Deretan Artis Kembali Hiasi Kursi Senayan
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah provinsi telah menyelesaikan rekapitulasi suara hasil Pemilu 2019. Dan dari nama-nama calon legislatif (caleg) yang lolos, ada sejumlah nama artis yang bakal menghiasi kursi parlemen di Senayan.
Mereka tersebar di sejumlah partai politik (parpol). Di antara mereka ada nama-nama lama, namun tidak sedikit pula artis yang baru mencicipi kursi wakil rakyat. Nama-nama beken dipastikan lolos.
Di antaranya penyanyi Krisdayanti, Arzeti Bilbina, Venna Melinda, Ola Ramlan, Dede Yusuf, Nurul Arifin, Rieke Diah Pitaloka, Tommy Kurniawan, Tinna Toon yang maju sebagai calon anggota DPRD DKI Jakarta. Namun, tidak semua artis yang maju sebagai caleg terpilih. Di antara yang kurang beruntung Ifan vokalis Seventeen dan juga musisi Ahmad Dhani.
Tommy Kurniawan, salah satu artis yang dipastikan lolos ke Senayan. Maju lewat PKB Dapil Jabar V, Tomkur sapaan akrabnya berhasil memecah kebuntuan PKB yang belum pernah meloloskan calegnya dari dapil tersebut.
Cukup dengan mengantongi 33.900-an suara, Tomkur yang berminat menduduki Komisi X, bisa lenanggeng ke Senayan. Sementara total suara PKB di dapil tersebut mencapai 134.000. "Alhamdulillah PKB dapat satu kursi. Alhamdulillah 'pecah telur' sejak didirikan, PKB di kabupaten Bogor baru pertama kali dapat kursi DPR RI," tuturnya, Senin (13/5/2019).
Tommy Kurniawan mengaku kepercayaan masyarakat Kabupaten Bogor merupakan sebuah rezeki di tengah pertarungan yang sangat sengit di dapilnya.
"Saya pikir rezeki karena saya bertarung di medan yang sangat berat sekali karena pilpres ini sangat berpengaruh. Apalagi Kabupaten Bogor sebagai jantungnya 02 (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno). Bahkan suara Gerindra dan partai koalisinya itu besar sekali di sana. Saya pikir ini sudah takdirlah," tuturnya.
Bintang sinetron Buruan Sayang Gue ini mengaku harus bekerja keras sejak Oktober 2018 sampai April 2019 dengan selalu melakukan kampanye turun ke bawah menyapa konstituen secara langsung. "Saya bekerja betul-betul setiap hari. Saya turun ke rumah-rumah door to door menyapa masyarakat. Intinya pendekatannya persuasif, face to face lah karena berdasarkan hasil survei, pendekatan face to face itu yang paling efektif, tapi memang agak capek," ungkapnya.
Popularitasnya sebagai artis diakuinya sangat membantunya karena sudah dikenal masyarakat. Namun, hal itu menurutnya tidak bisa dijadikan jaminan keterpilihan.
"Kalau masalah elektabilitas gak 100 persen lah. Kita tetep perlu harus berdialog dengan masyarakat, tetep harus pendekatanlah. Tapi memudahkan kita unutk masuk ke manapun. Semua kalangan kita diterima karena yang namanya publik figur. Kalau namanya artis datang ke kampung ya pasti disambut baiklah," paparnya.
Meski telah memiliki popularitas, dia mengaku tetap harus merogoh kocek yang tidak sedikit untuk melakukan sosialisasi. "Kalau ditotal kayaknya Rp1,7 (miliar)," akunya.
Maju di dapil yang merupakan basis pendukung Paslon 02, Tomkur mengaku mengalami banyak tekanan.
"Kita itu dibilang sampai partai penista agamalah, terus kita pasang striker di rumah-rumah dicopotin, diintimidasi, macem- macemlah. Namanya masyarakat ya kita hadapi dengan baik saja," katanya. Namun, dia berhasil melewati semua tantangan yang dihadapi. "Intinya sih hanya masalah komunikasi saja kalau menurut saya," paparnya.
Dia sadar bahwa tantangan sebagai artis dan sebagai politisi berbeda. Karena itu, sebelum dilantik sebagai wakil rakyat, dirinya akan terus belajar dengan banyak berdiskusi dengan para senior. "Mulai dari sekarang sampai Oktober nanti harus banyak diskusi dengan senior-senior yang sudah dulu terjun supaya saya nanti sudah ada gambaran," katanya.
Namun bagi Tomkur, sebenarnya dunia politik bukan hal yang benar-benar baru baginya karena sudah sekitar setahun terakhir, dirinya juga sudah bekerja sebagai staf khusus bidang olahraga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrowi. "Saya kan sudah beberapa kali rapat lah dengan Komisi X karena saya kan di Kemenpora, sudah sedikit-sedikit mengerti. Tapi itu kan hanya rapat saja," katanya.
