Partisipasi Pemilih Melonjak Tajam pada Pemilu Serentak 2019

Kamis, 18 April 2019 - 06:27 WIB
Partisipasi Pemilih...
Partisipasi Pemilih Melonjak Tajam pada Pemilu Serentak 2019
A A A
JAKARTA - Tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu Serentak 2019 kemarin diprediksi melonjak tajam dibanding pemilu-pemilu sebelumnya. Beberapa pengamat bahkan memproyeksikan persentase pemilih pada pemilu tahun ini mencetak rekor baru. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto memastikan bahwa tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu kali ini meningkat meski ada beberapa kendala teknis di sejumlah daerah.

“Pelaksanaannya bagus. Dari daerah saya monitor semuanya berjalan lancar, bagus. Secara umum (laporan) yang masuk ke saya pelaksanaannya bagus, partisipasi juga meningkat,” katanya di Jakarta kemarin. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, dari hasil pantauannya di sejumlah TPS, tingkat partisipasi masyarakat cukup tinggi.

“Rata-rata di atas 70-80%. Masyarakat antusias mendapatkan haknya untuk ikut menentukan para wakil rakyat dan pimpinan negara. Kita tunggu hasilnya. Mudah-mudahan sampai tuntas semuanya berjalan dengan lancar,” ujar Anies. Sekadar diketahui, target tingkat partisipasi pemilih pada pemilu serentak kemarin adalah 77,5%.

Tingkat partisipasi pemilih pada Pilpres 2014 69,58%, sedangkan pada Pemilu Legislatif 2014 sebesar 72%. Pada Pemilu 1999, pemilu pertama di masa reformasi, tingkat partisipasi pemilih mencapai 92,6%. Pada Pemilu 2004, pertama kali diadakan pilpres secara langsung, angka partisipasi pemilih turun menjadi 84,1%.

Pada pilpres putaran pertama, partisipasi pemilih mencapai 78,%. Pada putaran kedua, partisipasi pemilih turun menjadi 76,6%. Pada Pemilu Legislatif 2009, partisipasi pemilih menurun hingga 70,9%. Sementara pada Pilpres 2009, partisipasi pemilih 71,7%. Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyatakan, angka partisipasi pemilih di provinsi ujung barat Jawa tersebut tinggi.

“Tingkat partisipasi tadi saya lihat sudah bagus kok. Alhamdulillah rata-rata 80% hingga 85%. Kan sudah luar biasa itu,” ujarnya seusai memantau ke beberapa TPS. Pj Sekda Banten Ino S Rawita menambahkan, dari hasil pantauannya, antusiasme masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya cukup tinggi. Hal ini dilihat dari antrean di berbagai TPS. “Saya kira itu kemajuan buat kita, tingkat kesadaran berdemokrasinya sudah bagus, sudah meningkat,” ucap Ino.

Ketua KPU Jawa Barat (Jabar) Rifqi Ali Mubarok mengatakan, dari hasil pantauan dan laporan per daerah, peningkatan angka partisipasi pemilih di Jabar sangat tinggi. “Dari target 77,3%, partisipasi pemilih sementara berada di angka 75%,” sebutnya. Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) memuji pelaksanaan Pemilu 2019 yang berlangsung damai dan meraih partisipasi pemilih yang tinggi.

"Ini patut dipuji. Sebelumnya banyak pihak khawatir angka golput besar. Ternyata banyak sekali pemilih, bahkan saya lihat sangat ramai. Perkiraan saya, tingkat partisipasi pemilih kali ini jauh lebih tinggi dari 2014," ungkapnya. Untuk itu, HT juga mengapresiasi kinerja penyelenggara pemilu."Saya ucapkan selamat untuk KPU dan Bawaslu. Pemilu 2019 ini sangat berhasil," kata HT.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Erick Thohir juga menyampaikan apresiasi atas tingginya tingkat partisipasi pemilih. "Saya mengapresiasi KPU, Bawaslu, partai koalisi, serta TNI, dan pihak kepolisian yang tak henti-hentinya membuat pesta demokrasi ini berjalan baik. Partisipasi rakyat sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa rakyat kita sudah dewasa, tidak mudah ditakut-takuti, serta terlibat aktif,” ucapnya.

Direktur Eksekutif Para Syndicate Ary Nurcahyo menyatakan, tingkat partisipasi pemilih 2019 sangat luar biasa. Partisipasi dari kalangan milenial juga terlihat signifikan. “Antusiasmenya ternyata tak hanya di media sosial, tapi juga saat di TPS (tempat pemungutan suara). Kita bisa lihat di daerah-daerah, banyak orang sengaja mudik untuk mencoblos. Ini perlu kita apresiasi,” ujarnya.

Direktur Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago memandang peningkatan partisipasi pemilih antara lain disebabkan tingginya daya pikat pasangan capres-cawapres, terutama terhadap kalangan milenial. Penyebab lain adalah sosialisasi yang baik dari penyelenggara pemilu dan kampanye gencar dari para peserta yang membuat masyarakat tergerak untuk terlibat memberikan suaranya.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui antusiasme masyarakat untuk memberikan hak pilih cukup tinggi. Hal itu terbukti dari antrean mengular di sejumlah TPS. “Ini menunjukkan rakyat punya kehendak baik untuk mencari pemimpin yang baik,” tuturnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1232 seconds (0.1#10.140)