Kisah Perjalanan Kemanusiaan Ibu Guru Kembar Dibukukan
A
A
A
JAKARTA - Adjat Wiratma, jurnalis dan juga seorang guru relawan meluncurkan buku berjudul Kasih, Perjalanan Kemanusiaan Ibu Guru Kembar pada Senin, 4 Februari 2019 kemarin. Dalam bukunya, diuraikan kisah kerelawanan Sri Rosyati dan Sri Irianingsih, dua kembar yang selama ini dikenal sebagai pendiri sekolah gratis bagi warga kurang mampu.
Sejak 1990, Ibu Guru Kembar menjalani aktivitasnya sebagai guru bagi anak-anak marjinal di Jakarta. Tidak hanya itu saja, mereka juga banyak melakukan kegiatan di lokasi bencana, daerah konflik, dengan melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat, mendirikan sekolah dan taman baca di pedalaman, pulau terluar, terpencil, dan pinggir pantai di Indonesia.
Peluncuran buku bertempat di Pandan Cafe Sportklub Kelapa Gading, Jakart utara, dihadiri orang-orang terdekat, yang selama ini ikut terlibat dalam kegiatan bersama Ibu Guru Kembar, salah satunya Wadan Pussenif Brigjen TNI M Soleh Mustofa.
Brigjen TNI M Soleh Mustafa bercerita tentang kegiatan Ibu Guru Kembar di Taman Jeka Poso, yang dikenal sebagai wilayah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso, dengan membuat 53 rumah baca di seluruh Koramil di wilayah Korem 132/Tadulako. Keberadaan rumah baca dan pelatihan keterampilan yang dilakukan selama 2017 itu mampu menjadi jembatan komunikasi aparat dengan masyarakat.
Adjat Wiratma, menulis buku ini dengan mengurai kisah-kisah inspiratif dua Sri, mulai dari lika-liku mendirikan sekolah di Jakarta, menjadi relawan saat gempa dan tsunami di Aceh dan Nias, mendirikan sekolah di pedalaman Papua dan Kalimantan, serta sorotan tentang pendidikan bagi warga marjinal. “Esensi pokok dari buku ini adalah keikhlasan dan keinginan untuk terus berbagi untuk sesama," kata Adjat dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Selasa (5/2/2019).
Peluncuran buku ini juga bertepatan dengan hari jadi Sekolah Darurat Kartini ke-29. Seperti diketahui sekolah ini berdiri pertama kali di Kolong Tol Pluit, Jakarta Utara, pernah digusur sebanyak lima kali, namun masih bertahan memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak kurang mampu. Acara dimeriahkan dengan penampilan tarian nusantara dari peserta didik taman kanak-kanak, juga angklung yang dibawakan para Lansia Purwakes RSPAD Gatot Subroto.
Sejak 1990, Ibu Guru Kembar menjalani aktivitasnya sebagai guru bagi anak-anak marjinal di Jakarta. Tidak hanya itu saja, mereka juga banyak melakukan kegiatan di lokasi bencana, daerah konflik, dengan melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat, mendirikan sekolah dan taman baca di pedalaman, pulau terluar, terpencil, dan pinggir pantai di Indonesia.
Peluncuran buku bertempat di Pandan Cafe Sportklub Kelapa Gading, Jakart utara, dihadiri orang-orang terdekat, yang selama ini ikut terlibat dalam kegiatan bersama Ibu Guru Kembar, salah satunya Wadan Pussenif Brigjen TNI M Soleh Mustofa.
Brigjen TNI M Soleh Mustafa bercerita tentang kegiatan Ibu Guru Kembar di Taman Jeka Poso, yang dikenal sebagai wilayah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso, dengan membuat 53 rumah baca di seluruh Koramil di wilayah Korem 132/Tadulako. Keberadaan rumah baca dan pelatihan keterampilan yang dilakukan selama 2017 itu mampu menjadi jembatan komunikasi aparat dengan masyarakat.
Adjat Wiratma, menulis buku ini dengan mengurai kisah-kisah inspiratif dua Sri, mulai dari lika-liku mendirikan sekolah di Jakarta, menjadi relawan saat gempa dan tsunami di Aceh dan Nias, mendirikan sekolah di pedalaman Papua dan Kalimantan, serta sorotan tentang pendidikan bagi warga marjinal. “Esensi pokok dari buku ini adalah keikhlasan dan keinginan untuk terus berbagi untuk sesama," kata Adjat dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Selasa (5/2/2019).
Peluncuran buku ini juga bertepatan dengan hari jadi Sekolah Darurat Kartini ke-29. Seperti diketahui sekolah ini berdiri pertama kali di Kolong Tol Pluit, Jakarta Utara, pernah digusur sebanyak lima kali, namun masih bertahan memberikan layanan pendidikan gratis bagi anak-anak kurang mampu. Acara dimeriahkan dengan penampilan tarian nusantara dari peserta didik taman kanak-kanak, juga angklung yang dibawakan para Lansia Purwakes RSPAD Gatot Subroto.
(whb)