Keluarga Cendana Serahkan Dokumen Penting Pak Harto ke Negara

Kamis, 18 Juli 2019 - 13:23 WIB
Keluarga Cendana Serahkan...
Keluarga Cendana Serahkan Dokumen Penting Pak Harto ke Negara
A A A
JAKARTA - Keluarga mantan Presiden Soeharto menyerahkan arsip statis kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Arsip tersebut diserahkan Siti Hardiyanti Rukmana kepada Plt Kepala ANRI, Sumrahyadi di Ruang Serbaguna Noerhadi Magetsari, Jakarta, Kamis (18/7/2019).

Sumrahyadi mengatakan, khasanah arsip yang diserahkan keluarga Pak Harto ini dapat menjadi bagian dari arsip kepresidenan. ANRI dalam beberapa tahun terakhir gencar melaksanakan program penyelamatan arsip kepresidenan.

“ANRI mengucapkan terima kasih atas penyerahan arsip ini. Semoga arsip tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Sumrahyadi.

Banyak khazanah arsip yang diserahkan. Yakni 19 roll microfilm yang berisi pidato Pak Harto berikut dengan daftarnya dan 10 roll microfilm pidato Ibu Tien Soeharto beserta daftar dan naskah pidatonya. Juga 10 roll microfilm kumpulan risalah sidang kabinet periode tahun 1967-1998 dan proklamasi integrasi Balibo (yang mendeskripsikan tekad rakyat Timor Timur untuk bersatu dengan Indonesia) tahun 1976 beserta daftarnya, dan satu album foto yang terdiri dari 91 lembar foto yang merekam kegiatan Presiden Soeharto berikut compact disc-nya.

Selain menyerahkan arsip, keluarga Pak Harto meminjamkan satu unit alat baca microfilm yaitu microreader kepada ANRI. Arsip kepresidenan nantinya dapat menjadi sarana pembelajaran bagi masyarakat untuk mengenal dan mengetahui sosok dan kebijakan para presiden Indonesia dari masa ke masa.

Sementara itu, Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut mengatakan, bangsa yang mengelola jejak langkah peninggalan peradabannya cenderung menjadi bangsa besar serta unggul dibandingkan bangsa lain. Ia berharap sejumlah dokumen tentang Pak Harto ini dapat menjadi bagian penting dari sejarah.

“Mudah-mudahan dokumen itu bisa menjadi salah satu acuan masyarakat dalam menghadapi realitas sosial budaya yang kompleks seperti saat ini,” tutur Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan VII ini.

Pada kesempatan yang sama, Mbak Tutut juga mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk tidak lupa sejarah bangsanya dan agar dapat mengambil unsur positif dari sejarah masa lalu. Merajut kembali identitas kebangsaan yang luhur dengan basis kebangsaan multikultur.

"Setiap bangsa harus menyadari jati dirinya. Mengenal dan tahu sejarah bangsanya. Dengan sadar sejarah sebuah bangsa dapat menentukan dengan pasti dan yakin, ke mana bangsa tersebut menentukan titik tujuan perjuangan ke depan," lanjut Mbak Tutut yang datang ke ANRI didampingi didampingi adiknya, Bambang Trihatmodjo.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8274 seconds (0.1#10.140)