Merancang Ibu Kota Baru, Menimbang Palangkaraya
A
A
A
Rencana pemindahan Ibu Kota dari Jakarta kembali mencuat. Rencana ini dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasca-Pilpres 2019.
Saat ini, lokasi ibu kota mengerucut di tiga provinsi di Kalimantan yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Rata-rata kelebihan di ketiga lokasi tersebut adalah luas lahan yang relatif besar. Sementara kelemahannya adalah sumber air baku dan potensi kebakaran hutan.
Nantinya, penyediaan infrastruktur dasar seperti jalan, sumber daya air dan perumahan menjadi tahapan awal dalam pembangunan ibu kota di Kalimantan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, jika pertengahan Agustus 2019 ini diputuskan di mana lokasi ibu kota baru, maka pengerjaan fisik infastruktur bisa dimulai 2020.
Banyak pihak memprediksi Palangkaraya (Kalimantan Tengah) yang akan dipilih menjadi ibu kota. Berikut profil Palangkaraya saat ini.
Kota terluas minim penduduk
1. Kota Palangkaraya secara geografis terletak pada 113˚30`- 114˚07` Bujur Timur dan 1˚35`- 2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha).
2. Luas kota ini nyaris 4 kali lipat dari kota Jakarta.
3. Jumlah penduduk Kota Palangkaraya tahun 2015 sebanyak 259.865 orang (132.980 laki-laki dan 126.885 perempuan).
4. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Jekan Raya dengan 52% penduduk Palangkaraya tinggal di kecamatan ini.
5. Wilayah Kota Palangkaraya terdiri dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Pahandut (117,25 Km2), Kecamatan Sabangau (583,50 Km2), Kecamatan Jekan Raya (352,62 Km2), Kecamatan Bukit Batu (572,00 Km2) dan Kecamatan Rakumpit (1.053,14 Km2).
Kawasan terbangun baru 60-70 km2
1. Daerah yang menjadi kawasan terbangun baru mencapai 60 hingga 70 km2. Hal ini membuat wilayah kota Palangkaraya masih banyak diisi oleh kawasan hutan.
2. Secara umum Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua.
3. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 1,5 kali Pulau Jawa atau sekitar 153 ribu kilometer persegi.
4. Kalimantan Tengah hanya dihuni sekitar 2,3 juta jiwa dengan kepadatan 13 jiwa per kilometer.
Wilayah, 93% adalah kawasan hutan
Berdasarkan penggunaanya, mayoritas kawasan Palangkaraya atau seluas 2.485 km2 adalah kawasan hutan atau menyumbang 93% dari total kawasan. Sisanya kawasan pertanian 12,65 kilometer, perkampungan 45,54 kilometer, perkebunan 22,3 kilometer, sungai dan danau 42,8 kilometer, serta lain-lain 69,4 kilometer.
Ancaman bencana minim
1. Wilayah Kalimantan Tengah selama ini jarang diguncang gempa. Selain itu Palangkaraya khususnya tidak memiliki gunung berapi dan lautan lepas sehingga aman dari ancaman gempa bumi.
2. Palangkaraya memiliki jumlah sungai banyak dan wilayah hutan cukup luas yang membuat kota ini aman dari ancaman banjir.
3. Peta Gempa 2010 menyebutkan, pulau Kalimantan termasuk wilayah paling aman dari zona gempa.
4. Palangkaraya juga merupakan kota dengan peristiwa bencana atau musibah terkecil dibandingkan kabupaten/kota lain di Kalimantan Tengah.
5. Pada 2014, tercatat desa yang mengalami atau terdampak musibah yakni banjir 10 desa, angin puyuh 5 desa dan kebakaran hutan 4 desa.
Potensi dan wisata alam melimpah
1. Palangka Raya secara geografis didominasi oleh hutan dan danau (sekitar 75%).
2. Palangkaraya menawarkan berbagai destinasi wisata seperti sungai Kayahan, di mana para wisatawan nantinya dapat melihat landmark Kota Palangkaraya, jembatan Kayahan. Ada juga Tugu Sukarno.
Sosial dan budaya
1. Palangkaraya merupakan wilayah dengan penduduk heterogen.
2. Selain penduduk asli Kalimantan yaitu Suku Dayak, Palangkaraya juga dihuni oleh berbagai suku mayoritas dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Suku Jawa, Suku Banjar, Suku Madura, Suku Sunda, Suku Bali, dan Suku Batak
3. Secara sosial jika ada urbanisasi besar-besaran diperkirakan tidak akan menjadi suatu ancaman bagi warga lokal.
Problem-problem yang dihadapi
Akses jalan menuju dan dari pelabuhan
1. Akses jalan dari Palangka Raya menuju Bahaur, Pulang Pisau masih rusak parah
2. Rusaknya akses jalan ini menganggu jalur distribusi barang dari Pulau Jawa ke Kalteng yang menggunakan feri penyeberangan melalui Pelabuhan Bahaur.
3. Di Pelabuhan Bahaur Pulpis, setiap dua minggu yakni hari Rabu dan Kamis, Feri Roro menyeberangkan penumpang dan barang menuju Pelabuhan Lamongan
4. Namun, ketika kondisi jalan akses dari Bahaur ke Palangka Raya rusak berat, pengusaha lebih memilih akses lewat Banjarmasin.
