Industri 4.0, Mendikbud: Pendidikan Vokasi Masa Depan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pendidikan vokasi adalah masa depan Indonesia di tengah arus gelombang revolusi industri 4.0. Sebab, era digital menjanjikan peluang besar bagi generasi milenial Indonesia yang berjiwa dinamis dan kreatif. Untuk itu, generasi depan bangsa harus kreatif dan produktif agar bisa bersaing secara global. Dan, koperasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jembatan efektif dalam mencetak pengusaha-pengusaha muda.
Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam sambutannya saat membuka kegiatan Young Technopreneur Expo (YTE) 2019 di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (22/2/2019). Kegiatan dengan tagline #optimismeindonesia itu diikuti puluhan SMK dan sejumlah bisnis start up anak-anak muda.
“Revolusi Industri 4.0 adalah peluang besar bagi generasi milenial karena jiwa mereka yang dinamis dan kreatif. Era digital membuka banyak ruang bagi generasi milenial untuk menciptakan produk-produk kreatif yang unik. Karena digitalisasi ekonomi terbukti mendorong semakin banyak orang suka dengan produk-produk yang unik. Dan, di situlah peluang bisnis bagi generasi milenial untuk terus menciptakan produks-produk kreatif,” kata Muhadjir.
Muhadjir pun menyatakan sangat senang dan mengapresiasi inisiatif generasi muda menularkan sikap dan semangat optimistis melalui kegiatan YTE 2019 dengan tagline #OptimismeIndonesia. Mendikbud mengakui sempat kaget ketika mendapat informasi bahwa kegiatan YTE 2019 mendadak pindah dari kawasan Kuningan ke hotel Sahid.
“Saya sempat kaget, tetapi sekaligus salut. Begini, kita tumbuh dari kegagalan. Tidak ada cerita sukses terus. Generasi muda harus pernah mengalami kegagalan untuk bisa meraih kesuksesan. Kita belajar dari kegagalan. Inilah pesan pokok dari kegiatan Young Technopreneur Expo 2019 ini. Bahwa generasi muda tidak cukup hanya kreatif dan inovatif, tetapi juga harus berani mengambil inisiatif, berani mengambil risiko, dan berani memikul tanggungjawab,” ujar Muhadjir.
Kegiatan YTE 2019 diikuti sejumlah SMK di Pulau Jawa yang memproduksi berbagai produk dan sudah menjalin kerjasama dengan industri lokal. Selain SMK, YTE 2019 juga diikuti bisnis start up anak-anak muda. Selama tiga hari, 22-24 Februari, YTE 2019 menggelar eksibisi dan talkshow dengan narasumber seperti CEO Bitpascal Arkdemy dan Amoeba Telkom Digimy. “Saya sangat senang dan mengapresiasi kegiatan ini yang menampilkan ide-ide kreatif dan karya-karya nyata generasi muda," kata Muhadjir.
Tema #OptimismeIndonesia, lanjutnya, sangat cocok untuk generasi milenial yang sangat dinamis. "Mari kita dorong anak-anak muda membangun mimpi-mimpi besar dalam melihat masa depan dengan sikap optimis lewat produk-produk inovatif yang dibutuhkan pasar. Saya sangat mendukung Dekopin untuk menggelar kegiatan ini secara rutin setiap tahun.”
Lebih jauh, Muhadjir menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo sangat peduli dengan pendidikan vokasi untuk menciptakan generasi muda yang kreatif dan produktif. Karena itu, pemerintah melakukan program revitalisasi kurikulum dan kelembagaan SMK untuk mengangkat mutu tamatan dan link dengan dunia industri. Dalam empat tahun terakhir, pemerintah sudah melakukan revitalisasi terhadap lebih dari 3.000 dari total 13.000 SMK di seluruh Indonesia.
Mendikbud menjelaskan, sebanyak 60% materi kurikulum SMK sekarang ini berasal dari dunia industri dan 40% dari sekolah. SMK juga sudah menjalin kerjasama dengan industri lokal baik untuk pelatihan maupun pasar bagi produk-produk SMK. Pembiayaan untuk produksi siswa-siswa SMK juga sudah mulai disalurkan melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di daerah-daerah.
