Menhan Ajak Mahasiswa Baru Tangkal Ideologi Radikal

Rabu, 07 Agustus 2019 - 11:35 WIB
Menhan Ajak Mahasiswa Baru Tangkal Ideologi Radikal
Menhan Ajak Mahasiswa Baru Tangkal Ideologi Radikal
A A A
PALEMBANG - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengajak mahasiswa baru Universitas Sriwijaya (Unsri) menangkal ideologi radikal melalui kesadaran bela negara.

Hal itu disampaikan Menhan saat memberikan ceramah pembekalan Wawasan Kebangsaan kepada mahasiswa baru Unsri pada kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2), di Kampus Unsri Indralaya Kabupaten Ogan Ilir, Palembang. Hadir dalam acara pembekalan tersebut Wakil Gubernur Sumatera Selatan H. Mawardi Yahya dan Anggota I Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Agung Firman Sampurna.

Dalam pembekalan tersebut, Menhan berpesan kepada mahasiswa Unsri untuk berusaha menjadi generasi masa depan yang maju dan unggul serta berkarakter, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus berkarya.

“Selain itu, kalian juga harus memiliki kekuatan Integritas kepribadian yang Pancasilais, mental yang kokoh, ulet, tegar, dan pantang menyerah, untuk berjuang demi kemajuan bangsa dan negara yang sangat kita cintai bersama,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Rabu (7/8/2019).

Menurut Ryamizard, tuntutan kualitas generasi muda Indonesia ke depan tidak hanya dituntut memiliki kecerdasan, keterampilan dan kompetitif semata, namun juga harus diimbangi dengan kualitas mental ideologi Pancasila yang kuat, berahlak mulia, cinta Tanah Air, berwawasan kebangsaan, berjiwa nasionalisme dan patriotisme, serta memiliki semangat Bela Negara yang tinggi.

”Penguatan kesadaran bela negara ini harus dimulai sejak usia dini hingga ke perguruan tinggi sehingga anak-anak dan generasi muda yang belum terpengaruh akan semakin dikuatkan agar tidak mudah dipengaruhi oleh ideologi radikal,” ujarnya.

Kesadaran bela negara ini merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari gambar besar strategi pertahanan negara. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu berpotensi menghadapi berbagai potensi ancaman mulai dari ancaman nyata, ancaman belum nyata dan ancaman terhadap mainset bangsa untuk menghacurkan ideologi negara.

Untuk itu, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini berharap dunia pendidikan di Indonesia tidak hanya mencetak intelektual muda yang cerdas, tetapi juga mencetak para pemimpin bangsa di masa depan yang memiliki sifat kenegarawanan yang memiliki kecintaan kepada Tanah Air, rela berkorban bagi bangsa dan negara, setia kepada Pancasila dan cita-cita negara.

Dengan demikian akan terwujud kader-kader pemimpin yang selalu berada di depan dalam memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongannya.

“Ilmu pengetahuan memang faktor penting menjadikan generasi bangsa yang cerdas. Namun, kecerdasan tersebut tidak akan berarti apa-apa, jika tidak diperkaya dengan karakter dan wawasan kebangsaan yang kuat,” ucapnya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8005 seconds (0.1#10.140)