Dehidrasi Picu Penyakit Kronis, Jamaah Haji Diminta Banyak Minum
A
A
A
MADINAH - Jamaah haji Indonesia diminta untuk selalu membawa air minum dalam beraktivitas agar tidak dehidrasi karena bisa memicu munculnya panyakit kronis.
Direktur Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Amsyar Akil mengatakan, hingga saat ini jamaah haji yang menjalani rawat jalan dan rawat inap sebangak 90 orang. Rinciannya, rawat inap 31 jamaah, gangguan psikiatri 17 orang, dan sisanya rawat jalan. "Yang mendominasi akibat dehidrasi sehingga penyakit kronis muncul," kata Amsyar, Sabtu (13/7/2019).
Beberapa penyakit yang muncul akibat dehidrasi adalah diabetes melitus (DM) dan gangguan jantung. Kondisi ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Hingga saat ini jamaah haji yang meninggal dunia sebanyak empat orang. Dua orang wafat di pesawat dan dua lagi di Madinah.
Mereka adalah Sumiatun Sowikromo Sutardjan, jamaah haji asal Blora, Jawa Tengah dari kloter 2 Embarkasi Solo (SOC); Mudjadid Damanhuri Mangun, asal Karanganyar kloter 4 Embarkasi Solo (SOC); Khairil Abbas Salim, asal Kota Pekanbaru kloter 3 Embarkasi Batam (BTH); dan Artapiah Armin Musahab, asal Jakarta Barat kloter 8 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG). Dari hasil pemeriksaan, mereka memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes melitus (DM).
Menurut Amsyar, proses dehidrasi jamaah sebetulnya dimulai sejak di pesawat. Jamaah malu untuk minta minum dan menahan kencing dalan waktu yang panjang. Sehingga tanpa terasa terjadi dehidrasi. "Ditambah lagi setelah tiba (di Tanah Suci), aktivitas jamaah meningkat yang memperparah dehidrasi, sehingga penyakit yang ada muncul," katanya.
Kasie Kesehatan Daker Madinah, Edi Supriyatna menambahkan, jamaah yang mengidap diabetes melitus memang berisiko ketika melakukan penerbangan. Proses take off dan landing pesawat membuat adrenalin meningkat. "Karena itu obat harus diminum," katanya.
Penyakit diabetes memang tidak bisa disembuhkan. Namun bagi jamaah yang menderita diabetes melitus bisa menjaga kadar gula darah dalam tubuhnya agar stabil. "Yakni dengan diet, berolah raga, dan mengonsumsi obat," katanya.
Direktur Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Amsyar Akil mengatakan, hingga saat ini jamaah haji yang menjalani rawat jalan dan rawat inap sebangak 90 orang. Rinciannya, rawat inap 31 jamaah, gangguan psikiatri 17 orang, dan sisanya rawat jalan. "Yang mendominasi akibat dehidrasi sehingga penyakit kronis muncul," kata Amsyar, Sabtu (13/7/2019).
Beberapa penyakit yang muncul akibat dehidrasi adalah diabetes melitus (DM) dan gangguan jantung. Kondisi ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Hingga saat ini jamaah haji yang meninggal dunia sebanyak empat orang. Dua orang wafat di pesawat dan dua lagi di Madinah.
Mereka adalah Sumiatun Sowikromo Sutardjan, jamaah haji asal Blora, Jawa Tengah dari kloter 2 Embarkasi Solo (SOC); Mudjadid Damanhuri Mangun, asal Karanganyar kloter 4 Embarkasi Solo (SOC); Khairil Abbas Salim, asal Kota Pekanbaru kloter 3 Embarkasi Batam (BTH); dan Artapiah Armin Musahab, asal Jakarta Barat kloter 8 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG). Dari hasil pemeriksaan, mereka memiliki riwayat penyakit jantung dan diabetes melitus (DM).
Menurut Amsyar, proses dehidrasi jamaah sebetulnya dimulai sejak di pesawat. Jamaah malu untuk minta minum dan menahan kencing dalan waktu yang panjang. Sehingga tanpa terasa terjadi dehidrasi. "Ditambah lagi setelah tiba (di Tanah Suci), aktivitas jamaah meningkat yang memperparah dehidrasi, sehingga penyakit yang ada muncul," katanya.
Kasie Kesehatan Daker Madinah, Edi Supriyatna menambahkan, jamaah yang mengidap diabetes melitus memang berisiko ketika melakukan penerbangan. Proses take off dan landing pesawat membuat adrenalin meningkat. "Karena itu obat harus diminum," katanya.
Penyakit diabetes memang tidak bisa disembuhkan. Namun bagi jamaah yang menderita diabetes melitus bisa menjaga kadar gula darah dalam tubuhnya agar stabil. "Yakni dengan diet, berolah raga, dan mengonsumsi obat," katanya.
(cip)