Capres 02 Prabowo Subianto Masih Enggan Temui Luhut
A
A
A
JAKARTA - Calon presiden (capres) 02 Prabowo Subianto tampaknya masih enggan menemui Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan utusan capres petahana Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya adik kandung Prabowo Hashim Djojohadikusumo sempat membenarkan bahwa keduanya akan bertemu pada Minggu (21/4).
“Jadi acara Pak Prabowo yang disampaikan yang di-share kepada kami adalah acara internal, memantau perkembangan C1. Sekarang rekapitulasi lagi berjalan terus di seluruh kecamatan, mudah-mudahan cepat selesai dan Pak Prabowo memantau itu. Jadi tidak ada agenda Pak Prabowo hari ini menerima Pak Luhut. Itu yang share resmi agenda Pak Prabowo,” kata Juru Bicara (Jubir) BPN Andre Rosiade di Media Center Prabowo-Sandi di Jalan Sriwijaya 1, Kebayoran Baru, Jakarta, kemarin.
Dikonfirmasi mengenai Luhut sebagai utusan Jokowi, Andre mempersilakan media untuk mengonfirmasi langsung kepada Jokowi dan Luhut. Karena mereka yang meminta waktu untuk bertemu dengan Prabowo. “Silakan tanya Luhut dan Jokowi rencana ketemu kapan. Jangan tanya kepada pihak kami. Yang pasti saya bisa menyampaikan sampai tadi malam dan pagi ini, belum ada agenda Pak Prabowo akan menemui Pak Luhut. Jadi belum ada agenda. Agenda dari internal,” ujarnya.
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra itu menyarankan kepada Jokowi dan timnya agar lebih baik memantau perkembangan real count serta sama-sama menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang memprovokasi. Pihaknya mengharapkan, pemerintah, Kapolri, dan Panglima TNI tidak mengeluarkan pernyataan yang meresahkan masyarakat.
“Saya ingin menegaskan pihak BPN, Prabowo, akan selalu dan berkomitmen melaksanakan hal-hal sesuai konstitusi, tidak ada langkah atau sikap ataupun rencana melakukan hal-hal di luar konstitusi. Harapan kami pihak pemerintah dan aparat merespons ini dengan cara positif,” tambahnya.
“Pak Hashim mendengarkan informasi bahwa pihak sebelah akan mengutus Pak Luhut untuk bertemu Pak Prabowo. Pak Prabowo belum mengiyakan, belum menerima. Setahu saya sampai tadi pagi saya diinformasikan belum ada jadwal. Agenda Pak Prabowo internal, memantau perkembangan C1 dan bertemu dengan teman-teman,” tegas Andre.
Sementara itu Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Abdul Kadir Karding mengatakan upaya Presiden Jokowi mengutus Luhut adalah untuk menyampaikan ajakan bersatu demi membangun Indonesia. Langkah ini penting agar Indonesia benar-benar bersatu seusai kontestasi pemilu yang panjang dan melelahkan.
“Materinya saya kira ajakan untuk bersama, ajakan untuk berkolaborasi, ajakan untuk bersaudara, ajakan untuk bersatu untuk membangun Indonesia ke depan," katanya. Karding berharap agar inisiasi Jokowi ini dipandang sebagai upaya untuk merangkul semua kalangan, termasuk lawan politik untuk bersama membangun bangsa.
Jangan sampai ada anggapan bahwa langkah tersebut sebagai upaya untuk melakukan lobi-lobi politik demi kepentingan jangka pendek. Menurutnya diutusnya Luhut sebagai bukti Jokowi akan merangkul Prabowo demi kepentingan bangsa.
"Mesti kita hormati adalah kebesaran jiwa dan sikap merangkul yang luar biasa dari Pak Jokowi. Merasa menang dan memang sudah menang, beliau ingin mengajak lawannya menghargai dan menghormati dengan bukti akan mengajak untuk berkomunikasi untuk merangkul kembali," ujar Karding.
