Pengamat Sebut Kampanye Tim 02 Dibungkus Pakai Politik Identitas

Sabtu, 06 April 2019 - 01:01 WIB
Pengamat Sebut Kampanye...
Pengamat Sebut Kampanye Tim 02 Dibungkus Pakai Politik Identitas
A A A
JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan menggelar kampanye akbar, Minggu 7 April 2019 mendatang.

Bahkan, ajakan untuk mengikuti kampanye di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta tersebut sudah digaungkan.

Termasuk Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ikut mengimbau kepada pendukung Prabowo-Sandi agar berbondong-bondong ke SUGBK nanti.

Namun patut disayangkan, ajakan Habib Rizieq dibungkus dengan kegiatan agama, seperti salat subuh berjamaah dan lain sebagainya.

Pengamat politik Karyono Wibowo juga menyayangkan, ajakan mengikuti kampanye dikemas dengan kegiatan keagamaan. Padahal, menurutnya, kegiatan di SUGBK jelas-jelas kegiatan politik.

"Mereka memang selalu memakai politik identitas. Padahal, kegiatan agama tidak seharusnya dicampur aduk dengan kegiatan keagamaan. Misalnya, salat subuh kan wajib bagi umat Islam. Mengapa harus dicampur dengan kegiatan politik seperti itu," tutur Karyono, Jumat (5/4/2019).

Lebih lanjut Karyono mengatakan, capres-cawaprea nomor urut 02 sebaiknya tidak menggunakan narasi agama dalam kontestasi Pilpres 2019. Lebih baik, menjual program selama 5 tahun ke depan bila terpilih nanti.

"Ya, sangat disayangkan. Kubu 02 mengabaikan politik edukasi buat masyarakat. Mereka lebih banyak menjual agama untuk kepentingan politik," tandasnya.

Karyono juga menganggap kegiatan politik kubu 02 yang dibungkua dengan agama, berpotensi menimbulkan gesekan di masyarakat. Sebab, isu agama, sara, sangat sensitif. "Makanya, publik harus dapat membedakan, mana kegiatan politik, mana kegiatan agama," imbaunya.

Cara berpolitik kubu 02 berbanding terbalik dengan kubu 01. Menurut Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KMA, Gus Syauqi Ma'ruf Amin, kubu 01 selalu berusaha menyampaikan program dan gagasan.

"Memang harus dipisahkan, kegiatan keagamaan dengan kegiatan politik. Kalau konteksnya politik, ya kegiatannya bernuansa program kerja," tuturnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1862 seconds (0.1#10.140)