Legislator Kader Ansor Tegas Kawal Kebhinekaan dan NKRI
A
A
A
JAKARTA - Kader Gerakan Pemuda Ansor yang terpilih menjadi anggota DPR RI berkomitmen mempertahankan Pancasila, kebhinekaan, toleransi, antiradikalisme serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salah satu yang menyampaikan komitmen tersebut adalah Wakil Bendahara Umum GP Ansor, Luqman Hakim, yang terpilih sebagai salah satu anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia mengatakan, semua kader Ansor, terlepas apapun partainya, selalu menjunjung tinggi semangat politik Islam ahlusshunah wal jamaah sebagaimana yang digariskan Nahdlatul Ulama (NU), dimana didalamnya harus merawat kebhinekaan, menjaga toleransi dan mempertahankan NKRI.
“Di parlemen nanti, kami akan menjadi benteng dalam mempertahankan Pancasila, kebhinekaan, anti radikalisme dan bentuk final NKRI,” ujarnya di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Penegasan Luqman didasarkan pada analisis pengamat yang memprediksi masih akan munculnya anasir Islam radikal di Asia Tenggara termasuk Indonesia pasca kekalahan ISIS, serta dari sayap Islam radikal yang lain. Gerakan dari kelompok tersebut akan mengancam kebhinekaan dan NKRI. “Ini harus terus kita waspadai,” tegas legislator terpilih dari
Dapil Jateng VI yang suaranya mengalahkan incumbent anggota DPR RI PKB Abdul Kadir Karding ini.
Menurut CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, pemilu legislatif 2019 mengantarkan tujuh kader Ansor menduduki kursi DPR RI melalui berbagai partai politik, termasuk Ketua Umum PP GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas. Masih banyak lagi kader yang menduduki kursi DPRD provinsi maupun kabupaten/kota.
Banyaknya kader Ansor yang menang Pemilu, sebagian besar dengan suara signifikan mengalahkan incumbent, menurutnya karena hampir semua kader Ansor memiliki basis massa hingga akar rumput. “Mereka membumi, memiliki relasi bagus dengan kader Ansor yang sampai tingkat kampung. Jadi, kalau Abdul Kadir Karding dikalahkan Luqman, itu hal yang lumrah ha ha,” kata Hasanuddin sambil tertawa.
Selain militansi dan jaringan, kekuatan kader Ansor, lanjutnya, juga tak lepas dari konsistensi Ansor dalam menjaga nilai keislaman moderat, menjaga kebhinekaan serta memproklamirkan sebagai salah satu organisasi benteng NKRI. “Ketika isu ancaman kebhinekaan dan NKRI mengemuka seperti saat Pemilu kemarin, kader Ansor memetik simpati dan dukungan”.
Hasanuddin memprediksi, kader Ansor akan konsisten menjaga isu kebhinekaan dan NKRI. Apa lagi, hingga beberapa tahun ke depan, diperkirakan isu yang mengusik keberagaman dan toleransi masih akan mengemuka di Indonesia.
Salah satu yang menyampaikan komitmen tersebut adalah Wakil Bendahara Umum GP Ansor, Luqman Hakim, yang terpilih sebagai salah satu anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia mengatakan, semua kader Ansor, terlepas apapun partainya, selalu menjunjung tinggi semangat politik Islam ahlusshunah wal jamaah sebagaimana yang digariskan Nahdlatul Ulama (NU), dimana didalamnya harus merawat kebhinekaan, menjaga toleransi dan mempertahankan NKRI.
“Di parlemen nanti, kami akan menjadi benteng dalam mempertahankan Pancasila, kebhinekaan, anti radikalisme dan bentuk final NKRI,” ujarnya di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Penegasan Luqman didasarkan pada analisis pengamat yang memprediksi masih akan munculnya anasir Islam radikal di Asia Tenggara termasuk Indonesia pasca kekalahan ISIS, serta dari sayap Islam radikal yang lain. Gerakan dari kelompok tersebut akan mengancam kebhinekaan dan NKRI. “Ini harus terus kita waspadai,” tegas legislator terpilih dari
Dapil Jateng VI yang suaranya mengalahkan incumbent anggota DPR RI PKB Abdul Kadir Karding ini.
Menurut CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali, pemilu legislatif 2019 mengantarkan tujuh kader Ansor menduduki kursi DPR RI melalui berbagai partai politik, termasuk Ketua Umum PP GP Ansor H. Yaqut Cholil Qoumas. Masih banyak lagi kader yang menduduki kursi DPRD provinsi maupun kabupaten/kota.
Banyaknya kader Ansor yang menang Pemilu, sebagian besar dengan suara signifikan mengalahkan incumbent, menurutnya karena hampir semua kader Ansor memiliki basis massa hingga akar rumput. “Mereka membumi, memiliki relasi bagus dengan kader Ansor yang sampai tingkat kampung. Jadi, kalau Abdul Kadir Karding dikalahkan Luqman, itu hal yang lumrah ha ha,” kata Hasanuddin sambil tertawa.
Selain militansi dan jaringan, kekuatan kader Ansor, lanjutnya, juga tak lepas dari konsistensi Ansor dalam menjaga nilai keislaman moderat, menjaga kebhinekaan serta memproklamirkan sebagai salah satu organisasi benteng NKRI. “Ketika isu ancaman kebhinekaan dan NKRI mengemuka seperti saat Pemilu kemarin, kader Ansor memetik simpati dan dukungan”.
Hasanuddin memprediksi, kader Ansor akan konsisten menjaga isu kebhinekaan dan NKRI. Apa lagi, hingga beberapa tahun ke depan, diperkirakan isu yang mengusik keberagaman dan toleransi masih akan mengemuka di Indonesia.
(akn)