RI Minta Tenda Dibangun Bertingkat di Mina
A
A
A
MEKKAH - Kementerian Agama (Kemenag) tengah berupaya meminta kepada Pemerintah Arab Saudi untuk membangun tenda dan toilet bertingkat untuk meningkatkan daya tampung jamaah haji di Mina. Fasilitas ini diharapkan bisa dinikmati jamaah haji pada tahun depan.
Peningkatan daya tampung tenda dan toilet sangat perlu dilakukan karena kondisi tempat tinggal jamaah haji Indonesia, sangat sempit. Space yang tersedia rata-rata hanya 0,8 meter untuk setiap jamaah. Jamaah haji berdesakan untuk merebahkan badan di dalam tenda. Kondisi ini membuat jamaah mencari ruang di luar tenda untuk beristirahat. Mereka menggelar alas untuk berkumpul dan memberikan ruangan lebih luas kepada rekan jamaah lain.
Tidak hanya tenda, keberadaan toilet juga perlu untuk ditambah. Di jam-jam tertentu, jamaah harus mengantre cukup lama untuk membuang hajatnya. "Kalau pas pagi atau sore antrean cukup panjang," kata Ahmad Chanifuddin, jamaah haji Indonesia asal Kota Batam di Mina, kemarin.
Terbatasnya ruang untuk jamaah haji Indonesia di Mina juga diakui oleh Menteri Agama (Menag) sekaligus Amirul Hajj, Lukman Hakim Saifuddin. Menurutnya, kondisi tenda dan toilet di Mina saat ini memang sempit dan terbatas. "Kita bisa lihat, terkait dengan antrean cukup panjang karena belum sebanding antara jumlah toilet yang ada dengan banyaknya jamaah kita yang tinggal di Mina," katanya.
Untuk mengatasi persoalan ini, Menag mengaku terus meminta kepada Pemerintah Arab Saudi agar dalam waktu dekat meningkatkan kapasitas tenda dan toilet bagi jamaah haji Indonesia. Menag telah menemui Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammad bin Salih Banten dan Wakil Menteri Abdul Fatah bin Sulaiman untuk membicarakan hal tersebut, Minggu (11/8/2019) malam.
Dalam pertemuan itu, Menag didampingi Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Sekretaris Amirul Hajj Muchlis M Hanafi, dan Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Endang Djumali. "Renovasi Mina menjadi kebutuhan dan semakin mendesak. Saya menyampaikan harapan kepada Menteri Haji Saudi agar tenda dan toilet di Mina dapat dibangun bertingkat," kata Menag.
Menurut Menag, membangun tenda dan toilet bertingkat adalah satu-satunya cara agar daya tampung Mina lebih banyak. Sebab, membangun ke samping sudah tidak memungkinkan lagi mengingat secara syari wilayah Mina sangat terbatas. "Karena orang tinggal (mabit) di luar Mina itu menjadi tidak sah dalam kaitan peribadatan haji ini," ujar Menag.
Melalui pertemuan tersebut, Menag sangat berharap Pemerintah Arab Saudi bisa merealisasikan permintaan Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat. Bahkan jika memungkinkan, fasilitas tenda dan toilet bertingkat bisa dinikmati jamaah pada musim haji tahun depan. "Ya, mudah-mudahan," katanya.
Pada bagian lain, Menag juga mengusulkan agar layanan jalur cepat (fast track) yang merupakan bagian dari Program Makkah Route bisa diperluas kepada seluruh embarkasi di Indonesia. Sehingga seluruh jamaah haji Indonesia tidak harus melewati pemeriksaan Imigrasi saat tiba di Bandara Arab Saudi. Turun dari pesawat, jamaah haji bisa langsung didorong ke bus dan diberangkatkan ke hotel. Layanan fast track yang diberikan Pemerintah Arab Saudi sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir.
Jamaah haji Indonesia yang telah menikmati fasilitas ini adalah mereka yang terbang melalui Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) dan Jakarta-Pondok Gede (JKG). "Saya juga meminta agar pelayanan fast track diperluas pemberlakuannya di seluruh embarkasi di Tanah Air," kata Menag.
Dalam pertemuan itu, Menag menyampaikan terima kasih atas pelayanan Pemerintah Arab Saudi yang semakin meningkat pada musim haji tahun ini. Tak lupa, Menag mengapresiasi kelancaran lalu lintas menuju Arafah sehari jelang Wukuf. Demikian juga dengan kebersihan di Mina yang secara umum relatif membaik dibanding tahun lalu.
Sementara Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammad bin Salih Banten berjanji akan memperhatikan usulan Indonesia. Menurut Mohammad bin Salih Banten, Pemerintah Arab Saudi benar-benar menaruh perhatian serius kepada Indonesia karena jumlah jamaahnya terbesar di dunia, berperilaku sopan, dan mudah diatur.
