Munas Dinilai Bisa Jadi Reformasi Partai Golkar Jilid 2
A
A
A
JAKARTA - Kader Partai Golkar, Ridwan Hisjam mengatakan partainya sudah berhasil menempatkan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin untuk periode 2019-2024.
Ridwan menyarankan saatnya kader Golkar fokus kembali ke internal Golkar dalam menyiapkan Pemilu 2024 nanti. Menurut dia, siapa pun Presidennya, embrio dan gen Golkar tetap merapat ke pemerintahan.
"Ke depan, melihat partai Golkar selanjutnya harus ada reformasi Partai Golkar jilid kedua. Kapan itu reformasi? Pada saat munas yang akan datang," ujar Ridwan dalam diskusi bertajuk Menyongsong Kepemimpinan Partai Golkar menjelang Pemilu 2024 di Cafe Upnormal, Cikini, Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Dia menambahkan, reformasi jilid II Golkar yang dimaksud adalah partai harus melakukan perubahan-perubahan dari sisi kelembagaan partai maupun dalam menghadapi era industri 4.0.
Mantan Ketua DPW Partai Golkar Jawa Timur ini mengatakan, reformasi Jilid I Golkar telah dimulai sejak partai ini dipimpin Akbar Tanjung.
Saat itu, kata dia, Golkar mampu menjadi partai mandiri sekalipun dihakimi massa karena kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal ini menurut dia berbanding terbalik dengan kondisi saat ini di mana suara dan raihan kursi Golkar terus mengalami penurunan.
Selain itu, ia menyarankan ke depan, partai berlambang pohon beringin ini harus mampu menjadi partai modern. Hal ini perlu dilakukan mengingat Golkar diuntungkan dengan siklus politik 20 tahunan yang terjadi pada 2024 nanti.
Dalam hal ini, Ridwan menilai, Golkar harus memanfaatkan bonus demografi pemilih yang potensial pada 2024.
Dia menegaskan partai harus mengedepankan check and re-check. Kalau sebelumnya keputusan dari atas ke bawah. "Kalau sekarang ada keputusan dari atas ya harus dicek dulu, benar enggak, kalau enggak bener ya kembalikan, perbaiki. Nah itulah paradigma baru yang dikembangkan oleh bang Akbar (Tandjung) sehingga partai Golkar menjadi partai yang kuat saat itu. Akhirnya pada 2004 menjadi pemenang pemilu kembali, karena paradigma baru itu dijalankan," tandasnya
Ridwan menyarankan saatnya kader Golkar fokus kembali ke internal Golkar dalam menyiapkan Pemilu 2024 nanti. Menurut dia, siapa pun Presidennya, embrio dan gen Golkar tetap merapat ke pemerintahan.
"Ke depan, melihat partai Golkar selanjutnya harus ada reformasi Partai Golkar jilid kedua. Kapan itu reformasi? Pada saat munas yang akan datang," ujar Ridwan dalam diskusi bertajuk Menyongsong Kepemimpinan Partai Golkar menjelang Pemilu 2024 di Cafe Upnormal, Cikini, Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Dia menambahkan, reformasi jilid II Golkar yang dimaksud adalah partai harus melakukan perubahan-perubahan dari sisi kelembagaan partai maupun dalam menghadapi era industri 4.0.
Mantan Ketua DPW Partai Golkar Jawa Timur ini mengatakan, reformasi Jilid I Golkar telah dimulai sejak partai ini dipimpin Akbar Tanjung.
Saat itu, kata dia, Golkar mampu menjadi partai mandiri sekalipun dihakimi massa karena kepemimpinan Presiden Soeharto. Hal ini menurut dia berbanding terbalik dengan kondisi saat ini di mana suara dan raihan kursi Golkar terus mengalami penurunan.
Selain itu, ia menyarankan ke depan, partai berlambang pohon beringin ini harus mampu menjadi partai modern. Hal ini perlu dilakukan mengingat Golkar diuntungkan dengan siklus politik 20 tahunan yang terjadi pada 2024 nanti.
Dalam hal ini, Ridwan menilai, Golkar harus memanfaatkan bonus demografi pemilih yang potensial pada 2024.
Dia menegaskan partai harus mengedepankan check and re-check. Kalau sebelumnya keputusan dari atas ke bawah. "Kalau sekarang ada keputusan dari atas ya harus dicek dulu, benar enggak, kalau enggak bener ya kembalikan, perbaiki. Nah itulah paradigma baru yang dikembangkan oleh bang Akbar (Tandjung) sehingga partai Golkar menjadi partai yang kuat saat itu. Akhirnya pada 2004 menjadi pemenang pemilu kembali, karena paradigma baru itu dijalankan," tandasnya
(dam)