Hasil Karya Warga Binaan Lapas Cikarang Diapresiasi Luar Negeri

Sabtu, 31 Agustus 2019 - 18:08 WIB
Hasil Karya Warga Binaan...
Hasil Karya Warga Binaan Lapas Cikarang Diapresiasi Luar Negeri
A A A
CIKARANG - Kualitas yang prima memang menjadi alasan paling mendasar sebuah produk bisa menjangkau pasar luar negeri yang selektif, terutama Eropa dan Amerika Serikat. Penerimaan pasar Italia menjadi bukti tingginya mutu produk industri plastik Lapas Kelas III Cikarang, Bekasi.

Selama ini memang produk industri kecil-menengah plastik di Lembaga Pemasyarakatan Cikarang telah diterima baik oleh pasar. Produknya--antara lainlunch box, tameng pasukan antihuru-hara, blender dan perangkat aksesoris otomotif, tidak hanya dipakai di lapas-lapas lain di Jawa dan luar Jawa, melainkan juga diserap banyak pabrikan di kawasan-kawasan industri Bekasi.

Kini Lapas Cikarang menorehkan sejarah prestasi yang membanggakan dengan berhasilnya produk mereka diterima pasar Eropa.

"Saya dikabari mitra kami yang memasarkan produk teman-teman warga binaan pemasyarakatan (WBP) di kelompok kerja industri plastik bahwa salah satu produk dipesan konsumen di Italia," kata Kepala Lapas Cikarang Kadek Anton Budiharta di Cikarang, Sabtu (31/08/2019).

Kadek mengatakan, produk tersebut adalah wadah kue mangkuk (cup cake) yang akan dipakai sebuah jaringan gerai toko kue eksklusif (patisserie) terkemuka di negara itu. Menurut Kadek, sebenarnya itu bukan pertama kalinya produk industri plastik Lapas Cikarang dipakai jaringan toko terkemuka.

Sebelumnya, dirinya diberitahu mitra bahwa sebuah gerai kopi multinasional terkemuka memesan cangkir plastik untuk keperluan konsumen mereka.

"Kami bangga, karena bagaimana pun gerai kopi tersebut dikenal kedai kopi dunia yang punya nama, dengan standard yang tentu saja tinggi. Apresiasi mereka dengan percaya dan menggunakan produk kami, tentu sangat kami hargai," kata Kadek.

Lapas Cikarang menurut Kadek, memang diarahkan untuk menjadi Lapas industri, yakni lapas yang kegiatan pembinaan keterampilan dan wirausahanya diarahkan kepada bidang industri kecil dan menengah.

Untuk itu, selain ada pembinaan wajib, yakni pembinaan karakter dan pembinaan keagamaan, kepada warga binaan pun diberikan tawaran dan seleksi untuk bergabung ke dalam kelompok kerja-kelompok kerja (Pokja) industri tertentu.

Selain Pokja industri plastik yang kian menjadi ikon lapas tersebut, di Cikarang pun memiliki Pokja industrilaundry, bakery, otomotif, industri kreatif, industri majun dan sebagainya.

Di industri plastik saat ini sudah ada empat mesin, yang menyerap 80-an tenaga kerja dalam empat giliran kerja (shift).

Keempat mesin itu bekerja 24 jam karena membludaknya pesanan. Kecuali saat mati listrik, seperti juga yang terjadi pada hari kami datang. "Mitra kami, PT Glory Karsa Abadi, tengah menjajaki kerja sama dengan perusahaan Korea. Bila itu tembus, kami pastikan aka nada penambahan mesin hingga menjadi 12 mesin siap kerja," kata Kadek.

Menurut dia dari 1757 warga binaan, 864 WBP atau lebih dari setengahnya aktif bergabung di berbagai pokja industri yang ada. "Karena ada juga yang statusnya masih tahanan, atau sedang menjalani isolasi karena pelanggaran, mereka belum bisa berpartisipasi," ujarnya.

"Alhasil, prestasi yang telah dicapai pun sangat beragam. Lapas Cikarang atau Lacika dalam sebutan akrab para warga binaannya, telah memenuhi keperluan banyak kedai kopi dengan set meja barista dan peralatan minum kopi dari kayu. Belum lagi setidaknya 1.700 potong roti yang dihasilkan Pokja Bakery dalam sehari dengan berbagai varian, Sebagian buat kebutuhan internal, sebagian kami pasok ke lapas-lapas lain di Jabodetabek. Ada juga yang kami jual di jaringan wara laba," kata Stephanus, penanggung jawab Pokja Bakery, menyebut sebuah jaringan retailer nasional.

Dalam kesempatan berbeda Dirjen Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utamimenegaskan, pihaknya harus teruskreatif dan mampu beradaptasi dalam perubahan zaman yang semakin kompetitif. Dirjen Utami bahkan menegaskan, seyogyanya pemasyarakatan itu bisa membentuk warga binaan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

"Teruslah berpikir dan bekerja untuk mencetak adanya peningkatan. Harus kreatif, Jika untuk perubahan menjadi lebih baik itu kita harus mengganti metode, sistem, cara, visi, mengapa tidak? Kita semua harus adaptif dan kompetitif," kata Utami pada rapat perencanaan strategis (Renstra) Ditjenpas, beberapa waktu lalu.

Saat itu Utami bahkan mengingatkan bahwa isu privatisasi lapas sudah bergulir di berbagai negara. Pemikiran bahwa WBP pun harus tetap produktif sebagai warga negara pun sudah mulai menjadi arus utama. "Mereka harus terus bekerja. Untuk masyarakat, untuk kebaikan bersama dan untuk diri mereka sendiri," ucap Utami.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0999 seconds (0.1#10.140)