Para siswa SMK memiliki kemampuan menciptakan berbagai produk. Namun, kendala mereka ialah belum memiliki pemahaman dan mental kewirausahaan. "Saya berharap koperasi masuk di situ, melatih para siswa SMK soal manajemen dan mental entrepreneur sehingga begitu mereka tamat langsung bisa berkarya sebagai entrepreneur yang produktif dan mandiri. Karena itu, saya akan mendukung penuh jika Dekopin memelopori pembentukan koperasi bagi SMK-SMK kita,” ujar Muhadjir.Hadir mendampingi Mendikbud, ketua Panitia YTE Ilham Nasai, Presiden Koperasi ASEAN yang juga Presiden Koperasi Malaysia ‘Angkasa’, Dato Abdul Fattah, dan Ketua Harian Dekopin, Agung Sujatmoko. Dalam sambutannya, Ketua Panitia YTE 2019 Ilham Nasai menyebutkan, tagline #OptimismeIndonesia berangkat dari hasil diskusi anak-anak muda di Koperasi Pemuda Indonesia (Kopindo), Dekopin, dan KNPI tentang potret pergumulan generasi muda bangsa menyongsong bonus demografi di tengah gelombang arus revolusi industri 4.0.
Dia menilai, #OptimismeIndonesia merupakan energi positif yang memandang Indonesia dengan berbagai kelebihan. #OptimismeIndonesia juga merupakan rangkaian karya generasi muda di SMK-SMK untuk masa depan industri nasional. "Tema YTE 2019 memotret pentingnya relasi pendidikan, dunia industri, dan ekosistem anak-anak muda masa kini. Dengan menampilkan karya-karya kreatif inovatif anak-anak SMK, kami ingin menyemburkan spirit optimisme kepada segenap elemen bangsa bahwa generasi muda kita kreatif dan produktif menyongsong demografi ekonomi di era digital ,” kata Ilham.
Ketua Harian Dekopin Agung Sujatmoko menyambut antusias gagasan Mendikbud tersebut. “Kami menyambut baik dorongan Pak Menteri untuk memelopori berdirinya koperasi-koperasi SMK. Selain melatih jiwa kewirausahaan, berkoperasi bagi para siswa sangat strategis untuk melatih siswa berorganisasi dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan sesuai falsafah negara kita Pancasila,” ujar Agung Sujatmoko dalam sambutannya mewakili Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid yang berhalangan hadir.
Sejauh ini, Dekopin sudah tiga kali menggelar SMK Expo, yaitu pada tahun 2012 di Bandung, tahun 2016 di Yogyakarta, dan tahun 2019 ini di Jakarta. Kegiatan YTE 2019 adalah hasil kerjasama Kopinado, Pusat Informasi Perkoperasian (PIP) Dekopin, KNPI dengan Kemendikbud, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Tanoto Foundation. Kegiatan YTE 2019 juga didukung oleh beberapa lembaga seperti; PT POS Indonesia, PGN, LPDB, Kemenperin dan Kominfo.
Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam sambutannya saat membuka kegiatan Young Technopreneur Expo (YTE) 2019 di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (22/2/2019). Kegiatan dengan tagline #optimismeindonesia itu diikuti puluhan SMK dan sejumlah bisnis start up anak-anak muda.
“Revolusi Industri 4.0 adalah peluang besar bagi generasi milenial karena jiwa mereka yang dinamis dan kreatif. Era digital membuka banyak ruang bagi generasi milenial untuk menciptakan produk-produk kreatif yang unik. Karena digitalisasi ekonomi terbukti mendorong semakin banyak orang suka dengan produk-produk yang unik. Dan, di situlah peluang bisnis bagi generasi milenial untuk terus menciptakan produks-produk kreatif,” kata Muhadjir.
Muhadjir pun menyatakan sangat senang dan mengapresiasi inisiatif generasi muda menularkan sikap dan semangat optimistis melalui kegiatan YTE 2019 dengan tagline #OptimismeIndonesia. Mendikbud mengakui sempat kaget ketika mendapat informasi bahwa kegiatan YTE 2019 mendadak pindah dari kawasan Kuningan ke hotel Sahid.
“Saya sempat kaget, tetapi sekaligus salut. Begini, kita tumbuh dari kegagalan. Tidak ada cerita sukses terus. Generasi muda harus pernah mengalami kegagalan untuk bisa meraih kesuksesan. Kita belajar dari kegagalan. Inilah pesan pokok dari kegiatan Young Technopreneur Expo 2019 ini. Bahwa generasi muda tidak cukup hanya kreatif dan inovatif, tetapi juga harus berani mengambil inisiatif, berani mengambil risiko, dan berani memikul tanggungjawab,” ujar Muhadjir.
Kegiatan YTE 2019 diikuti sejumlah SMK di Pulau Jawa yang memproduksi berbagai produk dan sudah menjalin kerjasama dengan industri lokal. Selain SMK, YTE 2019 juga diikuti bisnis start up anak-anak muda. Selama tiga hari, 22-24 Februari, YTE 2019 menggelar eksibisi dan talkshow dengan narasumber seperti CEO Bitpascal Arkdemy dan Amoeba Telkom Digimy. “Saya sangat senang dan mengapresiasi kegiatan ini yang menampilkan ide-ide kreatif dan karya-karya nyata generasi muda," kata Muhadjir.
