Dari Metode Medis Hingga Rukyah dengan Air Zamzam

Sabtu, 20 Juli 2019 - 09:14 WIB
Dari Metode Medis Hingga...
Dari Metode Medis Hingga Rukyah dengan Air Zamzam
A A A
MADINAH - Sakit yang diderita jamaah haji saat berada di Tanah Suci sangat beragam, dari mulai flu, muntah-muntah, hipertensi, jantung hingga gangguan kejiwaan. Selain diobati secara medis, beberapa di antaranya juga membutuhkan cara-cara nonmedis.

Seperti yang dilakukan Konsultan Ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Madinah, Tulus. Dia membantu pengobatan pasien di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang didiagnosa menderita sakit lambung. Pasien ini telah sepekan dirawat di KKHI. Namun dia tetap muntah-muntah. Tim dokter akhirnya meminta bantuan kepada Tulus untuk merukyahnya. "Dokter minta agar pasien didoakan, semacam diruqyah. Saya lakukan sekemampuan karena permintaan itu," kata Tulus di sela melakukan bimbingan ibadah di KKHI Madinah, kemarin.

Dalam metodenya, Tulus mengambil air zamzam dalam sebuah gelas lalu dibacakan doa-doa. Ayat dan surat utama dalam Alquran juga ikut diucapkan, seperti ayat Kursi, Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas. Setelah selesai, air itu diminumkan kepada si pasien. "Saya dapat laporan sudah membaik, meski masih muntah tapi berkurang. Saya minta dokter untuk terus melakukan observasi," katanya.

Dalam melakukan bimbingan ibadah, Tulus mengingatkan para pasien untuk tetap melaksanakan salat lima waktu, termasuk mereka yang terbaring sakit. Pasien diminta untuk banyak berzikir dan fokus penyembuhan penyakit. Jangan memaksakan diri untuk berziarah atau menyempurnakan salat Arbain jika kondisinya tidak memungkinkan. Sebab, rangkaian kegiatan tersebut di Madinah bersifat sunah. Pelaksanaan haji baru dilakukan Agustus nanti di Mekkah.

Tulus juga mengingatkan jamaah haji yang akan diberangkatkan ke Mekkah wajib berihram dan niat umrah di Bir Ali. Hal ini penting untuk keabsahan ibadah hajinya. Salah satu dokter di KKHI, dr Itah Sri Utami menambahkan, jamaah haji yang masih sakit akan dilihat kondisinya apakah bisa diikutkan bergeser ke Mekkah atau tidak. Sebab, perjalanan dari Madinah ke Mekkah cukup panjang, membutuhkan waktu sekitar 6-7 jam. "Lihat kondisi terakhirnya bagaimana. Jika memungkinkan, kami akan kirimkan ke Mekkah. Satu ambulance disiapkan untuk satu pasien didampingi satu dokter dan perawat," katanya kepada tim Media Center Haji (MCH) 2019.

Hingga kemarin, baru ada dua pasien yang diantarkan ke Mekkah dari KKHI Madinah menggunakan ambulans. Mereka langsung dirawat di KKHI Mekah untuk mendapatkan perawatan intensif sebelum puncak haji. Tim kesehatan dari KKHI Mekkah juga akan berkonsultasi dengan pembimbing ibadah mengenai kondisi terakhir pasien. Apakah akan melakukan umrah sendiri atau dibadalkan. "Nanti tim kesehatan dan pembimbing ibadah yang akan menentukan," kata Tulus. (Abdul Malik Mubarak)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0870 seconds (0.1#10.140)