14 Ormas Islam Gandeng Kemhan Bangun Kesadaran Bela Negara

Jum'at, 02 Agustus 2019 - 22:43 WIB
14 Ormas Islam Gandeng Kemhan Bangun Kesadaran Bela Negara
14 Ormas Islam Gandeng Kemhan Bangun Kesadaran Bela Negara
A A A
JAKARTA - Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) yang terdiri dari 14 Ormas Islam mengunjungi Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat.

Rombongan dipimpin langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, yang juga Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam.

Pertemuan LPOI dengan Menhan ini, selain untuk bersilaturahim juga dalam rangka menyampaikan keinginannya untuk bekerja sama dalam hal kegiatan pembinaan kesadaran Bela Negara.

LPOI terdiri dari 14 ormas Islam di antaranya, NU, Al Irsyad Al Islamiyah, Persis, Ittihadiyah, Matlaul Anwar, Arrobitoh Al Alawiyah, Al Wasliyah, Syarikat Islam Indonesia, Perti, Ikadi, Azzikra, PITI, Dewan Da'wah, serta Himpunan Bina Muallaf.

“Kami dari Lembaga Persahabatan Ormas Islam yang terdiri dari 14 Ormas Islam diterima oleh Menhan, pertama silaturahim kita saling tukar pendapat dan sharing menghadapi masa depan negara kita. Kedua, bagaimana kita membuat kerja sama dalam rangka bela negara”, jelas Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Jumat (2/8/2019).

Said mengatakan, Bela Negara merupakan hal sangat penting sekali pada era saat ini karena tantangan sudah di depan mata yang jelas - jelas ancaman bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penguatan nilai – nilai Bela Negara kepada masyarakat sangat tepat untuk menangkal ancaman ideologi asing baik dari dalam maupun luar yang bertentangan dan mengancam Pancasila. “Kita harus pertegas, yang paling penting kita harus usir ideologinya, harus kita tolak”, jelasnya.

Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan, ancaman nyata saat ini adalah ancaman terorisme, radikalisme dan mainset bangsa. Ancaman mainset adalah, ancaman terhadap ideologi Pancasila yang dapat membahayakan keutuhan NKRI.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini ancaman tersebut tidak dapat di atasi dengan senjata atau secara militer karena keberhasilnya hanya 1-5%. Menurut dia, yang paling tepat adalah dengan pertahanan rakyat semesta yang dilaksanakan melalui Bela Negara.

“Menghancurkan ancaman ini tidak boleh dengan senjata, harus seluruh rakyat, karena 99% keberhasilan dengan melibatkan rakyat. Maka bela negara tepat di sini,” katanya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6462 seconds (0.1#10.140)