Cinta Sejati Ainun-Habibie yang Menginspirasi

Rabu, 11 September 2019 - 21:14 WIB
Cinta Sejati Ainun-Habibie yang Menginspirasi
Cinta Sejati Ainun-Habibie yang Menginspirasi
A A A
APA yang membuat kisah cinta BJ Habibie dan Ainun dinaikan ke layar lebar? Salah satunya yang paling menarik adalah perjalanan cinta mereka yang tidak sama dengan kebanyakan orang pada umumnya.

Bisa dibilang cinta mereka dapat menginspirasi generasi muda sekarang ini, dimana mereka mempertahankan cinta hingga akhir hayat.

Habibie menikah dengan Ainun pada 12 Mei 1962. Namun, jauh sebelum itu, mereka sudah menaruh buih cinta sejak remaja. Bahkan, Ainun sudah kenal Habibie sejak kecil saat keduanya mengayam pendidikan sekolah menengah, meski keduanya tidak satu sekolah.

Dua remaja ini semakin dekat ketika mereka sering dijodoh-jodohkan oleh guru dan teman-temannya lantaran banyak kesamaan. Bukan saja sama-sama anak keempat dari delapan bersaudara, juga dibesarkan dalam keluarga yang berpendidikan.

Mereka juga menjadi anak-anak yang beruntung karena memiliki ibu yang mendorong mereka untuk mengutamakan pendidikan. Mereka tinggal di Bandung dan sekolah di tempat yang sama, SMAK Dago, Kota Bandung dan sama-sama punya hobi renang.

Cinta mereka sempat terhambat ketika orang tua Habibie meminta anaknya untuk belajar ke Jerman dan masuk ke Universitas Technische Hochscheule di kota Achen, Jerman pada1960 dan dia tidak kembali ke Indonesia selama tujuh tahun. Artinya, dia juga berpisah dengan Ainun selama kurun waktu tersebut.

Menjelang Lebaran, dia pulang ke Bandung dan bertamu ke rumah tetangganya lamanya yang tidak lain keluarga Ainun. Saat itu Ainun yang bekerja di RSCM juga sedang cuti dan pulang ke Bandung. Di sanalah cinta lama bersemi kembali.

Mereka kemudian sama-sama tinggal di Jakarta. Hal ini membuat mereka lebih sering bertemu. Habibie kerap menjemput Ainun yang bekerja di RSCM. Kisah cinta mereka pun akhirnya diresmikan pada 12 Mei 1962. Pernikahan mereka dikaruniai dua orang putra, llham Akbar dan Thareq Kemal serta enam orang cucu.

Perjalanan cinta mereka diuji ketika Ainun divonis terkena penyakit kanker usus besar. Dengan setia, Presiden ketiga Indonesia ini mendampingi istrinya dalam duka. Hampir dalam setiap kesempatan, Habibie selalu ada disamping Ainun, termasuk saat berobat ke Jerman, tepatnya di rawat di RS Munich, Jerman.

Habibie yang sabar dengan setia menemani belahan jiwanya hingga mengembuskan napasnya yang terakhir pada 22 Mei 2010 atau 10 hari setelah melewati ulang tahun perkawinannya. Melepas Ainun yang berpulang ke rahmatullah, dalam sebuah upacara pemakaman, Habibie mengungkapkan rasa cintanya itu dengan kalimat puitis.

“12 Mei 1962 kami dinikahkan. Bibit cinta abadi dititipkan di hati kamu dan hati saya, pemiliknya Allah. Cinta yang abadi dan sempurna. Kamu dan saya, sepanjang masa. Nikmatnya dipatri dalam segala-galanya, satu batin dan perasaanya,” kata Habibie yang dikutip the-chantary.blogspot.

Rasa cinta Habibie kepada Ainun pun dibawanya hingga tutup usia. Habibie wafat pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB setelah menjalani perawatan selama enam hari di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9655 seconds (0.1#10.140)