Rektor Al Azhar Indonesia Minta Elite Politik Menenangkan Pendukungnya
A
A
A
JAKARTA - Suhu politik di Tanah Air, khususnya di Jakarta terus meningkat menjelang penetapan hasil Pilpres 2019 oleh Komisi Pemilihan umum (KPU). Para elite politik pun diminta agar mengimbau pengikutnya bisa menahan diri.
"Saya berharap para pimpinan politik untuk mengimbau pengikutnya bisa menahan diri dengan keputusan yang ada," pinta Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Prof Asep Saefuddin seusai berbuka puasa bersama anak-anak yatim Yayasan Al Bayyinah Charity Club (ABC) di Jakarta.
"Bulan ini penuh berkah di mana Alquran diturunkan. Saya berharap semua pihak menghormati bulan Ramadhan dengan menenangkan para pengikutnya," saran Rektor.
Dalam pemilihan, lanjut dia, ada yang terpilih dan tak terpilih. "Ini bukan masalah kalah menang, sebab belum tentu yang menurut kita baik, menurut Allah baik. Jadi tolong sampaikan ke massanya untuk menerima hasilnya," harapnya lagi.
Kalau memang dalam proses demokrasi ini merasa menemukan kecurangan, sebaiknya dilaporkan kepada badan yang berwenang, yakni Bawaslu. "Jika merasa belum puas juga, undang-undang menyebutkan, pihak yang keberatan bisa menempuh langkah terakhir dengan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK)," beber Prof Asep.
Di Bawaslu dan MK, kata dia, mereka yang keberatan dengan hasil yang ditetapkan KPU bisa mengungkap data valid yang dimilikinya. "Sebaiknya jangan membawa massa, tapi langsung membawa data valid yang diperlukan untuk pembuktian di sidang Bawaslu atau MK," ungkapnya.
Bila semua proses ini sudah berakhir, sebaiknya tak ada lagi pihak yang saling menjatuhkan. "Oposisi adalah wajar dalam dunia demokrasi, tapi idealnya memberikan kritik dan solusi yang bisa ditawarkan ke pemerintahan. Jangan lagi saling menjelekkan anak bangsa, kalau ada terus yang diributkan kapan kita mau membangun," tandasnya.
"Saya berharap para pimpinan politik untuk mengimbau pengikutnya bisa menahan diri dengan keputusan yang ada," pinta Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Prof Asep Saefuddin seusai berbuka puasa bersama anak-anak yatim Yayasan Al Bayyinah Charity Club (ABC) di Jakarta.
"Bulan ini penuh berkah di mana Alquran diturunkan. Saya berharap semua pihak menghormati bulan Ramadhan dengan menenangkan para pengikutnya," saran Rektor.
Dalam pemilihan, lanjut dia, ada yang terpilih dan tak terpilih. "Ini bukan masalah kalah menang, sebab belum tentu yang menurut kita baik, menurut Allah baik. Jadi tolong sampaikan ke massanya untuk menerima hasilnya," harapnya lagi.
Kalau memang dalam proses demokrasi ini merasa menemukan kecurangan, sebaiknya dilaporkan kepada badan yang berwenang, yakni Bawaslu. "Jika merasa belum puas juga, undang-undang menyebutkan, pihak yang keberatan bisa menempuh langkah terakhir dengan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK)," beber Prof Asep.
Di Bawaslu dan MK, kata dia, mereka yang keberatan dengan hasil yang ditetapkan KPU bisa mengungkap data valid yang dimilikinya. "Sebaiknya jangan membawa massa, tapi langsung membawa data valid yang diperlukan untuk pembuktian di sidang Bawaslu atau MK," ungkapnya.
Bila semua proses ini sudah berakhir, sebaiknya tak ada lagi pihak yang saling menjatuhkan. "Oposisi adalah wajar dalam dunia demokrasi, tapi idealnya memberikan kritik dan solusi yang bisa ditawarkan ke pemerintahan. Jangan lagi saling menjelekkan anak bangsa, kalau ada terus yang diributkan kapan kita mau membangun," tandasnya.
(kri)