Mengenai stigma artis yang jadi politisi yang masih dipandang sebelah mata, Tomkur mengatakan masyarakat bisa memberikan penilaian apapun. Nemun, menurutnya penilaian tidak bisa digeneralisasi dari tampak luar saja.
"Kita harus tahu dulu seperti apa di dalam. Misalkan Anang, kan dia tidak pernah terlihat di publik sebagai anggota DPR, tapi ternyata dia merumuskan Undang-Undang Permusikan, meskipun kemarin ada kontroversi. Tetapi dia bekerja karena untuk merumuskan satu undang-undang di DPR itu kan sangat lama dan sulit. Antreannya juga panjang," ucapnya.
Caleg lainnya yang berlatarbelakang artis, Rieke Diah Pitaloka mengaku belum bisa mengatakan apakah dirinya bakal kembali lolos ke Senayan. Rieke yang maju dari Dapil Jabar VII meliputi tiga kabupaten yakni Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, mengatakan, untuk bisa lolos menjadi anggota DPR tidak cukup hanya mengandalkan perolehan suara individu, namun akumulasi dari keseluruhan suara parpol di dapil tersebut.
"Jadi kita harus melihat dulu berapa total suara yang didapatkan partai dan didapatkan seluruh calon dibandingkan dengan parpol lain. Jadi meskipun kita secara perseorangan suara kita besar, tapi kalau total perolehan suara kita kalah dari parpol lain ya kita tetap gak dapat," tutur artis yang beken dengan panggilan Oneng ini.
Disinggung mengenai adanya anggapan sejumlah pihak bahwa pencalonan artis hanya untuk mendulang suara parpol dan adanya anggapan bahwa artis tidak kompeten sebagai politikus, Rieke mengatakan hal itu semua tinggal dibuktikan nanti dengan kinerja.
"Politik itu tidak boleh diskriminasi melihat latarbelakang orang. Kalau terpilih masa jabatannya sama, yang penting setia sama NKRI, Pancasila, dan menjalankan Pancasila dalam implemenmtasi kebijakan politik di parlemen, politik legislasi, politik anggaran, politik pengawasan. Nanti kan bisa dinilai dari kinerja, nggak bisa dengan persepsi," tutur artis yang selama ini dikenal kerap memperjuangkan nasib kaum buruh ini.
Mereka tersebar di sejumlah partai politik (parpol). Di antara mereka ada nama-nama lama, namun tidak sedikit pula artis yang baru mencicipi kursi wakil rakyat. Nama-nama beken dipastikan lolos.
Di antaranya penyanyi Krisdayanti, Arzeti Bilbina, Venna Melinda, Ola Ramlan, Dede Yusuf, Nurul Arifin, Rieke Diah Pitaloka, Tommy Kurniawan, Tinna Toon yang maju sebagai calon anggota DPRD DKI Jakarta. Namun, tidak semua artis yang maju sebagai caleg terpilih. Di antara yang kurang beruntung Ifan vokalis Seventeen dan juga musisi Ahmad Dhani.
Tommy Kurniawan, salah satu artis yang dipastikan lolos ke Senayan. Maju lewat PKB Dapil Jabar V, Tomkur sapaan akrabnya berhasil memecah kebuntuan PKB yang belum pernah meloloskan calegnya dari dapil tersebut.
Cukup dengan mengantongi 33.900-an suara, Tomkur yang berminat menduduki Komisi X, bisa lenanggeng ke Senayan. Sementara total suara PKB di dapil tersebut mencapai 134.000. "Alhamdulillah PKB dapat satu kursi. Alhamdulillah 'pecah telur' sejak didirikan, PKB di kabupaten Bogor baru pertama kali dapat kursi DPR RI," tuturnya, Senin (13/5/2019).
Tommy Kurniawan mengaku kepercayaan masyarakat Kabupaten Bogor merupakan sebuah rezeki di tengah pertarungan yang sangat sengit di dapilnya.
"Saya pikir rezeki karena saya bertarung di medan yang sangat berat sekali karena pilpres ini sangat berpengaruh. Apalagi Kabupaten Bogor sebagai jantungnya 02 (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno). Bahkan suara Gerindra dan partai koalisinya itu besar sekali di sana. Saya pikir ini sudah takdirlah," tuturnya.
