Ciptakan Plester Ramah Lingkungan, Dua Siswi Raih Emas di Korsel

Minggu, 04 Agustus 2019 - 19:10 WIB
Ciptakan Plester Ramah...
Ciptakan Plester Ramah Lingkungan, Dua Siswi Raih Emas di Korsel
A A A
TANGERANG - Dua pelajar SMA Kharisma Bangsa meraih emas di World Invention Creativity Olympic (WICO). Mereka menciptakan plester larut air dan krim dari ekstrak daun sirih dan kemangi.

Kedua pelajar tersebut yakni Anastasya Azzahra dan Tiara Salsabila mengaku tak menyangka akan mendapat medali emas di WICO yang berlangsung 25-27 Juli lalu.

Anastasya mengatakan, awalnya mereka hanya merasa khawatir akan sampah yang mencemari lingkungan. Terutama plester yang berdasarkan informasi yang dia dapat dalam setahun itu ada 10 juta lembar telah mencemari dunia.

''Akhirnya kami sepakat untuk mengembangkan plester yang bisa larut dalam air. Bahannya pun dari alam sehingga tidak mencemari lingkungan," katanya saat ditemui di sekolahnya, Minggu (4/8/2019).

Anastasya yang mengidolakan Buya Hamka karena terpesona akan tulisan dan pengalaman hidupnya menjelaskan, setelah diteliti ekstrak dauns sirih ternyata memili antioksidan yang bagus untuk penyembuhan luka.

Ekstrak daun sirih inilah yang dimasukkan ke dalam plester yang juga larut air. Jika plester luka biasa setelah luka sembuh dibuang begitu saja maka plster yang mereka buat jika digosok dengan air hangat maka akan terlarut sehingga tidak menjadi sampah.

Selain plester keduanya juga meramu ekstrak daun sirih dan sarang lebah menjadi krim yang bisa mempercepat penyembuhan luka. Gadis berjilbab ini mengatakan, kompetisi yang mengutamakan inovasi untuk lingkungan hidup ini diikuti oleh 1.000 partisipan dari 20 negara.

''Kami mendapat emas karena kita membantu memperbaiki masa depan. Yang kami buat adalah hal kecil tapi efeknya besar bagi masyarakat. Terutama untuk mengurangi sampah yang sulit terurai di tanah," jelasnya.

Anastasya mengaku, belum menemukan cita-cita apa untuk masa depannya. Namun dia ingin terus membuat inovasi-inovasi lain yang bisa menjadi jawaban atas masalah yang disekitarnya. Oleh karena itu pula, katanya, dia mengaku sains terutama IPA adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan lingkungan sekitar.

Sementara Tiara yang mengidolakan mantan Presiden BJ Habibie mengatakan, plester dan krim yang meraih emas itu tercipta setelah percobaan ketiga yang melelahkan. Dia mengatakan, diperlukan komposisi ekstrak yang benar sehingga inovasinya bisa memyembuhkan luka. Beruntung, katanya, mereka mendapat bimbingan dari salah satu dosen Institut Teknologi Indonesia (ITI).

Tiara mengaku sejak kecil menyukai segala sesuatu tentang sains. Meski belum menduduki kelas akhir namun Tiara sudah mantap mengatakan dia ingin menjadi ahli dibidang teknologi pangan.

"Idola saya adalah Pak Habibie karena dia banyak membuat karya dan menginspirasi banyak orang untuk membuat karya," kata gadis berkacamata ini.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1361 seconds (0.1#10.140)