Waspada, Serangan Siber Bisa Menyerang Media Massa Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Keamanan Siber, Charles Lim memperingatkan bahwa serangan siber bisa menimpa media massa di Indonesia. Dengan serangan siber pada media massa Indonesia, Informasi dapat bergeser dan diubah.
"Aplikasi yang harusnya berjalan dan informasi yang bisa dipakai tidak bisa diakses. Apalagi jadi sumber informasi buat masyarakat, bayangkan kalau Informasi ini digeser diubah," ujar Charles dalam diskusi Polemik MNC Trijaya Network, dengan tema 'Darurat Ancaman Siber', di d'consulate resto, Jakarta Pusat, Sabtu (9/2/2019).
Charles pun mencontohkan seperti yang terjadi pada sebuah surat kabar di Amerika Serikat yang belum lama ini mendapat serangan siber. "Nah bulan Desember lalu, (media) itu diserang luar biasa sampai operasinya mandek luar biasa, kalau bicara apasih kurangnya Amerika Serikat itu negara yang justru banyak nyerang di kita," ungkap Charles. (Baca: Website Resmi Bareskrim Mabel Polri Dibobol Hacker )
Charles pun menjelaskan, serangan siber yang kerap terjadi di Indonesia melalui sistem operasi pada sebuah perangkat elektronik. Serangan itu menyerang folder dalam bentuk maleware.
"Serangan ini terjadi pada sistem operasi penguna user itu buka folder lalu share folder. Sehingga mereka lupa untuk menutup kembali saat mereka selesai share, tapi pada saat itu terjadi maka dengan mudahnya attacker atau hacker menyerang," jelasnya.
Selain itu, serangan siber itu dapat berupa penggunaan software bajakan. Ini sering kali membuat sistem operasi menjadi rentan akibat diserang maleware.
"Masalah lainnya adalah setelah diserang maka komputer ini jadi tempat untuk menyerang ke tempat lain, jadi masif itu yang terjadi," tuturnya.
"Aplikasi yang harusnya berjalan dan informasi yang bisa dipakai tidak bisa diakses. Apalagi jadi sumber informasi buat masyarakat, bayangkan kalau Informasi ini digeser diubah," ujar Charles dalam diskusi Polemik MNC Trijaya Network, dengan tema 'Darurat Ancaman Siber', di d'consulate resto, Jakarta Pusat, Sabtu (9/2/2019).
Charles pun mencontohkan seperti yang terjadi pada sebuah surat kabar di Amerika Serikat yang belum lama ini mendapat serangan siber. "Nah bulan Desember lalu, (media) itu diserang luar biasa sampai operasinya mandek luar biasa, kalau bicara apasih kurangnya Amerika Serikat itu negara yang justru banyak nyerang di kita," ungkap Charles. (Baca: Website Resmi Bareskrim Mabel Polri Dibobol Hacker )
Charles pun menjelaskan, serangan siber yang kerap terjadi di Indonesia melalui sistem operasi pada sebuah perangkat elektronik. Serangan itu menyerang folder dalam bentuk maleware.
"Serangan ini terjadi pada sistem operasi penguna user itu buka folder lalu share folder. Sehingga mereka lupa untuk menutup kembali saat mereka selesai share, tapi pada saat itu terjadi maka dengan mudahnya attacker atau hacker menyerang," jelasnya.
Selain itu, serangan siber itu dapat berupa penggunaan software bajakan. Ini sering kali membuat sistem operasi menjadi rentan akibat diserang maleware.
"Masalah lainnya adalah setelah diserang maka komputer ini jadi tempat untuk menyerang ke tempat lain, jadi masif itu yang terjadi," tuturnya.
(ysw)