Sosok HT dan Program Partai Magnet Utama Pemilih
A
A
A
JAKARTA - Sosok Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) dan program partai menjadi magnet utama bagi masyarakat untuk memilih partai nomor urut 9 itu pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.
Potret itu tergambar dari hasil survei Charta Politika yang dilakukan pada 19-25 Maret 2019 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden tersebar di 34 provinsi. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± (2,19%) pada tingkat kepercayaan 95%.
Direktur Riset Charta Politika Muslimin menyatakan, sebanyak 17,5% masyarakat memilih Perindo karena tertarik dengan figur HT disusul dengan program yang ditawarkan. Untuk diketahui, Perindo memiliki berbagai program partai yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Mulai dari pengasapan (fogging), pembagian gerobak UMK, bazar sembako murah, program kesehatan mata bagi lansia dan sebagainya. “17,5% karena figur HT, kedua karena program partai dengan 10% dan 10% karena mengusung capres-cawapres Jokowi dan Ma’ruf Amin,” ujar Muslimin dalam rilis survei bertema “Pileg 2019: Pemilu yang Terlupakan?” di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, 60% masyarakat sudah mantap menentukan pilihan untuk partai Perindo. “Perindo cukup cepat dikenalnya karena sudah di atas 50%,” katanya.
Survei Charta Politika juga menujukkan dua partai baru peserta Pemilu 2019, yakni Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpeluang lolos ke parlemen. Meskipun saat ini belum mencapai ambang batas parlemen alias presidential threshold (PT). “Perindo dan PSI berpeluang lolos masuk parlemen. Elektabilitas PSI di angka 2,2% dan Perindo 2,0%. Maka, dengan angka margin of error 2,19%, dua partai ini berpotensi lolos ke parlemen,” tandasnya.
Meskipun elektabilitas tidak mencapai angka parliamentary threshold atau ambang batas masuk parlemen 4%, namun, dua partai berpeluang lolos dengan memperhatikan margin of error dan undicided voters yang masih besar dimana diangka 11,7%. “Apalagi, tingkat kemantapan pilihan pemilih terhadap parpol masih di angka 61,1%. Sementara yang masih mungkin berubah pilihan terhadap parpol sebanyak 10,4% dan yang tidak tahu dan tidak menjawab sebanyak 28,6%. Jadi, pemilih 10,4% bisa sebagian lari ke PSI dan Perindo," ungkap Muslimin.
Dua partai baru lainnya, Partai Berkarya dan Garuda sulit lolos masuk parlemen. Melihat dari hasil survei, elektabilitas dua partai itu masih di bawah 1%, yakni Partai Garuda di angka 0,2% dan Berkarya 0,1%. Elektabiltas partai politik lainnya yang mengalami penurunan draktis adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lantaran ketua umumnya Romahurmuziy alias Romi di tangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Muslimin, dari hasil survei pihaknya menunjukkan tingkat elektabilitas hanya meraih 2,4% sehingga dikhawatirkan partai berlambang Kakbah itu tak lolos PT. "Ada partai lama yang relatif turun yaitu PPP. PPP kalau di lihat angkanya dari 4,3% kemudian 3,6% lalu sekarang 2,4%," jelasnya.
Diketahui KPK telah menetapkan Romi sebagai tersangka. Romi ditetapkan tersangka bersama dua orang lainnya yakni, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik, Muhammad Muafaq Wirahadi dan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Jawa Timur (Jatim), Haris Hasanuddin. "Terutama ketika ketua umumnya kena OTT KPK. Kebetulan survei kita dilakukan saat OTT. Penurunan ini sedikit banyak berpengaruh karena ketumnya terkena OTT," ucapnya.
Lalu bagaimana elektabilitas partai politik lainnya? Muslimin mengatakan, berdasarkan hasil survei jelang pencoblosan, PDI Perjuangan (PDIP) masih teratas dalam hal elektabilitas yakni 25,3%. Disusul Partai Gerindra dengan angka 16,2%, kemudian Golkar 11,3%, PKB 8,5%, Demokrat 5,2%, NasDem 5,2% dan PKS 5,0%. “3 papan atas masih dipimpin PDIP, Gerindra dan Golkar,” terangnya.
