Tim KH Ma'ruf Amin Tebar Inspirasi Melalui Puisi
A
A
A
JAKARTA - Inspirasi ditebarkan Ketua Dewan Pembina Master C19 Portal KH Ma'ruf Amin (KMA) Ahmad Syauqi melalui sebuah puisi. Di tengah teriknya persaingan jelang Pilpres 2019, 17 April, puisi ini seolah menjadi oase.
Sebab, konsep penyadaran perdamaian ditiupkan dari karya sastra miliknya. Selalu ada ruang bagi terciptanya sebuah karya sastra. Tidak melihat tempat, waktu, atau suasana yang ada sekitarnya. Berbagai persoalan rumit yang muncul justru menjadi inspirasi.
Penyadaran akan kondisi ideal dari sebuah tatanan yang terpapar 'radiasi' Pilpres 2019. Suara pesimisme, hoaks, dan fitnah tanpa dasar. Semua cara ditebar untuk mendapatkan simpatik dan suara dukungan publik.
Di tengah pergeseran nilai imbas kampanye hitam, alternatif pun ditawarkan Ahmad Syauqi. Gus Oqi, sapaan dari Ahmad Syauqi, menawarkan perdamaian. Sebuah perdamaian yang menjadi jalan keilahian.
Nilai-nilai penyadaran ini bisa dirasakan dari puisi pendek 4 bait ciptaannya. Sarat makna dalam setiap baitnya, puisi ini pun diberi judul ‘Damai Jalan Ilahi’.
"Jalan terbaik bagi semuanya adalah perdamaian. Cara ini akan menguatkan semuanya. Tidak ada yang namanya perpecahan. Dengan kondisi seperti saat ini, sudah saatnya semua pihak kembali merenung. Negeri ini lebih butuh perdamaian daripada caci maki dan fitnah," ungkap Gus Oqi, Senin 18 Februari 2019.
Kesejukan sudah ditebar Gus Oqi melalui bait pertama puisinya. Di situ tertulis, 'Agama tak kenal benci, Benci itu kemauan diri, Jalan Ilahi itu suci, Menggema damaikan insani'.
Gus Oqi menambahkan, belum terlambat untuk memperbaiki kondisi. Memperbaiki sikap dan jatidiri kebangsaan dengan selalu bersikap santun. Artinya, bersaing secara sehat di Pilpres 2019 dengan mengadu program dan gagasan.
"Kami ini menyanyangkan dengan maraknya hoaks dan fitnah. Kondisi seperti ini sudah tidak sehat dan mengancam. Idealnya Pilpres tetap dihadapi kepala dingin. Mari bersaing secara sehat dengan visi dan misi. Melalui program-program unggulan. Rakyat Indonesia lebih membutuhkan itu," lanjutnya.
Mengacu data Polri, hoaks meningkat 85% jelang Pilpres 2019. Informasi ini disampaikan dalam seminar 'Milenial Anti-Hoaks' di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Depok. Naiknya hoaks ini karena pengguna gadget dan media sosial tidak berhati-hati dalam menyebar informasi.
"Kondisi seperti ini tentu saja miris dan memilukan. Untuk itu, kami berharap segera muncul kesadaran," kata Gus Oqi.
Melalui puisinya juga, Gus Oqi kembali mengingatkan publik. Bait kedua ini berbunyi, 'Hasrat itu tak punya kendali, kesadaran adalah penjaga hati, agama bukanlah penyebab benci, namun cahaya Ilahi tuk saling menyayangi'.
Bait ini seolah menjadi peredam berbagai ambisi kekuasaan jelang Pilpres 2019 yang menghalalkan segala cara. "Aturan dalam kampanye itu sudah sangat jelas. Tapi, kenyataannya ada pihak yang tidak mematuhi aturan yang berlaku," ujarnya.
"Tetap menggunakan segala cara untuk menjatuhkan lawan politiknya. Padahal, lawan politik itu saudara yang memperkaya khasanah berpikir dan bersikap," tambahnya.
Lebih lanjut Gus Oqi menuangkan kegelisahaannya dalam bait ke-3 puisi 'Damai Jalan Ilahi'. Bait ini berisi, 'Cara berpikir menjadi batas, dentuman emosi mempengaruhi, membiaskan batasan suci, hingga lahir berbagai caci'.
"Mari kita hentikan berbagai caci maki dan hujatan kebencian ini. Semua tidak ada gunanya. Lebih baik berkarya untuk membawa kebaikan bersama," terangnya lagi.
Untuk bait terakhir, kembali menegaskan pentingnya perdamaian. Alinea ini berbunyi, 'Caci itu dari emosi, Jangan untuk berbangga diri, Tiada damai dalam rasa benci, Damai adalah jalan ilahi'.
