Tak Berhenti Bersuara 12 Jam Sehari Informasikan Kedatangan Jamaah

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 10:30 WIB
Tak Berhenti Bersuara...
Tak Berhenti Bersuara 12 Jam Sehari Informasikan Kedatangan Jamaah
A A A
SUARANYA terdengar begitu lantang di tengah bising Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Tangan kanannya mencengkeram alat komunikasi bravo, tangan kirinya memegang handphone atau kertas. Setiap informasi yang keluar dari mulutnya menjadi pegangan petugas lain terkait pergerakan jamaah haji setelah tiba di Tanah Suci.

Pemilik suara itu adalah Holis Tomin. Seorang tenaga musiman (temus) yang bertugas di bagian penerimaan dan pemberangkatan jamaah haji Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019. Setiap kelompok terbang (kloter) yang tiba di bandara Arab Saudi harus sepengetahuannya untuk dilaporkan ke Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah.

Tugas yang diemban pria berusia 42 tahun ini tak bisa dianggap enteng. Dia bertanggung jawab melaporkan setiap kloter jamaah yang tiba di Tanah Suci. Dari mulai turun pesawat hingga naik bus dan berangkat ke hotelnya masing-masing. Laporan cepat tidak dikirimkan secara tertulis, tapi disampaikan melalui suara dengan alat komunikasi bravo. "Alat ini (bravo) sudah bersama saya sejak 2007. Dulu pakai HT," kata Holis yang selalu mendapat tugas pelaporan jamaah haji sejak 2002.

Holis harus bersiap ketika ada pesawat jamaah haji Indonesia yang akan mendarat. Dia mencatat nomor kloter, asal embarkasi, jumlah rombongan, jumlah jamaah haji. Data-data itu kemudian disampaikan ke KUH Jeddah melalui bravo. Dibantu petugas lain, Holis lalu mengatur jamaah haji berdasarkan rombongan. Setelah itu, jamaah diarahkan menuju ke bus sesuai dengan nomor rombongan yang telah ditentukan. Sebelum bus berangkat, ayah empat anak tersebut wajib mencatat nomor lambung bus, nama sopir, nomor handphone sopir, warga negara sopir, dan jumlah jamaah yang naik ke bus tersebut. "Setelah bus berangkat, saya laporkan lagi (data-data itu) ke markas (KUH)," ujar Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah hijrah ke Jeddah sejak 1995 ini.

Rata-rata dibutuhkan 10 unit bus untuk mengangkut satu kloter jamaah haji. Itu berarti, Holis harus mencatat dan melaporkan langsung sebanyak itu. Itu baru satu kloter. Menurut Holis, dalam 12 jam kerjanya, minimal dia menangani 9-10 kloter. "Alhamdulillah suara saya tidak pernah habis," kata warga asal Sampang, Madura ini yang mengaku minum air putih dingin untuk menjaga suaranya tetap lantang.

Ketua Sektor 1 Daker Bandara Jeddah-Madinah, Koen Ismoyo mengatakan, informasi yang disampaikan oleh Holis sangat penting dan tidak boleh salah. Sebab, informasi itu menjadi pegangan petugas lain di Daker Mekkah atau Madinah. Sehingga bus yang telah berangkat dari bandara bisa diperkirakan sampai pukul berapa di hotel. "Jadi kalau misalnya bus belom sampai di hotel sesuai waktu perkiraan, maka akan ada tim yang menyisir untuk mencari bus tersebut," katanya.

Setelah sampai di hotel, petugas lain juga akan mencocokkan dengan data yang disampaikan oleh Holis terkait jumlah jamaah, nomor kloter, nomor rombongan, dan lainnya, apakah sudah sesuai atau belum. Sehingga jika ada jamaah yang tertinggal atau sesuatu yang menimpa jamaah haji bisa segera diketahui dan ditangani.

Holis mengaku sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari PPIH. Meski kerap dimarahi jamaah saat mengatur rombongan, tapi dia tetap sabar. Niat melayani tamu-tamu Allah telah tertancap kuat di hatinya, semua hal yang tidak mengenakan dia kesampingkan. (Abdul Malik Mubarak).
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1010 seconds (0.1#10.140)