Bravo 5 Imbau Masyarakat Tak Mudah Tersulut Berita Bohong
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Bravo 5 Jawa Timur (Jatim), KH Ubaidillah Amin Moech menyayangkan adanya aksi pencegatan terhadap Cawapres KH Ma'ruf Amin saat mengunjungi Madura, Jawa Timur (Jatim), kemarin.
Diketahui, rombongan Ma'ruf Amin dicegat ratusan orang pendukung calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Desa Jambringin, Proppo, Pamekasan.
"Beliau sebagai figur ulama, Negarawan, juga calon wakil presiden, hendaknya mendapatkan penghormatan. Terlebih dari masyarakat yang berlatar belakang santri," kata Ubaidillah dalam siaran pers, Selasa (2/4/2019).
Dia menjelaskan, perbedaan pilihan politik adalah hal yang lumrah dalam sebuah kontestasi pemilihan umum (Pemilu) yang digelar tiap lima tahunan.
"Janganlah kita mengorbankan nilai persatuan dan persaudaraan hanya karena berbeda pandangan tentang hal sepele seperti ini," tegas Ubaidillah.
Menurut dia, mencaci maki, menghujat, mengintimidasi, adalah perbuatan yang terlarang dalam sudut pandang apapun. Terlebih itu dilakukan pada seorang tokoh masyarakat, dan juga simbol sebuah entitas keagamaan. Hal tersebut juga telah menodai kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Karena itu, kami memohon kepada pihak yang berwajib, untuk mengusut tuntas akan kejadian yang menimpa KH Ma'ruf Amin di Pamekasan kemarin. Hal ini supaya menjadi efek jera, supaya kejadian yang semisal tidak terjadi lagi. Di lain waktu, tempat dan kesempatan," urai dia.
Ubaidillah mengimbau kepada semua pihak agar tetap bersikap dingin selama Pilpres 2019 dan mengedepankan akal sehat, serta akhlaqul karimah.
"Tidak mudah tersulut berita bohong dan provokasi. Mari kita jaga semangat persatuan dan kesatuan sebagai sesama anak bangsa," ujarnya.
Sementara Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar memohon kepada semua pihak baik aparat maupun pendukung paslon agar peristiwa seperti di Madura kemarin tidak terjadi lagi.
"Monggo kita jaga umat ini! Monggo kita jaga negri ini. Kalau sampai pecah, korban terbesar juga kita ummat Islam, bangsa Indonesia. Monggo lebih hati-hati membimbing umat. Ada hisab dan dan tanggung jawab di hadapan Allah SWT," tutur Marzuki.
Diketahui, rombongan Ma'ruf Amin dicegat ratusan orang pendukung calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Desa Jambringin, Proppo, Pamekasan.
"Beliau sebagai figur ulama, Negarawan, juga calon wakil presiden, hendaknya mendapatkan penghormatan. Terlebih dari masyarakat yang berlatar belakang santri," kata Ubaidillah dalam siaran pers, Selasa (2/4/2019).
Dia menjelaskan, perbedaan pilihan politik adalah hal yang lumrah dalam sebuah kontestasi pemilihan umum (Pemilu) yang digelar tiap lima tahunan.
"Janganlah kita mengorbankan nilai persatuan dan persaudaraan hanya karena berbeda pandangan tentang hal sepele seperti ini," tegas Ubaidillah.
Menurut dia, mencaci maki, menghujat, mengintimidasi, adalah perbuatan yang terlarang dalam sudut pandang apapun. Terlebih itu dilakukan pada seorang tokoh masyarakat, dan juga simbol sebuah entitas keagamaan. Hal tersebut juga telah menodai kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Karena itu, kami memohon kepada pihak yang berwajib, untuk mengusut tuntas akan kejadian yang menimpa KH Ma'ruf Amin di Pamekasan kemarin. Hal ini supaya menjadi efek jera, supaya kejadian yang semisal tidak terjadi lagi. Di lain waktu, tempat dan kesempatan," urai dia.
Ubaidillah mengimbau kepada semua pihak agar tetap bersikap dingin selama Pilpres 2019 dan mengedepankan akal sehat, serta akhlaqul karimah.
"Tidak mudah tersulut berita bohong dan provokasi. Mari kita jaga semangat persatuan dan kesatuan sebagai sesama anak bangsa," ujarnya.
Sementara Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar memohon kepada semua pihak baik aparat maupun pendukung paslon agar peristiwa seperti di Madura kemarin tidak terjadi lagi.
"Monggo kita jaga umat ini! Monggo kita jaga negri ini. Kalau sampai pecah, korban terbesar juga kita ummat Islam, bangsa Indonesia. Monggo lebih hati-hati membimbing umat. Ada hisab dan dan tanggung jawab di hadapan Allah SWT," tutur Marzuki.
(maf)