Anggota DPD Asri Anas: Marwah DPD Harus Dikembalikan
A
A
A
JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Muhammad Asri Anas menilai DPD di bawah kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) saat ini tidak terlihat keberhasilannya, justru sebaliknya.
Karena itu, siapapun yang kelak terpilih sebagai pimpinan DPD 2019-2024 harus bisa memperbaiki keadaan saat ini.
"Marwah DPD harus dikembalikan. Perbaikilah DPD agar kembali ke rel yang benar," kata Senator asal Sulawesi Barat itu, dalam diskusi bertema “Membedah Tata Tertib DPD RI” di Century Park Hotel, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Selain Asri Anas, diskusi juga menghadirkan pembicara Prof Dr John Pieris, Dr La Ode Ida, Feri Amsari, dan Fahira Idris.
Anas menilai DPD saat ini sarat kepentingan kelompok tertentu. Tatib dibuat, diutak-atik untuk kepentingan kelompok tertentu.
Tatib yang menjadi polemik ini memang mengundang kericuhan saat disahkan pada Sidang Paripurna di Gedung DPD, Rabu, 18 September lalu. Kericuhan terjadi ketika sejumlah anggota melontarkan interupsi saat Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD Mervin Sadipun Komber hendak menyampailan laporan.
Kericuhan diperparah ketika pimpinan sidang, Akhmad Muqowam, tidak mengindahkan interupsi yang disampaikan oleh sejumlah anggota DPD.
Meski hujan protes bermunculan, Akhmad Muqowam terlihat tetap mengetuk palu sebagai tanda Tatib periode mendatang telah disahkan.
Jauh hari sebelum Sidang Paripurna, 18 September, masalah perubahan Tatib sudah ramai dipersoalkan, karena isinya hanya ingin menjegal calon tertentu yang berniat maju dalam proses pemilihan pimpinan DPD nanti.
Karena itu, siapapun yang kelak terpilih sebagai pimpinan DPD 2019-2024 harus bisa memperbaiki keadaan saat ini.
"Marwah DPD harus dikembalikan. Perbaikilah DPD agar kembali ke rel yang benar," kata Senator asal Sulawesi Barat itu, dalam diskusi bertema “Membedah Tata Tertib DPD RI” di Century Park Hotel, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Selain Asri Anas, diskusi juga menghadirkan pembicara Prof Dr John Pieris, Dr La Ode Ida, Feri Amsari, dan Fahira Idris.
Anas menilai DPD saat ini sarat kepentingan kelompok tertentu. Tatib dibuat, diutak-atik untuk kepentingan kelompok tertentu.
Tatib yang menjadi polemik ini memang mengundang kericuhan saat disahkan pada Sidang Paripurna di Gedung DPD, Rabu, 18 September lalu. Kericuhan terjadi ketika sejumlah anggota melontarkan interupsi saat Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD Mervin Sadipun Komber hendak menyampailan laporan.
Kericuhan diperparah ketika pimpinan sidang, Akhmad Muqowam, tidak mengindahkan interupsi yang disampaikan oleh sejumlah anggota DPD.
Meski hujan protes bermunculan, Akhmad Muqowam terlihat tetap mengetuk palu sebagai tanda Tatib periode mendatang telah disahkan.
Jauh hari sebelum Sidang Paripurna, 18 September, masalah perubahan Tatib sudah ramai dipersoalkan, karena isinya hanya ingin menjegal calon tertentu yang berniat maju dalam proses pemilihan pimpinan DPD nanti.
(vhs)