"Kita harus bersama-sama saling merangkul dan sebagainya, itulah hakikat paling penting sekaligus ujian berdemokrasi. Saya melihat bahwa Pak Jokowi betul-betul mengedepankan kepentingan bangsa dan negara," sambungnya.
“Jadi acara Pak Prabowo yang disampaikan yang di-share kepada kami adalah acara internal, memantau perkembangan C1. Sekarang rekapitulasi lagi berjalan terus di seluruh kecamatan, mudah-mudahan cepat selesai dan Pak Prabowo memantau itu. Jadi tidak ada agenda Pak Prabowo hari ini menerima Pak Luhut. Itu yang share resmi agenda Pak Prabowo,” kata Juru Bicara (Jubir) BPN Andre Rosiade di Media Center Prabowo-Sandi di Jalan Sriwijaya 1, Kebayoran Baru, Jakarta, kemarin.
Dikonfirmasi mengenai Luhut sebagai utusan Jokowi, Andre mempersilakan media untuk mengonfirmasi langsung kepada Jokowi dan Luhut. Karena mereka yang meminta waktu untuk bertemu dengan Prabowo. “Silakan tanya Luhut dan Jokowi rencana ketemu kapan. Jangan tanya kepada pihak kami. Yang pasti saya bisa menyampaikan sampai tadi malam dan pagi ini, belum ada agenda Pak Prabowo akan menemui Pak Luhut. Jadi belum ada agenda. Agenda dari internal,” ujarnya.
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra itu menyarankan kepada Jokowi dan timnya agar lebih baik memantau perkembangan real count serta sama-sama menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang memprovokasi. Pihaknya mengharapkan, pemerintah, Kapolri, dan Panglima TNI tidak mengeluarkan pernyataan yang meresahkan masyarakat.
“Saya ingin menegaskan pihak BPN, Prabowo, akan selalu dan berkomitmen melaksanakan hal-hal sesuai konstitusi, tidak ada langkah atau sikap ataupun rencana melakukan hal-hal di luar konstitusi. Harapan kami pihak pemerintah dan aparat merespons ini dengan cara positif,” tambahnya.
“Pak Hashim mendengarkan informasi bahwa pihak sebelah akan mengutus Pak Luhut untuk bertemu Pak Prabowo. Pak Prabowo belum mengiyakan, belum menerima. Setahu saya sampai tadi pagi saya diinformasikan belum ada jadwal. Agenda Pak Prabowo internal, memantau perkembangan C1 dan bertemu dengan teman-teman,” tegas Andre.
Sementara itu Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Abdul Kadir Karding mengatakan upaya Presiden Jokowi mengutus Luhut adalah untuk menyampaikan ajakan bersatu demi membangun Indonesia. Langkah ini penting agar Indonesia benar-benar bersatu seusai kontestasi pemilu yang panjang dan melelahkan.
“Materinya saya kira ajakan untuk bersama, ajakan untuk berkolaborasi, ajakan untuk bersaudara, ajakan untuk bersatu untuk membangun Indonesia ke depan," katanya. Karding berharap agar inisiasi Jokowi ini dipandang sebagai upaya untuk merangkul semua kalangan, termasuk lawan politik untuk bersama membangun bangsa.
Jangan sampai ada anggapan bahwa langkah tersebut sebagai upaya untuk melakukan lobi-lobi politik demi kepentingan jangka pendek. Menurutnya diutusnya Luhut sebagai bukti Jokowi akan merangkul Prabowo demi kepentingan bangsa.
"Mesti kita hormati adalah kebesaran jiwa dan sikap merangkul yang luar biasa dari Pak Jokowi. Merasa menang dan memang sudah menang, beliau ingin mengajak lawannya menghargai dan menghormati dengan bukti akan mengajak untuk berkomunikasi untuk merangkul kembali," ujar Karding.
"Kita harus bersama-sama saling merangkul dan sebagainya, itulah hakikat paling penting sekaligus ujian berdemokrasi. Saya melihat bahwa Pak Jokowi betul-betul mengedepankan kepentingan bangsa dan negara," sambungnya.
(don)