KLHK Segel 62 Lahan Perusahaan Yang Terbakar
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum KLHK telah mengambil langkah tegas dengan melakukan penyegelan terhadap 62 lahan perusahaan yang terbakar. Angka tersebut meningkat dari sebelumnya yang disegel hanya 56 lahan pada 25 September 2019.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, langkah tegas KLHK ini untuk menanggapi tuntutan masyarakat agar pelaku pembakaran hutan dan lahan (karhutla) diberi sanksi hukum tegas. “Selain upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang selama ini dilakukan, penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam karhutla juga terus digencarkan,” tandas Siti Nurbaya di Jakarta, kemarin.
Mengenai hotspot atau titik panas, Siti Nurbaya mengatakan, Satelit Modis yang digunakan BMKG yang menjadi standar kondisi cuaca di ASEAN menunjukkan pada 23 September 2019 jumlahnya seluruh Indonesia mencapai 1.374 titik. Di mana di Riau terdapat 134 titik, Jambi 324 titik, Sumatera Selatan 337 titik, Kalimantan Barat 20 titik, Kalimantan Tengah 279 titik, Kalimantan Selatan 49 titik, serta Kalimantan Timur 11 titik.
Kemudian kondisi pada 25 September 2019, Riau dan enam wilayah prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan nasional lainnya semuanya mengalami penurunan. Siti Nurbaya juga mengatakan, upaya pemerintah untuk menurunkan hotspot dengan pemadaman darat dan paralel dengan waterbombing yang sudah menjatuhkan air sebanyak 318 juta liter air diiringi dengan hujan buatan yang menyemai lebih dari 211 ton garam pada titik-titik awan dengan guadance BMKG sudah menemui hasil.
Bila dihitung secara nasional, lanjutnya, jumlah titik api pada 25 September 2019 sudah menurun drastis. Yakni tinggal 554 titik dengan sebaran Riau 68 titik, Jambi 15 titik, Sumatera Selatan 13 titik, Kalimantan Barat 9 titik, Kalimantan Tengah 268 titik, Kalimantan Selatan 39 titik, Kalimantan Timur 60 titik. Selanjutnya pada 26 September, Satelit Modis menangkap kenaikan jumlah titik api.
Di mana pada pukul 18.55 WIB, setelit mencatat ada 915 titik api seluruh Indonesia dengan sebaran Riau tanpa titik api, Jambi 33 titik api, Sumatera Selatan 18 titik api, Kalimantan Barat 59 titik api, Kalimantan Tengah 674 titik api, Kalimantan Selatan 28 titik api, Kalimantan Timur 38 titik api.
Setelah itu terjadi penurunan kembali terjadi pada Jumat (27/9) pukul 22.12 WIB. Satelit mencatat ada 223 titik panas di seluruh Indonesia di mana Riau hanya 9 titik, Jambi 96 titik, terdapat 8 titik panas di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat 1 titik, Kalimantan Tengah 1 titik panas, Kalimantan Selatan 1 titik panas, Kalimantan Timur 33 titik panas.
Pada Sabtu (28/9) pukul 06.02 WIB, tren penurunan kembali terjadi. Terdapat 136 titik panas di seluruh Indonesia. Khusus di wilayah rawan karhutla di Riau terdapat 2 titik, Jambi 17 titik, Sumatera Selatan 3 titik, Kalimantan Barat tidak ditemukan titik panas, Kalimantan Tengah terdapat 4 titik, Kalimantan Selatan 1 titik, dan Kalimantan Timur terdapat 27 titik.
Sementara pantauan Minggu (29/9), sebagian wilayah mengalami kenaikan jumlah hotspot, yaitu Jambi 34 titik, Sumsel 50 titik, Kalbar 2 titik, Kalteng 48 titik, dan Kalsel 31 titik. Beberapa daerah rawan karhutla juga ada yang mengalami penurunan hotspot yaitu Riau 1 titik dan Kaltim 14 titik. Pantauan hotspot seluruh Indonesia per hari Minggu (29/9) pukul 08.15 WIB yaitu 263 titik.