Bintang sinetron Buruan Sayang Gue ini mengaku harus bekerja keras sejak Oktober 2018 sampai April 2019 dengan selalu melakukan kampanye turun ke bawah menyapa konstituen secara langsung. "Saya bekerja betul-betul setiap hari. Saya turun ke rumah-rumah door to door menyapa masyarakat. Intinya pendekatannya persuasif, face to face lah karena berdasarkan hasil survei, pendekatan face to face itu yang paling efektif, tapi memang agak capek," ungkapnya.
Popularitasnya sebagai artis diakuinya sangat membantunya karena sudah dikenal masyarakat. Namun, hal itu menurutnya tidak bisa dijadikan jaminan keterpilihan.
"Kalau masalah elektabilitas gak 100 persen lah. Kita tetep perlu harus berdialog dengan masyarakat, tetep harus pendekatanlah. Tapi memudahkan kita unutk masuk ke manapun. Semua kalangan kita diterima karena yang namanya publik figur. Kalau namanya artis datang ke kampung ya pasti disambut baiklah," paparnya.
Meski telah memiliki popularitas, dia mengaku tetap harus merogoh kocek yang tidak sedikit untuk melakukan sosialisasi. "Kalau ditotal kayaknya Rp1,7 (miliar)," akunya.
Maju di dapil yang merupakan basis pendukung Paslon 02, Tomkur mengaku mengalami banyak tekanan.
"Kita itu dibilang sampai partai penista agamalah, terus kita pasang striker di rumah-rumah dicopotin, diintimidasi, macem- macemlah. Namanya masyarakat ya kita hadapi dengan baik saja," katanya. Namun, dia berhasil melewati semua tantangan yang dihadapi. "Intinya sih hanya masalah komunikasi saja kalau menurut saya," paparnya.
Dia sadar bahwa tantangan sebagai artis dan sebagai politisi berbeda. Karena itu, sebelum dilantik sebagai wakil rakyat, dirinya akan terus belajar dengan banyak berdiskusi dengan para senior. "Mulai dari sekarang sampai Oktober nanti harus banyak diskusi dengan senior-senior yang sudah dulu terjun supaya saya nanti sudah ada gambaran," katanya.
Namun bagi Tomkur, sebenarnya dunia politik bukan hal yang benar-benar baru baginya karena sudah sekitar setahun terakhir, dirinya juga sudah bekerja sebagai staf khusus bidang olahraga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrowi. "Saya kan sudah beberapa kali rapat lah dengan Komisi X karena saya kan di Kemenpora, sudah sedikit-sedikit mengerti. Tapi itu kan hanya rapat saja," katanya.
Mengenai stigma artis yang jadi politisi yang masih dipandang sebelah mata, Tomkur mengatakan masyarakat bisa memberikan penilaian apapun. Nemun, menurutnya penilaian tidak bisa digeneralisasi dari tampak luar saja.
"Kita harus tahu dulu seperti apa di dalam. Misalkan Anang, kan dia tidak pernah terlihat di publik sebagai anggota DPR, tapi ternyata dia merumuskan Undang-Undang Permusikan, meskipun kemarin ada kontroversi. Tetapi dia bekerja karena untuk merumuskan satu undang-undang di DPR itu kan sangat lama dan sulit. Antreannya juga panjang," ucapnya.
Caleg lainnya yang berlatarbelakang artis, Rieke Diah Pitaloka mengaku belum bisa mengatakan apakah dirinya bakal kembali lolos ke Senayan. Rieke yang maju dari Dapil Jabar VII meliputi tiga kabupaten yakni Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, mengatakan, untuk bisa lolos menjadi anggota DPR tidak cukup hanya mengandalkan perolehan suara individu, namun akumulasi dari keseluruhan suara parpol di dapil tersebut.
"Jadi kita harus melihat dulu berapa total suara yang didapatkan partai dan didapatkan seluruh calon dibandingkan dengan parpol lain. Jadi meskipun kita secara perseorangan suara kita besar, tapi kalau total perolehan suara kita kalah dari parpol lain ya kita tetap gak dapat," tutur artis yang beken dengan panggilan Oneng ini.
Disinggung mengenai adanya anggapan sejumlah pihak bahwa pencalonan artis hanya untuk mendulang suara parpol dan adanya anggapan bahwa artis tidak kompeten sebagai politikus, Rieke mengatakan hal itu semua tinggal dibuktikan nanti dengan kinerja.
"Politik itu tidak boleh diskriminasi melihat latarbelakang orang. Kalau terpilih masa jabatannya sama, yang penting setia sama NKRI, Pancasila, dan menjalankan Pancasila dalam implemenmtasi kebijakan politik di parlemen, politik legislasi, politik anggaran, politik pengawasan. Nanti kan bisa dinilai dari kinerja, nggak bisa dengan persepsi," tutur artis yang selama ini dikenal kerap memperjuangkan nasib kaum buruh ini.
(maf)