Penyebaran Paham Radikal Tak Kenal Tempat, Waspadai Konten Dunia Maya

Jum'at, 05 April 2019 - 09:36 WIB
Penyebaran Paham Radikal Tak Kenal Tempat, Waspadai Konten Dunia Maya
Penyebaran Paham Radikal Tak Kenal Tempat, Waspadai Konten Dunia Maya
A A A
JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius terus memberikan pemahaman kepada berbagai pihak mengenai ancaman dan bahaya paham radikalisme dan terorisme.

Tidak hanya kepada kalangan akademisi, pembekalan juga diberikan kepada kalangan perbankan. Pada Selasa 2 April 2019, Kepala BNPT memberikan penjelasan mengenai hal itu kepada jajaran pimpinan dan pegawai di lingkungan PT Bank Negara Indoensia/BNI (Persero) Tbk.

Suhardi mengimbau mereka untuk tidak meremehkan penggunaan dunia maya di lingkungan sekitarnya. Hal ini seiring dengan maraknya konten-konten berpaham kekerasan seperti radikal terorisme yang berkembang begitu marak melalui dunia maya.

“Kelompok radikal terorisme memanfaatkan internet untuk berbagai hal, seperti penyebaran nilai-nilai, provokasi untuk menyebarkan rasa takut hingga rekrutmen. Jangan sampai nilai-nilai menyimpang itu terserap atau berhasil merekrut pegawai yang ada di lingkungan BNI,” tutur Suhardi.

Dia menjelaskan pengikisan nilai-nilai nasionalisme yang diiringi dengan perkembangan teknologi informasi digital yang begitu pesat tersebut tentunya dapat merugikan negara. Karena, banyak generasi muda yang terpapar paham radikal terorisme tersebut melalui dunia maya

“Perkembangan teknologi informasi (TI) yang begitu pesat ini tentu membawa kemajuan, namun juga ada aspek negatifnya. Masyarakat dan anak muda kita dapat dengan mudah terpapar nilai-nilai kebencian dan paham menyimpang akibat banyaknya lonten-konten radikal yang ditemui di dunia maya,” ungkap mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini.

Dalam aliran baru terorisme, kata dia, dunia maya telah digunakan secara masif digunakan untuk kepentingan jaringan kelompok teroris tersebut . Untuk itu Kepala BNPT mengajak para pejabat dan pegawai di jajaran BNI untuk mengawasi penggunaan dunia maya di lingkungan sekitarnya.

“Karena penyebaran paham radikal terorisme selama ini sudah tidak mengenal tempat. Tidak hanya di lembaga pendidikan saja, instansi pemerintah dan bahkan BUMN pun bukan tidak mungkin bisa menjadi sasaran kelompok radikal terorisme untuk melakukan penyebaran paham-paham tersebut. Jadi baik pejabat dan pegawai BNI harus selalu mewaspadai hal itu,” ujar alumni Akpol tahun 1985 ini.

Tidak hanya menjelaskan bahaya radikalisme dan terorisme, lebih lanjut mantan Kepala Divisi Humas Polri ini juga menyampaikan kepada seluruh pejabat dan pegawai BNI, bahwa dalam bekerja harus bisa out of the box. Keluar dari zona nyaman ini, kata dia, diperlukan agar bisa memacu kita untuk lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja.

“Kita semua yang ada di sini harus berpikir out of the box dan juga melakukan terobosan-terobosan, sehingga kita bisa punya satu kesempatan untuk memimpin dengan kreatif dan berinovasi untuk kebaikan dan kemuajuan bangsa,” tuturnya.

Mantan Wakapolda Metro Jaya ini mengatakan apa yang disampaikannya untuk memberikan pemahaman secara utuh kepada para pejabat dan pegawai dilingkungan BNI mengenai Bahaya Penyebaran Paham Radikalisme Terorisme dan Upaya Pencegahannya ini sebagai upaya tindak lanjut dari apa yang pernah disampaikaknya pada acara BUMN Great Leaders Camp terhadap para pimpinan BUMN beberapa waktu lalu.

“Acara hari ini merupakan tindak lanjut waktu BNPT diminta memberikan sharing pada para CEO BUMN, kemudian dilanjutkan dengan para Direktur SDM BUMN. Sekarang kami diminta memberikan pemahaman dan antisipasi bahaya radikalisme dan terorisme di lingkungan kerja BNI,” ujarnya.

Direktur Kepatuhan BNI, Endang Hidayatullah juga menyadari pentingnya setiap pegawai memiliki pemikiran out of the box seperti yang telah disampaikan Kepala BNPT.

“Dalam culture bekerja, Kepala BNPT menyampaikan bagaimana kita berinovasi, bagaimana kita harus membuat terobosan, serta pemikiran pemikiran out of the box pada saat kita menjadi pemimpin. Bagian terpenting adalah bagaimana kita memimpin dengan hati kita, dengan doa, dengan ketulusan, dengan keiklasan dan dengan keyakinan,” tuturnya saat mendampingi Kepala BNPT usai memberikan paparan.

Dia mengapresiasi Kepala BNPT yang mana telah membekali seluruh pejabat juga pegawai di lingkungan BNI dari bahaya paham radikalisme dan terorisme.

“Dengan kita mendapat pemaparan langsung dari Kepala BNPT, kita dapat ilmu langsung dari sumbernya sehingga kita tidak ragu lagi dengan data, dengan fakta yang ada. Sudah saatnya kita sebagai warga Negara Indonesia harus peduli dengan keadaan bangsa dan menjaga kedamaian,” katanya mengakhiri.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7892 seconds (0.1#10.140)