Sebelumnya pada beberapa kali kesempatan, HT sangat yakin Partai Perindo akan lolos ke parlemen. Karena itu, pria yang aktif mengajar dari kampus ke kampus hingga lebih dari 200 kampus se-Indonesia itu meminta seluruh caleg turun ke masyarakat agar semakin dikenal, disukai dan akhirnya dipilih pada 17 April 2019 mendatang. “Kita harus punya banyak anggota dewan supaya bisa berjuang untuk kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Menurutnya, menyejahterakan masyarakat yang belum mapan menjadi satu-satunya cara untuk mempercepat kemajuan Indonesia. Semakin banyak masyarakat yang mapan, kata HT, berarti akan semakin banyak yang bisa menciptakan lapangan kerja, membayar pajak dan ikut menggerakkan perekonomian, baik daerah maupun nasional.
UMKM, nelayan, petani dan masyarakat yang belum mapan lainnya perlu diberikan perlakuan khusus, antara lain dengan kemudahan akses dana murah, pelatihan keterampilan dan proteksi, sehingga bisa berkembang dan naik kelas, dari bawah ke tengah, yang tengah ke atas.
Hal itu hanya bisa dilakukan melalui kebijakan yang tepat sasaran. Untuk itu, HT terus memotivasi seluruh caleg, pengurus, sayap hingga relawan untuk membawa Partai Perindo menjadi 3 besar Pemilu 2019 dengan perolehan suara double digit.
Dengan demikian, partai berlambang rajawali ini bisa berperan besar melahirkan kebijakan tepat sasaran yang mempercepat kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Indonesia. “Partai Perindo didirikan khusus untuk memajukan Indonesia dengan cara meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil,” tuturnya.
Upaya untuk menyejahterakan masyarakat, sudah mulai dilakukan Partai Perindo sejak partai ini didirikan 8 Oktober 2014 lalu. Berbagai program digelontorkan, salah satunya Gerobak Perindo, yakni pemberian gerobak gratis disertai pelatihan dan pendampingan UMKM. "Beberapa hari lalu, ada gerobak Perindo di Surabaya yang saya kunjungi, sebulan penghasilannya bisa Rp15 juta,” ungkap HT.
Dia menceritakan awalnya sang ibu merupakan pengangguran. Untuk membantu suaminya yang penghasilannya pas-pasan, Partai Perindo memberikannya gerobak gratis. “Jualan nasi rames, nasi uduk, lakunya luar biasa. Pendapatan totalnya Rp50 juta sebulan, bersihnya Rp15 juta,” kata HT. (Abdul Rochim/Okezone)
Potret itu tergambar dari hasil survei Charta Politika yang dilakukan pada 19-25 Maret 2019 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden tersebar di 34 provinsi. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ± (2,19%) pada tingkat kepercayaan 95%.
Direktur Riset Charta Politika Muslimin menyatakan, sebanyak 17,5% masyarakat memilih Perindo karena tertarik dengan figur HT disusul dengan program yang ditawarkan. Untuk diketahui, Perindo memiliki berbagai program partai yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Mulai dari pengasapan (fogging), pembagian gerobak UMK, bazar sembako murah, program kesehatan mata bagi lansia dan sebagainya. “17,5% karena figur HT, kedua karena program partai dengan 10% dan 10% karena mengusung capres-cawapres Jokowi dan Ma’ruf Amin,” ujar Muslimin dalam rilis survei bertema “Pileg 2019: Pemilu yang Terlupakan?” di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, 60% masyarakat sudah mantap menentukan pilihan untuk partai Perindo. “Perindo cukup cepat dikenalnya karena sudah di atas 50%,” katanya.
Survei Charta Politika juga menujukkan dua partai baru peserta Pemilu 2019, yakni Perindo dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpeluang lolos ke parlemen. Meskipun saat ini belum mencapai ambang batas parlemen alias presidential threshold (PT). “Perindo dan PSI berpeluang lolos masuk parlemen. Elektabilitas PSI di angka 2,2% dan Perindo 2,0%. Maka, dengan angka margin of error 2,19%, dua partai ini berpotensi lolos ke parlemen,” tandasnya.
Meskipun elektabilitas tidak mencapai angka parliamentary threshold atau ambang batas masuk parlemen 4%, namun, dua partai berpeluang lolos dengan memperhatikan margin of error dan undicided voters yang masih besar dimana diangka 11,7%. “Apalagi, tingkat kemantapan pilihan pemilih terhadap parpol masih di angka 61,1%. Sementara yang masih mungkin berubah pilihan terhadap parpol sebanyak 10,4% dan yang tidak tahu dan tidak menjawab sebanyak 28,6%. Jadi, pemilih 10,4% bisa sebagian lari ke PSI dan Perindo," ungkap Muslimin.