Tema #OptimismeIndonesia, lanjutnya, sangat cocok untuk generasi milenial yang sangat dinamis. "Mari kita dorong anak-anak muda membangun mimpi-mimpi besar dalam melihat masa depan dengan sikap optimis lewat produk-produk inovatif yang dibutuhkan pasar. Saya sangat mendukung Dekopin untuk menggelar kegiatan ini secara rutin setiap tahun.”
Lebih jauh, Muhadjir menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo sangat peduli dengan pendidikan vokasi untuk menciptakan generasi muda yang kreatif dan produktif. Karena itu, pemerintah melakukan program revitalisasi kurikulum dan kelembagaan SMK untuk mengangkat mutu tamatan dan link dengan dunia industri. Dalam empat tahun terakhir, pemerintah sudah melakukan revitalisasi terhadap lebih dari 3.000 dari total 13.000 SMK di seluruh Indonesia.
Mendikbud menjelaskan, sebanyak 60% materi kurikulum SMK sekarang ini berasal dari dunia industri dan 40% dari sekolah. SMK juga sudah menjalin kerjasama dengan industri lokal baik untuk pelatihan maupun pasar bagi produk-produk SMK. Pembiayaan untuk produksi siswa-siswa SMK juga sudah mulai disalurkan melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di daerah-daerah.
Para siswa SMK memiliki kemampuan menciptakan berbagai produk. Namun, kendala mereka ialah belum memiliki pemahaman dan mental kewirausahaan. "Saya berharap koperasi masuk di situ, melatih para siswa SMK soal manajemen dan mental entrepreneur sehingga begitu mereka tamat langsung bisa berkarya sebagai entrepreneur yang produktif dan mandiri. Karena itu, saya akan mendukung penuh jika Dekopin memelopori pembentukan koperasi bagi SMK-SMK kita,” ujar Muhadjir.Hadir mendampingi Mendikbud, ketua Panitia YTE Ilham Nasai, Presiden Koperasi ASEAN yang juga Presiden Koperasi Malaysia ‘Angkasa’, Dato Abdul Fattah, dan Ketua Harian Dekopin, Agung Sujatmoko. Dalam sambutannya, Ketua Panitia YTE 2019 Ilham Nasai menyebutkan, tagline #OptimismeIndonesia berangkat dari hasil diskusi anak-anak muda di Koperasi Pemuda Indonesia (Kopindo), Dekopin, dan KNPI tentang potret pergumulan generasi muda bangsa menyongsong bonus demografi di tengah gelombang arus revolusi industri 4.0.
Dia menilai, #OptimismeIndonesia merupakan energi positif yang memandang Indonesia dengan berbagai kelebihan. #OptimismeIndonesia juga merupakan rangkaian karya generasi muda di SMK-SMK untuk masa depan industri nasional. "Tema YTE 2019 memotret pentingnya relasi pendidikan, dunia industri, dan ekosistem anak-anak muda masa kini. Dengan menampilkan karya-karya kreatif inovatif anak-anak SMK, kami ingin menyemburkan spirit optimisme kepada segenap elemen bangsa bahwa generasi muda kita kreatif dan produktif menyongsong demografi ekonomi di era digital ,” kata Ilham.
Ketua Harian Dekopin Agung Sujatmoko menyambut antusias gagasan Mendikbud tersebut. “Kami menyambut baik dorongan Pak Menteri untuk memelopori berdirinya koperasi-koperasi SMK. Selain melatih jiwa kewirausahaan, berkoperasi bagi para siswa sangat strategis untuk melatih siswa berorganisasi dan menanamkan nilai-nilai kebersamaan sesuai falsafah negara kita Pancasila,” ujar Agung Sujatmoko dalam sambutannya mewakili Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid yang berhalangan hadir.
Sejauh ini, Dekopin sudah tiga kali menggelar SMK Expo, yaitu pada tahun 2012 di Bandung, tahun 2016 di Yogyakarta, dan tahun 2019 ini di Jakarta. Kegiatan YTE 2019 adalah hasil kerjasama Kopinado, Pusat Informasi Perkoperasian (PIP) Dekopin, KNPI dengan Kemendikbud, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Tanoto Foundation. Kegiatan YTE 2019 juga didukung oleh beberapa lembaga seperti; PT POS Indonesia, PGN, LPDB, Kemenperin dan Kominfo.
(don)