmonis serta berjaya selama-lamanya, tidak tertinggal dari negara-negara lain di dunia. Membangun ekonomi yang terus berkembang dipimpin oleh pemerintahan yang bersih, terampil meningkatkan investasi, perluasan lapangan kerja, memajukan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Umat Buddha sangat kehilangan seorang contoh teladan, sehingga pengabdian dan karya baktinya dapat dikenang oleh umat Buddha khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya," dalam siaran pers Walubi yang diterima SINDOnews, Rabu (23/10/2019).
Semasa hidupnya, Almarhum Bhiksu Tadisa dikenang sebagai sosok yang selalu mengajarkan kasih sayang kepada semua umat dan juga salah seorang tokoh pemuka agama Buddha yang aktif menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dirinya juga berperan penting dalam mendirikan Vihara Bodhi Dharma Loka yang berlokasi di Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat ini, jenazah Bhiksu Tadisa disemayamkan di Hall C2 JIExpo Kemayoran, Jakarta. Untuk selanjutnya pada hari ini akan digelar prosesi malam kembang sebelum nantinya jenazah akan dikremasikan di Krematorium Grand Heaven, Pluit, Kamis (24/10/2019).
(kri)