Terhadap wilayah yang mengalami kenaikan hotspot, Menteri LHK sudah meminta perhatian para gubernur agar terus memantau serta memberi arahan untuk satgas dan tim lapangan. Sementara BPPT, BMKG, BNPB, TNI dan POLRI serta kementerian/ lembaga terkait terus melakukan kegiatan sesuai bidang tugasnya.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, langkah tegas KLHK ini untuk menanggapi tuntutan masyarakat agar pelaku pembakaran hutan dan lahan (karhutla) diberi sanksi hukum tegas. “Selain upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang selama ini dilakukan, penegakan hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam karhutla juga terus digencarkan,” tandas Siti Nurbaya di Jakarta, kemarin.
Mengenai hotspot atau titik panas, Siti Nurbaya mengatakan, Satelit Modis yang digunakan BMKG yang menjadi standar kondisi cuaca di ASEAN menunjukkan pada 23 September 2019 jumlahnya seluruh Indonesia mencapai 1.374 titik. Di mana di Riau terdapat 134 titik, Jambi 324 titik, Sumatera Selatan 337 titik, Kalimantan Barat 20 titik, Kalimantan Tengah 279 titik, Kalimantan Selatan 49 titik, serta Kalimantan Timur 11 titik.
Kemudian kondisi pada 25 September 2019, Riau dan enam wilayah prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan nasional lainnya semuanya mengalami penurunan. Siti Nurbaya juga mengatakan, upaya pemerintah untuk menurunkan hotspot dengan pemadaman darat dan paralel dengan waterbombing yang sudah menjatuhkan air sebanyak 318 juta liter air diiringi dengan hujan buatan yang menyemai lebih dari 211 ton garam pada titik-titik awan dengan guadance BMKG sudah menemui hasil.
Bila dihitung secara nasional, lanjutnya, jumlah titik api pada 25 September 2019 sudah menurun drastis. Yakni tinggal 554 titik dengan sebaran Riau 68 titik, Jambi 15 titik, Sumatera Selatan 13 titik, Kalimantan Barat 9 titik, Kalimantan Tengah 268 titik, Kalimantan Selatan 39 titik, Kalimantan Timur 60 titik. Selanjutnya pada 26 September, Satelit Modis menangkap kenaikan jumlah titik api.
Di mana pada pukul 18.55 WIB, setelit mencatat ada 915 titik api seluruh Indonesia dengan sebaran Riau tanpa titik api, Jambi 33 titik api, Sumatera Selatan 18 titik api, Kalimantan Barat 59 titik api, Kalimantan Tengah 674 titik api, Kalimantan Selatan 28 titik api, Kalimantan Timur 38 titik api.
Setelah itu terjadi penurunan kembali terjadi pada Jumat (27/9) pukul 22.12 WIB. Satelit mencatat ada 223 titik panas di seluruh Indonesia di mana Riau hanya 9 titik, Jambi 96 titik, terdapat 8 titik panas di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat 1 titik, Kalimantan Tengah 1 titik panas, Kalimantan Selatan 1 titik panas, Kalimantan Timur 33 titik panas.
Pada Sabtu (28/9) pukul 06.02 WIB, tren penurunan kembali terjadi. Terdapat 136 titik panas di seluruh Indonesia. Khusus di wilayah rawan karhutla di Riau terdapat 2 titik, Jambi 17 titik, Sumatera Selatan 3 titik, Kalimantan Barat tidak ditemukan titik panas, Kalimantan Tengah terdapat 4 titik, Kalimantan Selatan 1 titik, dan Kalimantan Timur terdapat 27 titik.
Sementara pantauan Minggu (29/9), sebagian wilayah mengalami kenaikan jumlah hotspot, yaitu Jambi 34 titik, Sumsel 50 titik, Kalbar 2 titik, Kalteng 48 titik, dan Kalsel 31 titik. Beberapa daerah rawan karhutla juga ada yang mengalami penurunan hotspot yaitu Riau 1 titik dan Kaltim 14 titik. Pantauan hotspot seluruh Indonesia per hari Minggu (29/9) pukul 08.15 WIB yaitu 263 titik.
Terhadap wilayah yang mengalami kenaikan hotspot, Menteri LHK sudah meminta perhatian para gubernur agar terus memantau serta memberi arahan untuk satgas dan tim lapangan. Sementara BPPT, BMKG, BNPB, TNI dan POLRI serta kementerian/ lembaga terkait terus melakukan kegiatan sesuai bidang tugasnya.
(don)