5. Para pengusaha mengkhawatirkan barang mereka rusak karena lama tertahan dalam perjalanan akibat jalan rusak.
Dua risiko bencana mengintai
1. Kebakaran akibat titik api pada lahan gambut kering yang terjadi di musim kemarau.
2. Banjir yang terjadi pada musim hujan karena meluapnya arus Sungai Kahayan dan Sabangau
Saat ini, lokasi ibu kota mengerucut di tiga provinsi di Kalimantan yakni Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Rata-rata kelebihan di ketiga lokasi tersebut adalah luas lahan yang relatif besar. Sementara kelemahannya adalah sumber air baku dan potensi kebakaran hutan.
Nantinya, penyediaan infrastruktur dasar seperti jalan, sumber daya air dan perumahan menjadi tahapan awal dalam pembangunan ibu kota di Kalimantan. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, jika pertengahan Agustus 2019 ini diputuskan di mana lokasi ibu kota baru, maka pengerjaan fisik infastruktur bisa dimulai 2020.
Banyak pihak memprediksi Palangkaraya (Kalimantan Tengah) yang akan dipilih menjadi ibu kota. Berikut profil Palangkaraya saat ini.
Kota terluas minim penduduk
1. Kota Palangkaraya secara geografis terletak pada 113˚30`- 114˚07` Bujur Timur dan 1˚35`- 2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha).
2. Luas kota ini nyaris 4 kali lipat dari kota Jakarta.
3. Jumlah penduduk Kota Palangkaraya tahun 2015 sebanyak 259.865 orang (132.980 laki-laki dan 126.885 perempuan).
4. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Jekan Raya dengan 52% penduduk Palangkaraya tinggal di kecamatan ini.
5. Wilayah Kota Palangkaraya terdiri dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Pahandut (117,25 Km2), Kecamatan Sabangau (583,50 Km2), Kecamatan Jekan Raya (352,62 Km2), Kecamatan Bukit Batu (572,00 Km2) dan Kecamatan Rakumpit (1.053,14 Km2).
Kawasan terbangun baru 60-70 km2
1. Daerah yang menjadi kawasan terbangun baru mencapai 60 hingga 70 km2. Hal ini membuat wilayah kota Palangkaraya masih banyak diisi oleh kawasan hutan.
2. Secara umum Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua.
3. Provinsi ini mempunyai luas wilayah 1,5 kali Pulau Jawa atau sekitar 153 ribu kilometer persegi.
4. Kalimantan Tengah hanya dihuni sekitar 2,3 juta jiwa dengan kepadatan 13 jiwa per kilometer.
Wilayah, 93% adalah kawasan hutan
Berdasarkan penggunaanya, mayoritas kawasan Palangkaraya atau seluas 2.485 km2 adalah kawasan hutan atau menyumbang 93% dari total kawasan. Sisanya kawasan pertanian 12,65 kilometer, perkampungan 45,54 kilometer, perkebunan 22,3 kilometer, sungai dan danau 42,8 kilometer, serta lain-lain 69,4 kilometer.
Ancaman bencana minim
1. Wilayah Kalimantan Tengah selama ini jarang diguncang gempa. Selain itu Palangkaraya khususnya tidak memiliki gunung berapi dan lautan lepas sehingga aman dari ancaman gempa bumi.
2. Palangkaraya memiliki jumlah sungai banyak dan wilayah hutan cukup luas yang membuat kota ini aman dari ancaman banjir.
3. Peta Gempa 2010 menyebutkan, pulau Kalimantan termasuk wilayah paling aman dari zona gempa.
4. Palangkaraya juga merupakan kota dengan peristiwa bencana atau musibah terkecil dibandingkan kabupaten/kota lain di Kalimantan Tengah.
5. Pada 2014, tercatat desa yang mengalami atau terdampak musibah yakni banjir 10 desa, angin puyuh 5 desa dan kebakaran hutan 4 desa.
Potensi dan wisata alam melimpah
1. Palangka Raya secara geografis didominasi oleh hutan dan danau (sekitar 75%).
2. Palangkaraya menawarkan berbagai destinasi wisata seperti sungai Kayahan, di mana para wisatawan nantinya dapat melihat landmark Kota Palangkaraya, jembatan Kayahan. Ada juga Tugu Sukarno.
Sosial dan budaya
1. Palangkaraya merupakan wilayah dengan penduduk heterogen.
2. Selain penduduk asli Kalimantan yaitu Suku Dayak, Palangkaraya juga dihuni oleh berbagai suku mayoritas dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Suku Jawa, Suku Banjar, Suku Madura, Suku Sunda, Suku Bali, dan Suku Batak
3. Secara sosial jika ada urbanisasi besar-besaran diperkirakan tidak akan menjadi suatu ancaman bagi warga lokal.
Problem-problem yang dihadapi
Akses jalan menuju dan dari pelabuhan
1. Akses jalan dari Palangka Raya menuju Bahaur, Pulang Pisau masih rusak parah
2. Rusaknya akses jalan ini menganggu jalur distribusi barang dari Pulau Jawa ke Kalteng yang menggunakan feri penyeberangan melalui Pelabuhan Bahaur.
3. Di Pelabuhan Bahaur Pulpis, setiap dua minggu yakni hari Rabu dan Kamis, Feri Roro menyeberangkan penumpang dan barang menuju Pelabuhan Lamongan
4. Namun, ketika kondisi jalan akses dari Bahaur ke Palangka Raya rusak berat, pengusaha lebih memilih akses lewat Banjarmasin.
5. Para pengusaha mengkhawatirkan barang mereka rusak karena lama tertahan dalam perjalanan akibat jalan rusak.
Dua risiko bencana mengintai
1. Kebakaran akibat titik api pada lahan gambut kering yang terjadi di musim kemarau.
2. Banjir yang terjadi pada musim hujan karena meluapnya arus Sungai Kahayan dan Sabangau
(poe)