Tangkal Radikalisme, Mahasiswa Diminta Aktif Sebar Konten Positif
A
A
A
JAKARTA - Pengelola kampus dan mahasiswa diajak untuk ikut mewaspadai penyebaran paham radikal dan terorisme. Jangan sampai paham negatif masuk menyebar di lingkungan kampus.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius saat memberikan kuliah umum mengenai radikalisme di hadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Padjajaran (Unpad) di Bandung, Jawa Barat, Kamis 29 Agustus 2019.
Sebagai calon pemimpin masa depan, kata dia, mahasiswa harus memiliki sense of crisis atau kepekaan dan kewaspadaan dalam menyikapi hal-hal yang mengancam dirinya, lingkungan, serta bangsa dan negara.
“Anak muda, apalagi mahasiswa harus punya sense of crisis, kewaspadaan, perhatikan lingkungan sekitar. Kalian anak muda yang menjadi masa depan bangsa, harus ada naluri kebangsaan, kalau lihat yang tak lazim, laporkan!” tutur mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.
Suhardi juga menuntut mahasiswa untuk ikut aktif dalam upaya pencegahan menyebarnya paham-paham radikal terorisme. Salah satunya melakukan kontranarasi.
Dia mengharapkan anak muda ikut serta dalam menebarkan konten-konten positif di dunia maya.
Suhardi menjelaskan kontra narasi dengan bahasa anak muda menjadi sangat penting. Sebab, anak muda merupakan target perekrutan kelompok radikal. Untuk itu dibutuhkan pendekatan cara anak muda untuk dalam melawannya.
“Anak muda harus ikut serta dalam mencegah ancaman paham radikal terorisme, bagaimana caranya? Sebar konten positif di dunia maya, ambil peran. Kami di BNPT juga seperti itu, kami memiliki agen-agen anak muda di seluruh Indonesia yang menyebarkan konten positif dengan bahasa mereka, bahasa anak muda,” tuturnya.
Suhardi menjelaskan, pelibatan anak muda dalam pencegahan radikalisme dan terorisme merupakan salah satu program andalan BNPT. Tidak hanya di dalam negeri, BNPT juga merekrut anak-anak muda dari negara-negara lainnya, dengan harapan mereka akan ikut serta menyebarkan konten positif di negara-negaranya masing-masing.
“Di Indonesia kita punya 780 peace ambassadors atau duta damai, kita punya network-nya. Tahun ini kita adakan bertaraf South East Asia, anak muda dari delapan negara Asia Tenggara kita kumpulkan, kita jelaskan kalu mereka menjadi sasaran brainwash. Tahun depan mau kita akan adakan berskala global,” tuturnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas Rektor Universitas Padjadjaran Prof Dr Rina Indiastuti mengapresiasi kuliah umum yang disampaikan Kepala BNPT.
Dia menegaskan komitmennya untuk terus menjaga Unpad dari paham radikal terorisme.
“Kita terhormat mendapatkan kuliah umum dari narasumber yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Kami di sini, rektorat, dekan dan segenap warga Unpad siap mengawal kampus Unpad sebagai kampus antiradikalisme,” tuturnya.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius saat memberikan kuliah umum mengenai radikalisme di hadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Padjajaran (Unpad) di Bandung, Jawa Barat, Kamis 29 Agustus 2019.
Sebagai calon pemimpin masa depan, kata dia, mahasiswa harus memiliki sense of crisis atau kepekaan dan kewaspadaan dalam menyikapi hal-hal yang mengancam dirinya, lingkungan, serta bangsa dan negara.
“Anak muda, apalagi mahasiswa harus punya sense of crisis, kewaspadaan, perhatikan lingkungan sekitar. Kalian anak muda yang menjadi masa depan bangsa, harus ada naluri kebangsaan, kalau lihat yang tak lazim, laporkan!” tutur mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.
Suhardi juga menuntut mahasiswa untuk ikut aktif dalam upaya pencegahan menyebarnya paham-paham radikal terorisme. Salah satunya melakukan kontranarasi.
Dia mengharapkan anak muda ikut serta dalam menebarkan konten-konten positif di dunia maya.
Suhardi menjelaskan kontra narasi dengan bahasa anak muda menjadi sangat penting. Sebab, anak muda merupakan target perekrutan kelompok radikal. Untuk itu dibutuhkan pendekatan cara anak muda untuk dalam melawannya.
“Anak muda harus ikut serta dalam mencegah ancaman paham radikal terorisme, bagaimana caranya? Sebar konten positif di dunia maya, ambil peran. Kami di BNPT juga seperti itu, kami memiliki agen-agen anak muda di seluruh Indonesia yang menyebarkan konten positif dengan bahasa mereka, bahasa anak muda,” tuturnya.
Suhardi menjelaskan, pelibatan anak muda dalam pencegahan radikalisme dan terorisme merupakan salah satu program andalan BNPT. Tidak hanya di dalam negeri, BNPT juga merekrut anak-anak muda dari negara-negara lainnya, dengan harapan mereka akan ikut serta menyebarkan konten positif di negara-negaranya masing-masing.
“Di Indonesia kita punya 780 peace ambassadors atau duta damai, kita punya network-nya. Tahun ini kita adakan bertaraf South East Asia, anak muda dari delapan negara Asia Tenggara kita kumpulkan, kita jelaskan kalu mereka menjadi sasaran brainwash. Tahun depan mau kita akan adakan berskala global,” tuturnya.
Sementara itu Pelaksana Tugas Rektor Universitas Padjadjaran Prof Dr Rina Indiastuti mengapresiasi kuliah umum yang disampaikan Kepala BNPT.
Dia menegaskan komitmennya untuk terus menjaga Unpad dari paham radikal terorisme.
“Kita terhormat mendapatkan kuliah umum dari narasumber yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Kami di sini, rektorat, dekan dan segenap warga Unpad siap mengawal kampus Unpad sebagai kampus antiradikalisme,” tuturnya.
(dam)