Menteri Susi Terakhir Bertemu Habibie Usai Penenggelaman Kapal di Batam
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengaku merasa kehilangan yang luar biasa atas kabar wafatnya Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie.
"Untuk saya Pak habibie adalah pelopor kebebasan kemerdekaan. Beliau juga yang membuka pers untuk sangat bebas dan merdeka," ujar Susi di rumah duka, Jalan Patra Kuningan, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Susi sendiri mengaku kenal secara pribadi dengan almarhum. Habibie disebutnya selalu mendukung dirinya bahkan sebelum menjadi menteri.
"Kamu di aviation, good, Indonesia perlu commuter services, do it, continue," kata Susi menirukan Habibie.
Kata Susi, dirinya terakhir bertemu dengan Habibie pada April 2019 di Batam, tepatnya saat itu dirinya melakukan giat penenggelaman kapal ilegal di Perairan Batam.
"Saya cerita kepada beliau, beliau bilang go still stand, still strong, continue your work. Itu saya pikir luar biasa, selalu memberikan optimisme dan dukungan, selalu positif, beliau tidak pernah punya energi negatif. Selalu positif kalau ketemu beliau. Negara ini kehilangan Bapak Penegak Demokrasi, Bapak Kebebasan Pers," pungkasnya.
"Untuk saya Pak habibie adalah pelopor kebebasan kemerdekaan. Beliau juga yang membuka pers untuk sangat bebas dan merdeka," ujar Susi di rumah duka, Jalan Patra Kuningan, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Susi sendiri mengaku kenal secara pribadi dengan almarhum. Habibie disebutnya selalu mendukung dirinya bahkan sebelum menjadi menteri.
"Kamu di aviation, good, Indonesia perlu commuter services, do it, continue," kata Susi menirukan Habibie.
Kata Susi, dirinya terakhir bertemu dengan Habibie pada April 2019 di Batam, tepatnya saat itu dirinya melakukan giat penenggelaman kapal ilegal di Perairan Batam.
"Saya cerita kepada beliau, beliau bilang go still stand, still strong, continue your work. Itu saya pikir luar biasa, selalu memberikan optimisme dan dukungan, selalu positif, beliau tidak pernah punya energi negatif. Selalu positif kalau ketemu beliau. Negara ini kehilangan Bapak Penegak Demokrasi, Bapak Kebebasan Pers," pungkasnya.
(kri)