Pekan Kebudayaan Nasional Tampilkan Kedigdayaan Budaya Indonesia

Senin, 16 September 2019 - 07:39 WIB
Pekan Kebudayaan Nasional Tampilkan Kedigdayaan Budaya Indonesia
Pekan Kebudayaan Nasional Tampilkan Kedigdayaan Budaya Indonesia
A A A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menggelar Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) pada Oktober nanti. Gelar kebudayaan yang pertama kali diadakan ini akan menampilkan khazanah dan kedigdayaan budaya Indonesia.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengatakan, PKN akan digelar 7-13 Oktober dengan rangkaian lima kegiatan utama yaitu kompetisi permainan rakyat, konferensi pemajuan kebudayaan, ekshibisi kebudayaan, pergelaran karya budaya bangsa, dan pawai budaya. Hilmar mengatakan, PKN yang digelar di Istora Senayan diperkirakan menyedot 15.000 pengunjung per harinya.

“PKN merupakan wujud implementasi dari agenda strategi pemajuan kebudayaan dalam Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2019, yakni menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif,” tandas Hilmar pada konferensi pers PKN di kantor Kemendikbud, kemarin.

Dia mengatakan, PKN rencananya digelar setiap dua tahun sekali. PKN merupakan rangkaian aktivitas kebudayaan yang bergerak dari desa sampai ke ibu kota dengan menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya, mendorong interaksi untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif, serta melindungi dan mengembangkan nilai ekspresi dan praktik kebudayaan nasional.

Hilmar mengungkapkan, pada agenda pawai budaya nantinya akan disediakan beberapa tribun di titik-titik jalan yang akan dilalui puluhan ribu peserta pawai. Selain itu yang menarik lagi adalah ada kompetisi permainan rakyat yang melibatkan banyak pihak. Mulai dari pejabat hingga anak-anak sekolah.

Sejumlah permainan rakyat yang dilombakan antara lain Gobak Sodor, Terompah Panjang, Egrang, dan Lari Balok. Dia menilai, adanya permainan rakyat yang dilakukan di tengah kaum urban seperti di Jakarta ini justru akan menimbulkan interaksi yang menghibur. Selain itu juga akan dibangun panggung anak yang akan memperdengarkan lagu-lagu anak dari para anak-anak Paud hingga SD.

“Pemerintah ingin agar anak-anak bisa mengenal bahkan menyanyikan lagu-lagu anak karena anak-anak saat ini banyak terkontaminasi lagu yang tidak sesuai umurnya. Panggung ini adalah kesempatan secara nasional untuk kembali mengangkat lagu untuk anak,” tandasnya.

Adapun pada penyelenggaraannya yang pertama kalinya, Pekan Kebudayaan Nasional mengusung tema “Ruang Bersama Indonesia Bahagia”. Tema tersebut mengacu pada stanza kedua lagu Indonesia Raya, tiga stanza Marilah Kita Mendoa, Indonesia Bahagia. Pemilihan tema tersebut pun sesuai dengan pidato Presiden Joko Widodo pada penutupan Kongres Kebudayaan Indonesia yang lalu bahwa inti dari kebudayaan adalah kegembiraan.

Desain dan tata ruang pada penyelenggaraan PKN pun tak lepas dari khazanah budaya Indonesia. Secara konsep, visual ruang luar area Istora Senayan nantinya akan didesain dengan mengambil simbol-simbol budaya yang dimiliki Indonesia. Koreografer Denny Malik yang akan menangani pawai budaya mengatakan, pawai budaya yang akan diikuti oleh 10.000 peserta ini akan menjadi parade kedigdayaan budaya Indonesia yang telah diakui seluruh dunia.

Pawai yang akan berlangsung pada 13 Oktober ini akan menampilkan Ritus Nyawiji, Suara Anak Bangsa dan Rampak Nusantara, 200 Penari Indonesia Permai ,dan Variasi Baris berbaris. “Ini adalah kesempatan kita untuk memperlihatkan bahwa kita ini digdaya dalam kebudayaan,” tandasnya.

Pawai budaya ini akan dimulai dari gedung MPR/DPR berlanjut ke Jalan Asia Afrika, Ratu Plaza, dan berakhir di kantor Kemendikbud. Denny yang juga berada di balik tarian spektakuler di Asian Games ini mengakui, pawai yang akan berlangsung pada malam hari ini menjadi tantangan tersendiri baginya.

Sebab, dia harus mengatur tentang kostum yang bisa terlihat penonton di malam hari, bagaimana mengatur koreografi yang akan dilakukan peserta sambil berjalan hingga menyatukan musik dari alat musik tradisional seperti Talempong, Saluang, hingga angklung.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0347 seconds (0.1#10.140)