Cerita TKI Naik Haji dari Korsel, Bayar Rp70 Juta Langsung Berangkat
A
A
A
JEDDAH - Warga Negara Indonesia (WNI) yang menunaikan ibadah haji ternyata tidak semuanya melalui embarkasi yang ada di Tanah Air. Sebagian kecil memilih terbang dari negara lain, tempat di mana mereka bekerja.
Seperti 30 jamaah haji asal Korea Selatan (Korsel) yang tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, akhir pekan kemarin. Paras mereka terlihat berbeda dari jamaah haji lainnya dalam rombongan tersebut. Saat dikonfirmasi ternyata mereka adalah WNI yang bekerja di Korsel.
"Kami kerja di Korea," kata Rifki Muhammad, WNI yang menjadi bagian dari rombongan jamaah haji asal Korsel saat berbaris menunggu naik bus di dekat kantor Daker Bandara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berada di Terminal Haji Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Rifki mengaku telah bekerja beberapa tahun di Korsel. Dia sengaja menyisihkan gaji yang diterima sedikit demi sedikit untuk naik haji. Setelah tabungannya cukup, dia langsung mendaftar haji. "Kami bayar sekitar 6 juta won, kalau dihitung ya sekitar Rp70 jutaan," ungkap pria asal Malang, Jawa Timur ini.
Mendaftar haji di Korsel cukup mudah. Dia cukup membayarkan uang ke agen perjalanan yang mengurusi haji. Tidak seperti di Indonesia yang membutuhkan waktu puluhan tahun, jamaah haji Korsel bisa langsung berangkat setelah mendaftar.Seperti Rifki, setelah mendaftar, dia langsung mendapat kepastian tanggal berangkat sepekan kemudian. "Tahun ini daftar ya tahun ini berangkat," tutur pria berumur sekitar 30 tahunan ini yang mengaku telah mendapatkan hak libur dari perusahaannya.
Persiapan naik haji dari Korsel sama dengan di Indonesia. Calon jamaah haji harus mempersiakan dokumen seperti paspor dan surat kesehatan dari otoritas terkait. Mereka juga mendapatkan pelatihan manasik haji dari agen yang memberangkatkan. Mereka juga diberikan koper, rompi pengenal, dan tas paspor. "Kami di sini sekitar 3 minggu," kata Rifki.
Kemudahan mendaftar haji di Korsel juga disampaikan Nursyamsiah. WNI yang bekerja di pabrik ini mengaku mengurus pendaftaran haji sendiri. "Saya senang bisa pergi haji di usia muda," tutur perempuan berumur 32 tahun ini.
Jumlah jamaah haji dari Korea Selatan sebanyak 450 orang. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok terbang dengan jumlah 70 orang per kloter. "Total TKI yang menjadi jamaah haji Korea saat ini 50 orang," kata Sugiarto, jamaah haji Korea asal Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah ini.
Sugiarto minta didoakan agar dirinya selamat sampai tujuan hingga kembali lagi ke Tanah Air. "Mohon doa saja semoga kita jadi haji mabrur mampu tunaikan rukun haji," katanya.
Seperti 30 jamaah haji asal Korea Selatan (Korsel) yang tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, akhir pekan kemarin. Paras mereka terlihat berbeda dari jamaah haji lainnya dalam rombongan tersebut. Saat dikonfirmasi ternyata mereka adalah WNI yang bekerja di Korsel.
"Kami kerja di Korea," kata Rifki Muhammad, WNI yang menjadi bagian dari rombongan jamaah haji asal Korsel saat berbaris menunggu naik bus di dekat kantor Daker Bandara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berada di Terminal Haji Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Rifki mengaku telah bekerja beberapa tahun di Korsel. Dia sengaja menyisihkan gaji yang diterima sedikit demi sedikit untuk naik haji. Setelah tabungannya cukup, dia langsung mendaftar haji. "Kami bayar sekitar 6 juta won, kalau dihitung ya sekitar Rp70 jutaan," ungkap pria asal Malang, Jawa Timur ini.
Mendaftar haji di Korsel cukup mudah. Dia cukup membayarkan uang ke agen perjalanan yang mengurusi haji. Tidak seperti di Indonesia yang membutuhkan waktu puluhan tahun, jamaah haji Korsel bisa langsung berangkat setelah mendaftar.Seperti Rifki, setelah mendaftar, dia langsung mendapat kepastian tanggal berangkat sepekan kemudian. "Tahun ini daftar ya tahun ini berangkat," tutur pria berumur sekitar 30 tahunan ini yang mengaku telah mendapatkan hak libur dari perusahaannya.
Persiapan naik haji dari Korsel sama dengan di Indonesia. Calon jamaah haji harus mempersiakan dokumen seperti paspor dan surat kesehatan dari otoritas terkait. Mereka juga mendapatkan pelatihan manasik haji dari agen yang memberangkatkan. Mereka juga diberikan koper, rompi pengenal, dan tas paspor. "Kami di sini sekitar 3 minggu," kata Rifki.
Kemudahan mendaftar haji di Korsel juga disampaikan Nursyamsiah. WNI yang bekerja di pabrik ini mengaku mengurus pendaftaran haji sendiri. "Saya senang bisa pergi haji di usia muda," tutur perempuan berumur 32 tahun ini.
Jumlah jamaah haji dari Korea Selatan sebanyak 450 orang. Mereka dibagi dalam beberapa kelompok terbang dengan jumlah 70 orang per kloter. "Total TKI yang menjadi jamaah haji Korea saat ini 50 orang," kata Sugiarto, jamaah haji Korea asal Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah ini.
Sugiarto minta didoakan agar dirinya selamat sampai tujuan hingga kembali lagi ke Tanah Air. "Mohon doa saja semoga kita jadi haji mabrur mampu tunaikan rukun haji," katanya.
(maf)