Suara Dewan Pembina Golkar Tidak untuk Satu Calon
A
A
A
JAKARTA - Anggota Dewan Pembina Golkar, Paskah Suzetta, menegaskan sikap Dewan Pembina Golkar tidak mendukung salah satu calon di pemilihan ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024.
Menurut dia, masing-masing pribadi mempunyai pilihan dan tidak dapat diartikan mendukung calon tertentu. Dia menegaskan, mendukung Bambang Soesatyo untuk maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar.
"Saya perlu memberikan penjelasan supaya tidak salah memberikan. Dewan pembina mendukung itu salah, kalau secara pribadi tidak masalah. Secara pribadi, saya mendukung Pak Bambang Soesatyo, wajar," ungkapnya di acara konferensi pers bersama calon Ketua Umum Golkar periode 2019-2024 di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Pernyataan itu sebagai bentuk klarifkasi dari Dewan Pembina terhadap surat Wanbin Partai Golkar bernomor Nomor: K-21/WANBIN/GOLKAR/2019 Jakarta, tertanggal 25 Juni 2019. Surat tersebut ditujukan kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan ditandatangani Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie dan Sekretaris Hafiz Zawawi.
Dia menjelaskan, surat itu sebagai hasil kesepakatan Dewan Pembina Golkar untuk memberikan saran dan pendapat kepada Airlangga. Namun, dia menyayangkan, kenapa surat itu sampai diketahui publik.
"Ini surat ditujukan saran dan pendapat untuk internal Golkar bukan kepentingan harus di expose ke publik. Itu aturan main kelembagaan bukan main keluar ke publik, DPP tidak perlu menyampaikan ke publik," tegasnya.
Selain itu, dia menegaskan, surat itu juga bukan sebagai pemberian dukungan dari Dewan Pembina kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk melanjutkan kepemimpinan. "Tetapi saya harus menjelaskan surat ini. Jangan sampai timbul interpretatif surat Dewan Pembina Golkar memberikan dukungan ke salah satu calon yang akan maju dalam munas perebutan Ketum Golkar," tuturnya.
Justru, dia merasa harus ada evaluasi di internal Partai Golkar. Dia meminta DPP Golkar segera menggelar rapimnas dengan mengundang seluruh DPD tingkat I untuk mengevaluasi kinerja DPP Golkar secara rinci Selain itu, dia mendorong, agar segera dilangsungkan penyelenggaraan Munas.
Dia menegaskan, dikeluarkannya surat tertanggal 25 Juni 2019 itu justru memberikan interpretasi berbeda. "Kelihatannya menjadi interpreatif surat, karena pembina Golkar mengharapkan bahwa pada akhir tahun ini munas. Itu interpreatif bisa November, Oktober, September tidak dovinis dewan pembina mendukung bulan Desember. Kami tidak pernah sebut bulan," tegasnya.
Terkait dengan dukung mendukung salah satu calon merupakan hak masing-masing Dewan Pembina Partai Golkar. Namun, tidak dapat mengatasnamakan dewan pembina. "Saya berkewajiban hadir memberikan respons kepada Bambang Soesatyo dan calon lain. Ini Dewan Pembina, dalam surat lebih banyak calon lebih bagus," tambahnya.
Ada empat calon ketua umum yang hadir dalam acara tersebut. Mereka adalah, Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo, Ketua Satuan Karya Ulama Partai Golkar Ali Yahya, mantan Ketua Umum PP Kesatuan Perempuan Partai Golongan Karya, Ula Nurachwati dan Politikus Partai Golkar, Marlinda Irwanti.
Menurut dia, masing-masing pribadi mempunyai pilihan dan tidak dapat diartikan mendukung calon tertentu. Dia menegaskan, mendukung Bambang Soesatyo untuk maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar.
"Saya perlu memberikan penjelasan supaya tidak salah memberikan. Dewan pembina mendukung itu salah, kalau secara pribadi tidak masalah. Secara pribadi, saya mendukung Pak Bambang Soesatyo, wajar," ungkapnya di acara konferensi pers bersama calon Ketua Umum Golkar periode 2019-2024 di Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Pernyataan itu sebagai bentuk klarifkasi dari Dewan Pembina terhadap surat Wanbin Partai Golkar bernomor Nomor: K-21/WANBIN/GOLKAR/2019 Jakarta, tertanggal 25 Juni 2019. Surat tersebut ditujukan kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan ditandatangani Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie dan Sekretaris Hafiz Zawawi.
Dia menjelaskan, surat itu sebagai hasil kesepakatan Dewan Pembina Golkar untuk memberikan saran dan pendapat kepada Airlangga. Namun, dia menyayangkan, kenapa surat itu sampai diketahui publik.
"Ini surat ditujukan saran dan pendapat untuk internal Golkar bukan kepentingan harus di expose ke publik. Itu aturan main kelembagaan bukan main keluar ke publik, DPP tidak perlu menyampaikan ke publik," tegasnya.
Selain itu, dia menegaskan, surat itu juga bukan sebagai pemberian dukungan dari Dewan Pembina kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk melanjutkan kepemimpinan. "Tetapi saya harus menjelaskan surat ini. Jangan sampai timbul interpretatif surat Dewan Pembina Golkar memberikan dukungan ke salah satu calon yang akan maju dalam munas perebutan Ketum Golkar," tuturnya.
Justru, dia merasa harus ada evaluasi di internal Partai Golkar. Dia meminta DPP Golkar segera menggelar rapimnas dengan mengundang seluruh DPD tingkat I untuk mengevaluasi kinerja DPP Golkar secara rinci Selain itu, dia mendorong, agar segera dilangsungkan penyelenggaraan Munas.
Dia menegaskan, dikeluarkannya surat tertanggal 25 Juni 2019 itu justru memberikan interpretasi berbeda. "Kelihatannya menjadi interpreatif surat, karena pembina Golkar mengharapkan bahwa pada akhir tahun ini munas. Itu interpreatif bisa November, Oktober, September tidak dovinis dewan pembina mendukung bulan Desember. Kami tidak pernah sebut bulan," tegasnya.
Terkait dengan dukung mendukung salah satu calon merupakan hak masing-masing Dewan Pembina Partai Golkar. Namun, tidak dapat mengatasnamakan dewan pembina. "Saya berkewajiban hadir memberikan respons kepada Bambang Soesatyo dan calon lain. Ini Dewan Pembina, dalam surat lebih banyak calon lebih bagus," tambahnya.
Ada empat calon ketua umum yang hadir dalam acara tersebut. Mereka adalah, Wakil Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar, Bambang Soesatyo, Ketua Satuan Karya Ulama Partai Golkar Ali Yahya, mantan Ketua Umum PP Kesatuan Perempuan Partai Golongan Karya, Ula Nurachwati dan Politikus Partai Golkar, Marlinda Irwanti.
(cip)