Tingkatkan Energi Terbarukan, Prabowo-Sandi Komit Kurangi Impor Minyak
A
A
A
JAKARTA - Pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno diyakini bakal mengurangi impor minyak jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019-2024 nanti. Adapun caranya, dengan meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirgo Purbo menilai perlu dicari cara agar Indonesia tidak terus-terusan bergantung pada impor minyak. "Salah satu komitmen Prabowo-Sandi jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden adalah mengurangi impor minyak dengan cara meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan," ujar Sudirgo dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).
(Baca juga: Prabowo Diyakini Bakal Kritisi Capaian Jokowi di Debat Kedua)
Dia berpendapat bahwa Indonesia sebagai negeri agraris yang dilewati garis khatulistiwa memiliki modal untuk membangun industri energi terbarukan berbasis tumbuhan, matahari dan angin.
"Prabowo-Sandi menawarkan optimisme dengan solusi yang inovatif dari pengembangan energi terbarukan. Indonesia memiliki banyak potensi, kini tinggal optimalisasinya," kata Sudirgo.
Dia menuturkan, Indonesia saat ini tengah mengalami krisis energi. Salah satu contohnya, kata dia, Indonesia sudah lama menjadi negara pengimpor minyak. (Baca juga: Debat Capres Kedua Akan Ada Tambahan Segmen Debat Eksploratif)
Sebab, kebutuhan minyak dalam negeri 1,3 juta barel per hari di tahun 2017 dan naik menjadi 1,7 juta di tahun 2018. Namun produksi minyak Indonesia hanya diangka 750.000 barel per hari.
"Posisi energi Indonesia sekarang sudah dalam kondisi yang sudah di ICU. Krisis, kenapa? Produksi minyak kita 750.000 barel per hari, sisanya ditutupi impor," imbuhnya.
Sudirgo menambahkan, persoalan energi merupakan perkara kedaulatan suatu bangsa. Dia menilai ketergantungan energi yang dialami Indonesia terhadap negara lain yang terjadi saat ini bisa mengancam kedaulatan.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirgo Purbo menilai perlu dicari cara agar Indonesia tidak terus-terusan bergantung pada impor minyak. "Salah satu komitmen Prabowo-Sandi jika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden adalah mengurangi impor minyak dengan cara meningkatkan investasi di sektor energi terbarukan," ujar Sudirgo dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2019).
(Baca juga: Prabowo Diyakini Bakal Kritisi Capaian Jokowi di Debat Kedua)
Dia berpendapat bahwa Indonesia sebagai negeri agraris yang dilewati garis khatulistiwa memiliki modal untuk membangun industri energi terbarukan berbasis tumbuhan, matahari dan angin.
"Prabowo-Sandi menawarkan optimisme dengan solusi yang inovatif dari pengembangan energi terbarukan. Indonesia memiliki banyak potensi, kini tinggal optimalisasinya," kata Sudirgo.
Dia menuturkan, Indonesia saat ini tengah mengalami krisis energi. Salah satu contohnya, kata dia, Indonesia sudah lama menjadi negara pengimpor minyak. (Baca juga: Debat Capres Kedua Akan Ada Tambahan Segmen Debat Eksploratif)
Sebab, kebutuhan minyak dalam negeri 1,3 juta barel per hari di tahun 2017 dan naik menjadi 1,7 juta di tahun 2018. Namun produksi minyak Indonesia hanya diangka 750.000 barel per hari.
"Posisi energi Indonesia sekarang sudah dalam kondisi yang sudah di ICU. Krisis, kenapa? Produksi minyak kita 750.000 barel per hari, sisanya ditutupi impor," imbuhnya.
Sudirgo menambahkan, persoalan energi merupakan perkara kedaulatan suatu bangsa. Dia menilai ketergantungan energi yang dialami Indonesia terhadap negara lain yang terjadi saat ini bisa mengancam kedaulatan.
(kri)