Alasan Keoknya Partai Berbasis Islam di Segmen Pemilih Muslim
A
A
A
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil surveinya terkait suara di segmen pemilih muslim, dimana didapati bahwa partai-partai berbasis Islam banyak yang keok dan cukup lumayan jauh tertinggal suaranya dari partai lainnya. Misal PKB di posisi empat dengan 9,3%, lalu PKS di posisi tujuh dengan 4,6%, PPP dibawahnya dengan 4,1%, serta PAN 1,6% dan PBB dengan 0,0%.
Peneliti senior LSI Denny JA, Rully Akbar menilai keoknya partai berbasis Islam di segmen pemilih muslim karena mayoritas partai berbasi Islam mayoritas memiliki ideologi Pancasila.
"Bahwa partai hampir mayoritas berideologi Pancasila tidak ada salah satu partai pun yang istilahnya muncul dengan kebijakan yang bernuanasa Islam," ujar Rully di Kantor LSI Denny JA, Rabu (20/2/2019).
Rully juga menjelaskan, alasan lainnya partai berbasis Islam keok di segmen suara pemilih muslim, karena masyaraka tidak menemukan titik pembeda dengan parpol lainnya atau parpol dahulu.
"Istilahnya dikatakan sebagai partai Islam ini mungkin hanya partai PKB dianggap sebagai salah satu yang mempunyai perwakilan untuk kalangan pemilih muslim karena dia punya basis organisasi masyarakat yaitu Nahdlatul Ulama. Dan NU besar di Jawa Timur dan inilah basis utama dari pemilh PKB sendiri," jelasnya.
"Sedangkan kayak PPP, PAN dan lainnya ya bisa kita katakan tergerus oleh partai-partai yang lain atau partai-partai baru yang punya ideologi yang bisa kita katakan hampir mirip-mirip," sambungnya.
Rulli mengungkapkan, seharusnya partai berbasis Islam harus memiliki nilai pembeda sebagai partai berbasis Islam. Dimana didalamnya baik dari segi kebijakan dan program harus tersegmentasi untuk pemilih muslim
"Kalo mereka yang ingin menyatakan bahwa segmentasinya adalah pemilih muslim, jadi baik dari segi kebijakan atau dari segi program yang akan ditawarkan itu memang mempuyai identifikasi tersendiri terhadap pemilih muslim," tuturnya.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 18-25 Januari 2019, dengan menggunakan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuisioner. Margin of error survei ini adalah 2,8%.
Peneliti senior LSI Denny JA, Rully Akbar menilai keoknya partai berbasis Islam di segmen pemilih muslim karena mayoritas partai berbasi Islam mayoritas memiliki ideologi Pancasila.
"Bahwa partai hampir mayoritas berideologi Pancasila tidak ada salah satu partai pun yang istilahnya muncul dengan kebijakan yang bernuanasa Islam," ujar Rully di Kantor LSI Denny JA, Rabu (20/2/2019).
Rully juga menjelaskan, alasan lainnya partai berbasis Islam keok di segmen suara pemilih muslim, karena masyaraka tidak menemukan titik pembeda dengan parpol lainnya atau parpol dahulu.
"Istilahnya dikatakan sebagai partai Islam ini mungkin hanya partai PKB dianggap sebagai salah satu yang mempunyai perwakilan untuk kalangan pemilih muslim karena dia punya basis organisasi masyarakat yaitu Nahdlatul Ulama. Dan NU besar di Jawa Timur dan inilah basis utama dari pemilh PKB sendiri," jelasnya.
"Sedangkan kayak PPP, PAN dan lainnya ya bisa kita katakan tergerus oleh partai-partai yang lain atau partai-partai baru yang punya ideologi yang bisa kita katakan hampir mirip-mirip," sambungnya.
Rulli mengungkapkan, seharusnya partai berbasis Islam harus memiliki nilai pembeda sebagai partai berbasis Islam. Dimana didalamnya baik dari segi kebijakan dan program harus tersegmentasi untuk pemilih muslim
"Kalo mereka yang ingin menyatakan bahwa segmentasinya adalah pemilih muslim, jadi baik dari segi kebijakan atau dari segi program yang akan ditawarkan itu memang mempuyai identifikasi tersendiri terhadap pemilih muslim," tuturnya.
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 18-25 Januari 2019, dengan menggunakan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka menggunakan kuisioner. Margin of error survei ini adalah 2,8%.
(pur)