Mahasiswa Unpad Temukan Cara Deteksi Dini Kanker Payudara

Rabu, 26 Juni 2019 - 14:34 WIB
Mahasiswa Unpad Temukan...
Mahasiswa Unpad Temukan Cara Deteksi Dini Kanker Payudara
A A A
BANDUNG - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM PE) Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) menemukan metode deteksi dini kanker payudara. Temuan ini diharapkan mempercepat proses pencegahan bagi para penderita kanker.

Tiga mahasiswa Unpad penemu metode itu adalah Luthfi Utami Setyawati, Risda Rahmi Islamiaty, dan Kevin Reinard Lie. Metode ini dinilai lebih efektif dalam mendeteksi kanker payudara mengingat risiko kematian akibat kasus tersebut cukup tinggi.

Untuk menedeteksi kanker tersebut, mereka menggunakan senyawa 99mTc – α-mangostin & 131I – α-mangostin. Senyawa-senyawa tersebut dipercaya dapat mendeteksi dan mengobati kanker payudara.

"Jadi kami mengembangkan metode deteksi kanker payudara menggunakan radiofarmaka. Jadi radiofarmaka ini gabungan antara senyawa (alfa mangostin) dengan radioaktif (nuklir)," kata Risda Rahmi Islamiaty, Rabu (26/6/2019).

Alfa mangostin menurut penelitian memiliki khasiat sebagai anti kanker, terutama kanker payudara. Ketika radiofarmaka disuntikan ke pasien, alfa mangostin akan membawa senyawa ini menuju sel kanker. "Nah radioaktif akan berperan memancarkan sinar gamma dan beta yang kemudian akan ditangkap oleh kamera gamma," jelas dia.

Sedangkan, menurut Luthfi Utami, metode yang dikembangkan ini merupakan metode baru yang green material. Di mana bahan baku dari tanaman. Kemudian secara proses lebih cepat, murah, dan efektif untuk menentukan keberhasilan pembuatan radiofarmaka.

Penelitian untuk menemukan metode tersebut dilakukan selama dua hingga tiga bulan. Dalam prosesnya, mereka dibimbing oleh Muchtaridi. Penelitian yang didanai Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenritekdikti) Tahun Anggaran 2019 ini juga melibatkan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Bandung dibantu Wiwit Nurhidayah, Maula Eka Sriyani, Rizky Juwita, dan Eva Maria W.

Saat ini, penelitian itu baru tahap uji identifikasi senyawa radiofarmaka menggunakan HPLC. Sehingga untuk pengujian kepada pasien masih perlu beberapa tahap pengujian lainnya. "Rencananya kami akan melanjutkan karakterisasi fisikokimia dan uji biodistribusi menggunakan hewan uji yang dimodelkan kanker," imbuh Risda.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2107 seconds (0.1#10.140)