"Saya selalu berharap akan muncul kedamaian setelah Pilpres 2019. Apapun hasilnya, semua pihak harus rela menerimanya secara ikhlas," tutup Gus Oqi yang juga Putra KH Ma'ruf Amin.
Sebab, konsep penyadaran perdamaian ditiupkan dari karya sastra miliknya. Selalu ada ruang bagi terciptanya sebuah karya sastra. Tidak melihat tempat, waktu, atau suasana yang ada sekitarnya. Berbagai persoalan rumit yang muncul justru menjadi inspirasi.
Penyadaran akan kondisi ideal dari sebuah tatanan yang terpapar 'radiasi' Pilpres 2019. Suara pesimisme, hoaks, dan fitnah tanpa dasar. Semua cara ditebar untuk mendapatkan simpatik dan suara dukungan publik.
Di tengah pergeseran nilai imbas kampanye hitam, alternatif pun ditawarkan Ahmad Syauqi. Gus Oqi, sapaan dari Ahmad Syauqi, menawarkan perdamaian. Sebuah perdamaian yang menjadi jalan keilahian.
Nilai-nilai penyadaran ini bisa dirasakan dari puisi pendek 4 bait ciptaannya. Sarat makna dalam setiap baitnya, puisi ini pun diberi judul ‘Damai Jalan Ilahi’.
"Jalan terbaik bagi semuanya adalah perdamaian. Cara ini akan menguatkan semuanya. Tidak ada yang namanya perpecahan. Dengan kondisi seperti saat ini, sudah saatnya semua pihak kembali merenung. Negeri ini lebih butuh perdamaian daripada caci maki dan fitnah," ungkap Gus Oqi, Senin 18 Februari 2019.
Kesejukan sudah ditebar Gus Oqi melalui bait pertama puisinya. Di situ tertulis, 'Agama tak kenal benci, Benci itu kemauan diri, Jalan Ilahi itu suci, Menggema damaikan insani'.
Gus Oqi menambahkan, belum terlambat untuk memperbaiki kondisi. Memperbaiki sikap dan jatidiri kebangsaan dengan selalu bersikap santun. Artinya, bersaing secara sehat di Pilpres 2019 dengan mengadu program dan gagasan.
"Kami ini menyanyangkan dengan maraknya hoaks dan fitnah. Kondisi seperti ini sudah tidak sehat dan mengancam. Idealnya Pilpres tetap dihadapi kepala dingin. Mari bersaing secara sehat dengan visi dan misi. Melalui program-program unggulan. Rakyat Indonesia lebih membutuhkan itu," lanjutnya.
Mengacu data Polri, hoaks meningkat 85% jelang Pilpres 2019. Informasi ini disampaikan dalam seminar 'Milenial Anti-Hoaks' di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Depok. Naiknya hoaks ini karena pengguna gadget dan media sosial tidak berhati-hati dalam menyebar informasi.
"Kondisi seperti ini tentu saja miris dan memilukan. Untuk itu, kami berharap segera muncul kesadaran," kata Gus Oqi.
Melalui puisinya juga, Gus Oqi kembali mengingatkan publik. Bait kedua ini berbunyi, 'Hasrat itu tak punya kendali, kesadaran adalah penjaga hati, agama bukanlah penyebab benci, namun cahaya Ilahi tuk saling menyayangi'.
Bait ini seolah menjadi peredam berbagai ambisi kekuasaan jelang Pilpres 2019 yang menghalalkan segala cara. "Aturan dalam kampanye itu sudah sangat jelas. Tapi, kenyataannya ada pihak yang tidak mematuhi aturan yang berlaku," ujarnya.
"Tetap menggunakan segala cara untuk menjatuhkan lawan politiknya. Padahal, lawan politik itu saudara yang memperkaya khasanah berpikir dan bersikap," tambahnya.
Lebih lanjut Gus Oqi menuangkan kegelisahaannya dalam bait ke-3 puisi 'Damai Jalan Ilahi'. Bait ini berisi, 'Cara berpikir menjadi batas, dentuman emosi mempengaruhi, membiaskan batasan suci, hingga lahir berbagai caci'.
"Mari kita hentikan berbagai caci maki dan hujatan kebencian ini. Semua tidak ada gunanya. Lebih baik berkarya untuk membawa kebaikan bersama," terangnya lagi.
Untuk bait terakhir, kembali menegaskan pentingnya perdamaian. Alinea ini berbunyi, 'Caci itu dari emosi, Jangan untuk berbangga diri, Tiada damai dalam rasa benci, Damai adalah jalan ilahi'.
"Saya selalu berharap akan muncul kedamaian setelah Pilpres 2019. Apapun hasilnya, semua pihak harus rela menerimanya secara ikhlas," tutup Gus Oqi yang juga Putra KH Ma'ruf Amin.
(maf)