Selain Menteri Haji Arab Saudi, Menag Lukman Hakim Saifuddin juga akan menemui Gubernur Mekkah untuk membicarakan banyak hal, termasuk di dalamnya mengenai peningkatan fasilitas layanan haji di Mina.(Abdul Malik Mubarok)
Peningkatan daya tampung tenda dan toilet sangat perlu dilakukan karena kondisi tempat tinggal jamaah haji Indonesia, sangat sempit. Space yang tersedia rata-rata hanya 0,8 meter untuk setiap jamaah. Jamaah haji berdesakan untuk merebahkan badan di dalam tenda. Kondisi ini membuat jamaah mencari ruang di luar tenda untuk beristirahat. Mereka menggelar alas untuk berkumpul dan memberikan ruangan lebih luas kepada rekan jamaah lain.
Tidak hanya tenda, keberadaan toilet juga perlu untuk ditambah. Di jam-jam tertentu, jamaah harus mengantre cukup lama untuk membuang hajatnya. "Kalau pas pagi atau sore antrean cukup panjang," kata Ahmad Chanifuddin, jamaah haji Indonesia asal Kota Batam di Mina, kemarin.
Terbatasnya ruang untuk jamaah haji Indonesia di Mina juga diakui oleh Menteri Agama (Menag) sekaligus Amirul Hajj, Lukman Hakim Saifuddin. Menurutnya, kondisi tenda dan toilet di Mina saat ini memang sempit dan terbatas. "Kita bisa lihat, terkait dengan antrean cukup panjang karena belum sebanding antara jumlah toilet yang ada dengan banyaknya jamaah kita yang tinggal di Mina," katanya.
Untuk mengatasi persoalan ini, Menag mengaku terus meminta kepada Pemerintah Arab Saudi agar dalam waktu dekat meningkatkan kapasitas tenda dan toilet bagi jamaah haji Indonesia. Menag telah menemui Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammad bin Salih Banten dan Wakil Menteri Abdul Fatah bin Sulaiman untuk membicarakan hal tersebut, Minggu (11/8/2019) malam.
Dalam pertemuan itu, Menag didampingi Direktur Layanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Sekretaris Amirul Hajj Muchlis M Hanafi, dan Kepala Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Endang Djumali. "Renovasi Mina menjadi kebutuhan dan semakin mendesak. Saya menyampaikan harapan kepada Menteri Haji Saudi agar tenda dan toilet di Mina dapat dibangun bertingkat," kata Menag.
Menurut Menag, membangun tenda dan toilet bertingkat adalah satu-satunya cara agar daya tampung Mina lebih banyak. Sebab, membangun ke samping sudah tidak memungkinkan lagi mengingat secara syari wilayah Mina sangat terbatas. "Karena orang tinggal (mabit) di luar Mina itu menjadi tidak sah dalam kaitan peribadatan haji ini," ujar Menag.
Melalui pertemuan tersebut, Menag sangat berharap Pemerintah Arab Saudi bisa merealisasikan permintaan Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat. Bahkan jika memungkinkan, fasilitas tenda dan toilet bertingkat bisa dinikmati jamaah pada musim haji tahun depan. "Ya, mudah-mudahan," katanya.
Pada bagian lain, Menag juga mengusulkan agar layanan jalur cepat (fast track) yang merupakan bagian dari Program Makkah Route bisa diperluas kepada seluruh embarkasi di Indonesia. Sehingga seluruh jamaah haji Indonesia tidak harus melewati pemeriksaan Imigrasi saat tiba di Bandara Arab Saudi. Turun dari pesawat, jamaah haji bisa langsung didorong ke bus dan diberangkatkan ke hotel. Layanan fast track yang diberikan Pemerintah Arab Saudi sudah berlangsung dalam dua tahun terakhir.
Jamaah haji Indonesia yang telah menikmati fasilitas ini adalah mereka yang terbang melalui Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) dan Jakarta-Pondok Gede (JKG). "Saya juga meminta agar pelayanan fast track diperluas pemberlakuannya di seluruh embarkasi di Tanah Air," kata Menag.
Dalam pertemuan itu, Menag menyampaikan terima kasih atas pelayanan Pemerintah Arab Saudi yang semakin meningkat pada musim haji tahun ini. Tak lupa, Menag mengapresiasi kelancaran lalu lintas menuju Arafah sehari jelang Wukuf. Demikian juga dengan kebersihan di Mina yang secara umum relatif membaik dibanding tahun lalu.
Sementara Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammad bin Salih Banten berjanji akan memperhatikan usulan Indonesia. Menurut Mohammad bin Salih Banten, Pemerintah Arab Saudi benar-benar menaruh perhatian serius kepada Indonesia karena jumlah jamaahnya terbesar di dunia, berperilaku sopan, dan mudah diatur.
Selain Menteri Haji Arab Saudi, Menag Lukman Hakim Saifuddin juga akan menemui Gubernur Mekkah untuk membicarakan banyak hal, termasuk di dalamnya mengenai peningkatan fasilitas layanan haji di Mina.(Abdul Malik Mubarok)
(nfl)