Masyarakat Dinilai Masih Tak Tahu Visi-Misi Parpol Peserta Pemilu
A
A
A
JAKARTA - Pemilihan umum serentak hanya menyisakan puluhan hari lagi bagi para pemilih. Publik pun selalu disibukan dengan persiapan para perserta pemilu, seperti calon presiden dan calon wakil presiden.
Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, publik pun dibuat lupa pada pemilu serentak tersebut, rakyat juga akan memilih para legislator yang didapuk dari partai politik (parpol).
Menurut Lucius, ini harus dihadirkan sesuatu yang bebeda, karena rakyat seakan susah untuk memilih karena menganggap semua partai politik sama saja.
"Misal menghadirkan debat antar parpol, karena bagi saya sangat sulit membedakan, mereka dibedakan karena mendukung capres, misal Golkar dan Berkarya karena sama-sama kuning," ujar Lucius dalam diskusi di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).
(Baca juga: KPU Ajak Jokowi-Prabowo Nobar Film Pemilu, TKN Sebut Langkah Positif)
Karius menjelaskan, bahwa pemilih dalam hal ini rakyat, merasa tidak tahu apa saja yang membedakan dari parpol satu dengan hal lainnya termasuk dari segi visi misi. Karena pemilih hanya tahu visi misi dari capres-cawapres saja.
"Karena menilai satu dan lainnya sulit visi misi parpol tidak muncul, yang ramai hanya visi misi capres apa pentingnya begitu banyak partai kalo kemudian hanya punya dua perbedaan visi misi dari Capres cawapres yang didukung para parpol," jelasnya.
Selain itu, Karius mengingatkan bagi para parpol untuk memberitahukan visi misi dan membuka data diri seluas mungkin para legislatornya kepada publik. Hal tersebut dilakukan agar publik tau siapa yang mereka pilih pada 17 April 2019 mendatang.
"Penting memperhatikan kualitas pileg, dengan membuka data diri penting juga bagi partai untuk menunjukan dimana letak perbedana partai sehingga ada keinginan kuat untuk memilih parpol tersebut," ungkapnya.
"Kalau tidak ada yang bisa menjelasakan parpolnya berbeda dari parpol lain jadi tidak penting banyak parpol," tutupnya.
Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, publik pun dibuat lupa pada pemilu serentak tersebut, rakyat juga akan memilih para legislator yang didapuk dari partai politik (parpol).
Menurut Lucius, ini harus dihadirkan sesuatu yang bebeda, karena rakyat seakan susah untuk memilih karena menganggap semua partai politik sama saja.
"Misal menghadirkan debat antar parpol, karena bagi saya sangat sulit membedakan, mereka dibedakan karena mendukung capres, misal Golkar dan Berkarya karena sama-sama kuning," ujar Lucius dalam diskusi di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).
(Baca juga: KPU Ajak Jokowi-Prabowo Nobar Film Pemilu, TKN Sebut Langkah Positif)
Karius menjelaskan, bahwa pemilih dalam hal ini rakyat, merasa tidak tahu apa saja yang membedakan dari parpol satu dengan hal lainnya termasuk dari segi visi misi. Karena pemilih hanya tahu visi misi dari capres-cawapres saja.
"Karena menilai satu dan lainnya sulit visi misi parpol tidak muncul, yang ramai hanya visi misi capres apa pentingnya begitu banyak partai kalo kemudian hanya punya dua perbedaan visi misi dari Capres cawapres yang didukung para parpol," jelasnya.
Selain itu, Karius mengingatkan bagi para parpol untuk memberitahukan visi misi dan membuka data diri seluas mungkin para legislatornya kepada publik. Hal tersebut dilakukan agar publik tau siapa yang mereka pilih pada 17 April 2019 mendatang.
"Penting memperhatikan kualitas pileg, dengan membuka data diri penting juga bagi partai untuk menunjukan dimana letak perbedana partai sehingga ada keinginan kuat untuk memilih parpol tersebut," ungkapnya.
"Kalau tidak ada yang bisa menjelasakan parpolnya berbeda dari parpol lain jadi tidak penting banyak parpol," tutupnya.
(maf)