APPI Ajak Masyarakat Papua agar Tetap Tenang dan Selalu Jaga Perdamaian
A
A
A
JAKARTA - Aliansi Pemuda untuk Papua Indonesia (APPI) mengajak masyarakat Papua dimanapun berada, untuk tetap tenang dan selalu menjaga perdamaian. APPI mendukung langkah aparat kepolisian dan TNI untuk segera menangkap para provokator dan LSM pro asing penjual NKRI terkait pengibaran bendera Bintang Kejora di depan Istana dan wacara Referendum Papua beberapa hari lalu.
"Periksa Surya Anta, Veronica Koman, LSM-LSM yang jadi kaki tangan asing jika terbukti ikut serta memberikan kontribusi dalam aksi pengibaran Bintang Kejora di depan Istana Negara dan dukungan Referendum Papua," tegas Koordinator APPI, Otis.
Aktivis APPI lainnya Daud menegaskan, kedatangan mereka ke Jakarta untuk mengingatkan kepada masyarakat Papua dimanapun berada, untuk tetap tenang dan selalu menjaga perdamaian. Dia juga sepakat agar dalang provokator ditangkap karena menyebabkan kerusuhan di Papua sehingga menjalar di bumi nusantara ini.
"Kami minta tangkap oknum yang menyebabkan kerusuhan di Papua. Persoalan Papua harus diselesaikan dengan baik. Tuntaskan masalah di Tanah Papua agar aman dan damai," tukasnya.
Daud memastikan masyarakat Papua mempunyai budaya yang saling menghargai satu sama lain. Maka itu, ia kembali berpesan agar sesama anak bangsa menjaga perdamaian dan menyatukan kekuatan agar NKRI semakin lebih baik. "Mari satukan kekuatan dan keyakinan untuk NKRI yang lebih baik lagi. Jaga perdamaian sesama anak bangsa," tukasnya.
Di sela-sela aksinya, massa juga membagikan bunga mawar kepada aparat kepolisian dan pengguna jalan di sekitaran Istana Negara sebagai simbol menyerukan pesan perdamaian untuk Papua Indonesia.
Selain itu, mengimbau pesan-pesan melalui spanduk dan poster bertuliskan ‘Waspadai kelompok penyusup pemecah belah bangsa, Papua adalah kita, kita adalah papua papua adalah indonesia dan Dari sabang sampai merauke kita semua bersaudara cinta merah putih cinta NKRI’.
Karena itu, pihaknya pada Sabtu, 31 Agustus 2019 menggelar aksi damai di depan Istana Negara. Otis menegaskan, pihaknya sangat nasionalis dan merah putih serta cinta Tanah Air Indonesia. Untuk itu, pihaknya menolak keras adanya pengibaran bendera Bintang Kejora.
Selain itu, ia meminta mahasiswa Papua tidak terprovokasi, tetap tenang, dan cooling down. “Cari provokator yang mengadu domba sesama saudara sesama anak bangsa," tegas Otis.
Pihaknya juga meminta agar pemerintah untuk melakukan audit dana yang mengalir ke lembaga, LSM dan individu provokator yang ikut memperkeruh suasana dengan mendukung gerakan separatis Papua maupun referendum.
"Audit dana mereka, siapa tahu ada dana mengalir dari pihak yang menunggangi di balik gerakan makar," tukasnya.
"Periksa Surya Anta, Veronica Koman, LSM-LSM yang jadi kaki tangan asing jika terbukti ikut serta memberikan kontribusi dalam aksi pengibaran Bintang Kejora di depan Istana Negara dan dukungan Referendum Papua," tegas Koordinator APPI, Otis.
Aktivis APPI lainnya Daud menegaskan, kedatangan mereka ke Jakarta untuk mengingatkan kepada masyarakat Papua dimanapun berada, untuk tetap tenang dan selalu menjaga perdamaian. Dia juga sepakat agar dalang provokator ditangkap karena menyebabkan kerusuhan di Papua sehingga menjalar di bumi nusantara ini.
"Kami minta tangkap oknum yang menyebabkan kerusuhan di Papua. Persoalan Papua harus diselesaikan dengan baik. Tuntaskan masalah di Tanah Papua agar aman dan damai," tukasnya.
Daud memastikan masyarakat Papua mempunyai budaya yang saling menghargai satu sama lain. Maka itu, ia kembali berpesan agar sesama anak bangsa menjaga perdamaian dan menyatukan kekuatan agar NKRI semakin lebih baik. "Mari satukan kekuatan dan keyakinan untuk NKRI yang lebih baik lagi. Jaga perdamaian sesama anak bangsa," tukasnya.
Di sela-sela aksinya, massa juga membagikan bunga mawar kepada aparat kepolisian dan pengguna jalan di sekitaran Istana Negara sebagai simbol menyerukan pesan perdamaian untuk Papua Indonesia.
Selain itu, mengimbau pesan-pesan melalui spanduk dan poster bertuliskan ‘Waspadai kelompok penyusup pemecah belah bangsa, Papua adalah kita, kita adalah papua papua adalah indonesia dan Dari sabang sampai merauke kita semua bersaudara cinta merah putih cinta NKRI’.
Karena itu, pihaknya pada Sabtu, 31 Agustus 2019 menggelar aksi damai di depan Istana Negara. Otis menegaskan, pihaknya sangat nasionalis dan merah putih serta cinta Tanah Air Indonesia. Untuk itu, pihaknya menolak keras adanya pengibaran bendera Bintang Kejora.
Selain itu, ia meminta mahasiswa Papua tidak terprovokasi, tetap tenang, dan cooling down. “Cari provokator yang mengadu domba sesama saudara sesama anak bangsa," tegas Otis.
Pihaknya juga meminta agar pemerintah untuk melakukan audit dana yang mengalir ke lembaga, LSM dan individu provokator yang ikut memperkeruh suasana dengan mendukung gerakan separatis Papua maupun referendum.
"Audit dana mereka, siapa tahu ada dana mengalir dari pihak yang menunggangi di balik gerakan makar," tukasnya.
(thm)