Mendikbud Muhadjir Effendy: PKN Akan Jadi Even Tahunan
A
A
A
JAKARTA - Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) resmi digelar selama sepekan. PKN direncanakan menjadi even kebudayaan tahunan yang bisa mempromosikan kedigdayaan budaya Indonesia ke dunia. Sesjen Kemendikbud Didik Suhardi mengatakan, PKN yang digelar pada 7-13 Oktober di Istora Senayan ini bisa menjadi agenda wisata yang bisa dipromosikan keluar negeri.
“Hari ini PKN (dimulai). Kami harap bisa menjadi calender of event. Tanggalnya sudah pasti dan bisa dipromosikan ke para pelancong dalam dan luar negeri,” tandas Didik saat kickoff PKN di Istora Senayan, Jakarta, kemarin. Dia berharap, PKN bisa menjadi pengisi kalender tahunan kebudayaan. Dengan kekayaan budaya semacam ini, ujarnya, Indonesia adalah surga bagi para pelancong ataupun wisatawan dunia.
“Ini suatu saat bisa jadi even internasional yang bisa mengundang tamu-tamu dari negara asing,” ujarnya. PKN akan menyuguhkan lima kegiatan utama, di antaranya kompetisi permainan rakyat, konferensi pemajuan kebudayaan, eksibisi kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, dan pawai budaya. Kemendikbud memperkirakan bakal ada 15.000 pengunjung setiap hari yang akan hadir.
Empat panggung utama pun sudah disiapkan dalam acara tersebut. Yakni Panggung Nusantara, Panggung Kaebauk, Panggung Siger, dan Panggung Guyub. Masing-masing panggung punya agenda menarik. Pekan Kebudayaan Nasional mengusung tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia”. Tema tersebut mengacu pada stanza kedua lagu Indonesia Raya tiga Stanza Marilah kita Mendoa, Indonesia Bahagia.
Pemilihan tema tersebut pun sesuai dengan pidato Presiden Joko Widodo pada penutupan Kongres Kebudayaan Indonesia yang lalu bahwa inti dari kebudayaan adalah kegembiraan. Kedigdayaan budaya Indonesia juga akan ditampilkan pada pawai budaya yang diikuti 10.000 peserta dengan koreografi Denny Malik. Pawai ini dimulai dari gedung MPR/DPR jalan kawasan Senayan dan berakhir di kantor Kemendikbud.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid juga berharap PKN bisa dilaksanakan setiap tahun sebagai kalender kebudayaan. Namun agar lebih memajukan kebudayaan di tingkat daerah, maka pekan kebudayaan juga diharapkan bisa berjenjang di setiap daerah.
“Walaupun ini disebut PKN, namun seharunya ada pekan kebudayaan daerah, tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Sekarang ini sudah ada 26 provinsi yang terlibat, selanjutnya di masa mendatang kabupaten/kota juga akan mulai bisa terlibat,” ungkapnya. PKN digelar berdasarkan hasil dari Kongres Kebudayaan yang digelar tahun lalu.
Hilmar menerangkan, pada saat kongres disimpulkan bahwa diperlukan kegiatan yang mempertemukan semua unsur masyarakat yang menggunakan bahasa kebudayaan. Sehingga, dalam pertemuan itu informasi mengenai budaya bisa tersampaikan luas dan juga memperkenalkan budaya agar bisa dilestarikan masyarakat.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, PKN akan menjadi perhelatan kebudayaan tahunan dan berjenjang agar pemerintah daerah bisa turut terlibat. Menurut dia, ke depan ajang PKN akan dijadikan bagian dari wisata budaya nasional. “Nanti akan menjadi even setingkat festival Pasadena dan juga di beberapa negara Eropa yang sudah membangun tradisi ini, sementara (diselenggarakan) di Jakarta dahulu,” ujarnya.
“Hari ini PKN (dimulai). Kami harap bisa menjadi calender of event. Tanggalnya sudah pasti dan bisa dipromosikan ke para pelancong dalam dan luar negeri,” tandas Didik saat kickoff PKN di Istora Senayan, Jakarta, kemarin. Dia berharap, PKN bisa menjadi pengisi kalender tahunan kebudayaan. Dengan kekayaan budaya semacam ini, ujarnya, Indonesia adalah surga bagi para pelancong ataupun wisatawan dunia.
“Ini suatu saat bisa jadi even internasional yang bisa mengundang tamu-tamu dari negara asing,” ujarnya. PKN akan menyuguhkan lima kegiatan utama, di antaranya kompetisi permainan rakyat, konferensi pemajuan kebudayaan, eksibisi kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, dan pawai budaya. Kemendikbud memperkirakan bakal ada 15.000 pengunjung setiap hari yang akan hadir.
Empat panggung utama pun sudah disiapkan dalam acara tersebut. Yakni Panggung Nusantara, Panggung Kaebauk, Panggung Siger, dan Panggung Guyub. Masing-masing panggung punya agenda menarik. Pekan Kebudayaan Nasional mengusung tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia”. Tema tersebut mengacu pada stanza kedua lagu Indonesia Raya tiga Stanza Marilah kita Mendoa, Indonesia Bahagia.
Pemilihan tema tersebut pun sesuai dengan pidato Presiden Joko Widodo pada penutupan Kongres Kebudayaan Indonesia yang lalu bahwa inti dari kebudayaan adalah kegembiraan. Kedigdayaan budaya Indonesia juga akan ditampilkan pada pawai budaya yang diikuti 10.000 peserta dengan koreografi Denny Malik. Pawai ini dimulai dari gedung MPR/DPR jalan kawasan Senayan dan berakhir di kantor Kemendikbud.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid juga berharap PKN bisa dilaksanakan setiap tahun sebagai kalender kebudayaan. Namun agar lebih memajukan kebudayaan di tingkat daerah, maka pekan kebudayaan juga diharapkan bisa berjenjang di setiap daerah.
“Walaupun ini disebut PKN, namun seharunya ada pekan kebudayaan daerah, tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Sekarang ini sudah ada 26 provinsi yang terlibat, selanjutnya di masa mendatang kabupaten/kota juga akan mulai bisa terlibat,” ungkapnya. PKN digelar berdasarkan hasil dari Kongres Kebudayaan yang digelar tahun lalu.
Hilmar menerangkan, pada saat kongres disimpulkan bahwa diperlukan kegiatan yang mempertemukan semua unsur masyarakat yang menggunakan bahasa kebudayaan. Sehingga, dalam pertemuan itu informasi mengenai budaya bisa tersampaikan luas dan juga memperkenalkan budaya agar bisa dilestarikan masyarakat.
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, PKN akan menjadi perhelatan kebudayaan tahunan dan berjenjang agar pemerintah daerah bisa turut terlibat. Menurut dia, ke depan ajang PKN akan dijadikan bagian dari wisata budaya nasional. “Nanti akan menjadi even setingkat festival Pasadena dan juga di beberapa negara Eropa yang sudah membangun tradisi ini, sementara (diselenggarakan) di Jakarta dahulu,” ujarnya.
(don)