Fokus Urus Partai, Hasto Kristiyanto Tak Berminat Jadi Menteri
A
A
A
JAKARTA - Posisi Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indnesia Perjuangan (PDIP) sekaligus mantan Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, serta orang dekat Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo (Jokowi) tak membuatnya mengincar kursi menteri pada kabinet pemerintahan 2019-2024.
Menjawab wartawan di sela Konferensi Daerah (Konferda) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu 28 Juli 2019, Hasto mengisyaratkan tidak akan menduduki jabatan menteri pada Pemerintah Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Hasto menegaskan masih memiliki banyak tugas membangun partai. "Bagi saya pribadi, menjadi pengurus partai, seperti ranting dan PAC adalah tugas ideologis. Buat saya berdedikasi buat partai itu sebuah kehormatan. Banyak tugas-tugas yang harus kami jalankan untuk membangun PDI Perjuangan ini. Karena itulah, kami memberikan kesempatan pada yang lain untuk menjadi menteri," tutur Hasto.
Bagi dirinya, tugas kepartaian berarti menjabarkan seluruh gagasan kebijakan dan juga arah tentang Indonesia masa depan, melalui partai politik seperti yang disampaikan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Masih banyak PR-PR (pekerjaan rumah) yang harus kami jalankan, bagaimana PDI Perjuangan menjadi partai pelopor dengan sekolah partainya, dengan manajemen partai yang andal, dengan program kerakyatan dan mempersiapkan lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang terus dilakukan melalui proses kaderisasi kepemimpinan di partai. Itu skala prioritas yang kami jalankan," beber Hasto.
Menurut dia, masih banyak yang lebih pantas dari dirinya untuk duduk di kursi menteri. "Partai ini kan memberikan tugas-tugas yang sangat strategis di dalam mendukung sepenuhnya kebijakan Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin. Karena itulah kami lihat tantangan-tantangan ke depan. Seluruh jajaran struktural partai memohon kepada Ibu Ketum untuk berkenan menjadi Ketum kembali. Jadi apapun posisinya, ya saya bertugas di dalam internal partai. Mengajar dalam kaderisasi partai adalah bagian tugas saya," tutur Hasto.
Mengenai siapa kader PDIP yang akan menjadi menteri, Hasto mengatakan belum ada keputusan soal kabinet pemerintahan ke depan.
Jokowi, kata dia, sedang melakukan berbagai kajian strategis soal susunan dan struktur kabinet ke depan. Demokrasi yang dibangun menempatkan Megawati Soekarnoputri untuk mengambil keputusan dan menentukan siapa calon menteri dari PDIP.
"Jangan lupa bahwa Ibu Megawati sangat memahami ilmu psikologi dan mengamati secara detail siapa saja yang pantas ditugaskan sebagai menteri,” ujar Hasto.
Dia menjelaskan, Megawati akan terus mencermati siapa saja yang akan ditugaskan untuk duduk di jajaran eksekutif pemerintahan.
"Yang jelas siapa pun yang ditugaskan oleh ibu ketua umum, mereka telah mengikuti pendidikan politik. Karena pernah menjadi anggota dewan misalnya, atau sosok pemimpin yang pernah menjadi kepala daerah, atau juga mereka yang mewakili kelompok profesional yang teguh memperjuangan ideologi Bung Karno. Yang jelas, kami sebagai petugas partai akan mempersiapkan segala sesuatu dalam pelaksanaan hak prerogatif dari Ibu Megawati Soekarnoputri," tuturnya
Menjawab wartawan di sela Konferensi Daerah (Konferda) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Minggu 28 Juli 2019, Hasto mengisyaratkan tidak akan menduduki jabatan menteri pada Pemerintah Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Hasto menegaskan masih memiliki banyak tugas membangun partai. "Bagi saya pribadi, menjadi pengurus partai, seperti ranting dan PAC adalah tugas ideologis. Buat saya berdedikasi buat partai itu sebuah kehormatan. Banyak tugas-tugas yang harus kami jalankan untuk membangun PDI Perjuangan ini. Karena itulah, kami memberikan kesempatan pada yang lain untuk menjadi menteri," tutur Hasto.
Bagi dirinya, tugas kepartaian berarti menjabarkan seluruh gagasan kebijakan dan juga arah tentang Indonesia masa depan, melalui partai politik seperti yang disampaikan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Masih banyak PR-PR (pekerjaan rumah) yang harus kami jalankan, bagaimana PDI Perjuangan menjadi partai pelopor dengan sekolah partainya, dengan manajemen partai yang andal, dengan program kerakyatan dan mempersiapkan lahirnya pemimpin-pemimpin baru yang terus dilakukan melalui proses kaderisasi kepemimpinan di partai. Itu skala prioritas yang kami jalankan," beber Hasto.
Menurut dia, masih banyak yang lebih pantas dari dirinya untuk duduk di kursi menteri. "Partai ini kan memberikan tugas-tugas yang sangat strategis di dalam mendukung sepenuhnya kebijakan Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin. Karena itulah kami lihat tantangan-tantangan ke depan. Seluruh jajaran struktural partai memohon kepada Ibu Ketum untuk berkenan menjadi Ketum kembali. Jadi apapun posisinya, ya saya bertugas di dalam internal partai. Mengajar dalam kaderisasi partai adalah bagian tugas saya," tutur Hasto.
Mengenai siapa kader PDIP yang akan menjadi menteri, Hasto mengatakan belum ada keputusan soal kabinet pemerintahan ke depan.
Jokowi, kata dia, sedang melakukan berbagai kajian strategis soal susunan dan struktur kabinet ke depan. Demokrasi yang dibangun menempatkan Megawati Soekarnoputri untuk mengambil keputusan dan menentukan siapa calon menteri dari PDIP.
"Jangan lupa bahwa Ibu Megawati sangat memahami ilmu psikologi dan mengamati secara detail siapa saja yang pantas ditugaskan sebagai menteri,” ujar Hasto.
Dia menjelaskan, Megawati akan terus mencermati siapa saja yang akan ditugaskan untuk duduk di jajaran eksekutif pemerintahan.
"Yang jelas siapa pun yang ditugaskan oleh ibu ketua umum, mereka telah mengikuti pendidikan politik. Karena pernah menjadi anggota dewan misalnya, atau sosok pemimpin yang pernah menjadi kepala daerah, atau juga mereka yang mewakili kelompok profesional yang teguh memperjuangan ideologi Bung Karno. Yang jelas, kami sebagai petugas partai akan mempersiapkan segala sesuatu dalam pelaksanaan hak prerogatif dari Ibu Megawati Soekarnoputri," tuturnya
(dam)