Niat Demokrat Masuk Pemerintah Terganjal Restu Mega
A
A
A
JAKARTA - Sikap Partai Demokrat yang ingin bergabung dalam barisan koalisi pemerintahan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin (Jokowi-Ma’ruf) nampaknya akan terganjal restu dari Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Indonesia, Pangi Syarwi Chaniago, bagaimanapun Jokowi akan mendengar masukan dari Mega sebagai Ketum dari parpol pengusung utama Jokowi.
“Demokrat terbendung sama bu Megawati, kunci atau restu ada sama mbak Megawati. Sepanjang belum ada sinyal dari bu Megawati, berarti belum positif, Jokowi saya pikir akan mendengar dulu masukan dan sinyal bu Mega bagaimana?,” kata Pangi kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Pangi melihat, hubungan dan komunikasi Ketum Demokrat SBY dengan Megawati tidak secair politik nasi goreng Mega dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Sehingga, sulit bagi Mega memberikan restu kepada Demokrat.
“Apalagi SBY-Mega kan ngak secair bagaimana politik nasi goreng antara Prabowo dengan Megawati,” ucap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Dengan demikiam, Pangi menyimpulkan bahwa tidak akan mudah bagi Demokrat untuk bisa merapat dengan koalisi pemerintah. Selain restu Mega, resistensi dari parpol anggota Koalisi Indonesia Kerja (KIK) lainnya juga cukup tinggi.
“Ndak mudah sebetulnya Demokrat bisa merapat, pertama resistensi dari partai koalisi, mereka masih keberatan masuknya gerbong baru non koalisi, karena jelas akan menganggu kapling (jatah menteri) mereka,” tandasnya.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Indonesia, Pangi Syarwi Chaniago, bagaimanapun Jokowi akan mendengar masukan dari Mega sebagai Ketum dari parpol pengusung utama Jokowi.
“Demokrat terbendung sama bu Megawati, kunci atau restu ada sama mbak Megawati. Sepanjang belum ada sinyal dari bu Megawati, berarti belum positif, Jokowi saya pikir akan mendengar dulu masukan dan sinyal bu Mega bagaimana?,” kata Pangi kepada SINDOnews di Jakarta, Senin (12/8/2019).
Pangi melihat, hubungan dan komunikasi Ketum Demokrat SBY dengan Megawati tidak secair politik nasi goreng Mega dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Sehingga, sulit bagi Mega memberikan restu kepada Demokrat.
“Apalagi SBY-Mega kan ngak secair bagaimana politik nasi goreng antara Prabowo dengan Megawati,” ucap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Dengan demikiam, Pangi menyimpulkan bahwa tidak akan mudah bagi Demokrat untuk bisa merapat dengan koalisi pemerintah. Selain restu Mega, resistensi dari parpol anggota Koalisi Indonesia Kerja (KIK) lainnya juga cukup tinggi.
“Ndak mudah sebetulnya Demokrat bisa merapat, pertama resistensi dari partai koalisi, mereka masih keberatan masuknya gerbong baru non koalisi, karena jelas akan menganggu kapling (jatah menteri) mereka,” tandasnya.
(pur)