Indonesia Dapat Tambahan Tiga Maktab di Arafah dan Mina

Kamis, 01 Agustus 2019 - 09:05 WIB
Indonesia Dapat Tambahan...
Indonesia Dapat Tambahan Tiga Maktab di Arafah dan Mina
A A A
MEKKAH - Indonesia tahun ini mendapatkan tiga maktab tambahan saat puncak haji di Arafah dan Mina. Ruang tambahan ini diberikan sebagai konsekuensi adanya penambahan kuota 10.000 jamaah haji Indonesia, dari semula 221.000 menjadi 231.000 orang.

Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Nizar Ali mengatakan, pihaknya telah mengajukan tambahan maktab untuk jamaah haji Indonesia kepada otoritas terkait. Permintaan itu akhirnya disetujui oleh pengurus pembagian kavling di Arafah dan Mina. "Kita minta tambah maktab lagi dan wilayah baru lagi. Kita dapat tiga tambahan maktab," katanya kepada tim Media Center Haji (MCH), kemarin.

Dengan adanya tiga maktab baru, maka space jamaah haji di Arafah dan Mina tidak bertambah padat. Sebab, masing-masing maktab bisa menampung sekitar 3.000 jamaah.

Menurut Nizar, tiga maktab yang diberikan kepada jamaah haji Indonesia semestinya untuk jamaah haji dari negara lain, seperti Turki, China, dan Afrika. "Khusus Afrika karena ada problem kesehatan karena tidak boleh memberangkatkan jamaah," katanya.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019, Subhan Cholid membenarkan bahwa muassasah telah memberikan tambahan tiga maktab, dari semula 73 menjadi 76 maktab. Penomorannya dimulai dari Maktab 74, 75, dan 76. "(di Mina) Tiga maktab tambahan itu di dekat Terowongan Moaisim," katanya.

Dengan adanya penambahan tiga maktab itu, maka ruang bagi jamaah haji Indonesia di Mina rata-rata 0,8 meter. Adapun space jamaah haji Indonesia di Arafah lebih longgar lagi antara 1,2-1,3 meter.

Kasie Akomodasi Daker Madinah, Ihsan Faisal mengatakan, dengan adanya tambahan 3 maktab itu, maka total maktab untuk jamaah haji Indonesia sebanyak 73. "Maktab kita 1-18, 20-71, lalu 74-76," katanya.

Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berharap 10.000 kuota tambahan tahun ini dapat dipermanenkan. Sehingga Indonesia dapat memberangkatkan sebanyak 231.000 jamaah haji setiap tahun.

"Harapan kita kuota tambahan ini bisa diberlakukan untuk tahun mendatang," ujar Menag saat tiba di Bandara King Abdul Jeddah bersama rombongan delegasi Amirul Hajj, Selasa (30/7/2019) sore.

76% Jamaah Haji Indonesia Sudah di Mekkah
Sementara itu, PPIH meningkatkan pengawasan dan pelayanan jamaah haji Indonesia di Masjidil Haram, Mekkah. Kondisi Baitullah sangat padat seiring dengan semakin dekatnya puncak haji pada 9-14 Agustus nanti. Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, Rabu (31/7/2019) pukul 11.30 Waktu Arab Saudi (WAS), jumlah jamaah haji Indonesia yang telah tiba di Tanah Suci sebanyak 177.157 orang. Mereka berasal dari 439 kloter. Ini berarti 76% jamaah haji Indonesia dari total kuota 231.000 orang telah berada di Kota Mekkah.

Subhan Cholid mengatakan, jumlah jamaah haji Indonesia yang masuk ke Kota Mekkah terus bertambah, rata-rata 5.000 orang per hari. Mereka yang baru datang akan langsung melakukan umrah wajib. Kondisi ini, kata Subhan, menyebabkan Masjidil Haram sangat padat, apalagi ketika masuk waktu salat. "Ada beberapa titik yang ditingkatkan kewaspadaannya, seperti di Masjidil Haram," kata Subhan Cholid.

Hal yang perlu diwaspadai petugas adalah jamaah haji yang melakukan umrah wajib karena mereka dalam lelah setelah melalui perjalanan panjang dengan pesawat dari Tanah Air ke Arab Saudi. Sebelum berangkat ke Tanah Suci sebagian jamaah juga tidak banyak beristirahat karena menggelar acara walimatusafar dan menerima tamu-tamu yang datang. Ditambah lagi kondisi Baitullah yang padat, jamaah perlu energi lebih dalam melaksanakan ibadahnya. "Ini yang banyak ditemukan petugas di Masjidil Haram. Sebagian dari mereka kelelahan," katanya.

Untuk memperkuat layanan jamaah haji di Masjidil Haram, kata Subhan Cholid, PPIH telah menempatkan petugas Daker Madinah di titik-titik rawan, terutama di Baitullah. Mereka akan membantu petugas Perlindungan Jamaah (Linjam), Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH), dan Tim Gerak Cepat di Sektor Khusus Masjidil Haram. "Petugas dari Madinah kita deploy (tempatkan) di Masjidil Haram untuk memback-up Seksus," kata Subhan Cholid.

Kepala Seksi Data dan Informasi Data Daker Mekkah Nurhanuddin menambahkan dari 177.157 orang jamaah yang masuk ke kota kelahiran Nabi sedikitnya 9.264 di antaranya adalah jamaah lanjut usia. Mereka rata-rata berusia 75 tahun ke atas. “Kondisi ini tentunya harus mendapatkan perhatian lebih agar pelayanan kepada para jamaah dengan risiko tinggi tersebut bisa optimal utamanya kesehatan mereka bisa tetap terjaga hingga kepulangan ke tanah air,” katanya.

Terpisah, Menteri Agama (Menag) meminta kepada jamaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatannya masing-masing menjelang puncak haji. Menurutnya, haji adalah ibadah yang sangat membutuhkan kebugaran fisik dan kesehatan yang prima. Jamaah haji harus mengukur kemampuannya masing-masing, jangan terlalu memforsir tenaga untuk ibadah. "Istirahat yang cukup, imbangi dengan asupan-asupan makanan yang sehat," kata Menag.

Musim haji 1440H/2019M bertepatan dengan musim panas. Suhu di Makkah dalam sepekan terakhir berkisar 42 - 48 derajat celcius. Panas terik menuntut jemaah untuk dapat menjaga kesehatannya, termasuk dari dehidrasi karena kekurangan cairan. "Jadi istirahat cukup, makan cukup," katanya. (Abdul Malik Mubarok)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1598 seconds (0.1#10.140)