Dua partai baru lainnya, Partai Berkarya dan Garuda sulit lolos masuk parlemen. Melihat dari hasil survei, elektabilitas dua partai itu masih di bawah 1%, yakni Partai Garuda di angka 0,2% dan Berkarya 0,1%. Elektabiltas partai politik lainnya yang mengalami penurunan draktis adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) lantaran ketua umumnya Romahurmuziy alias Romi di tangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Muslimin, dari hasil survei pihaknya menunjukkan tingkat elektabilitas hanya meraih 2,4% sehingga dikhawatirkan partai berlambang Kakbah itu tak lolos PT. "Ada partai lama yang relatif turun yaitu PPP. PPP kalau di lihat angkanya dari 4,3% kemudian 3,6% lalu sekarang 2,4%," jelasnya.
Diketahui KPK telah menetapkan Romi sebagai tersangka. Romi ditetapkan tersangka bersama dua orang lainnya yakni, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik, Muhammad Muafaq Wirahadi dan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Jawa Timur (Jatim), Haris Hasanuddin. "Terutama ketika ketua umumnya kena OTT KPK. Kebetulan survei kita dilakukan saat OTT. Penurunan ini sedikit banyak berpengaruh karena ketumnya terkena OTT," ucapnya.
Lalu bagaimana elektabilitas partai politik lainnya? Muslimin mengatakan, berdasarkan hasil survei jelang pencoblosan, PDI Perjuangan (PDIP) masih teratas dalam hal elektabilitas yakni 25,3%. Disusul Partai Gerindra dengan angka 16,2%, kemudian Golkar 11,3%, PKB 8,5%, Demokrat 5,2%, NasDem 5,2% dan PKS 5,0%. “3 papan atas masih dipimpin PDIP, Gerindra dan Golkar,” terangnya.
Sebelumnya pada beberapa kali kesempatan, HT sangat yakin Partai Perindo akan lolos ke parlemen. Karena itu, pria yang aktif mengajar dari kampus ke kampus hingga lebih dari 200 kampus se-Indonesia itu meminta seluruh caleg turun ke masyarakat agar semakin dikenal, disukai dan akhirnya dipilih pada 17 April 2019 mendatang. “Kita harus punya banyak anggota dewan supaya bisa berjuang untuk kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Menurutnya, menyejahterakan masyarakat yang belum mapan menjadi satu-satunya cara untuk mempercepat kemajuan Indonesia. Semakin banyak masyarakat yang mapan, kata HT, berarti akan semakin banyak yang bisa menciptakan lapangan kerja, membayar pajak dan ikut menggerakkan perekonomian, baik daerah maupun nasional.
UMKM, nelayan, petani dan masyarakat yang belum mapan lainnya perlu diberikan perlakuan khusus, antara lain dengan kemudahan akses dana murah, pelatihan keterampilan dan proteksi, sehingga bisa berkembang dan naik kelas, dari bawah ke tengah, yang tengah ke atas.
Hal itu hanya bisa dilakukan melalui kebijakan yang tepat sasaran. Untuk itu, HT terus memotivasi seluruh caleg, pengurus, sayap hingga relawan untuk membawa Partai Perindo menjadi 3 besar Pemilu 2019 dengan perolehan suara double digit.
Dengan demikian, partai berlambang rajawali ini bisa berperan besar melahirkan kebijakan tepat sasaran yang mempercepat kesejahteraan masyarakat dan kemajuan Indonesia. “Partai Perindo didirikan khusus untuk memajukan Indonesia dengan cara meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil,” tuturnya.
Upaya untuk menyejahterakan masyarakat, sudah mulai dilakukan Partai Perindo sejak partai ini didirikan 8 Oktober 2014 lalu. Berbagai program digelontorkan, salah satunya Gerobak Perindo, yakni pemberian gerobak gratis disertai pelatihan dan pendampingan UMKM. "Beberapa hari lalu, ada gerobak Perindo di Surabaya yang saya kunjungi, sebulan penghasilannya bisa Rp15 juta,” ungkap HT.
Dia menceritakan awalnya sang ibu merupakan pengangguran. Untuk membantu suaminya yang penghasilannya pas-pasan, Partai Perindo memberikannya gerobak gratis. “Jualan nasi rames, nasi uduk, lakunya luar biasa. Pendapatan totalnya Rp50 juta sebulan, bersihnya Rp15 juta,” kata HT. (Abdul Rochim/Okezone)
(nfl)