Early Warning Bencana, BNPB Dorong Masyarakat Gunakan Aplikasi InaRISK
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong masyarakat untuk menggunakan aplikasi inaRISK. Dalam aplikasi tersebut berisikan informasi terkait potensi bencana dan mitigasi bencana yang telah terintegrasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Jadi semua data terkait kebencanaan masuk ke inaRISK. Ini menjadi tujuan kami membuat early warning. Jadi data dari BMKG saat ini sudah server to server. Apapun yang diubah oleh BMKG (terkait data cuaca, potensi bencana) jadi langsung masuk ke kami di early warning (inaRISK) dan inaRISK ini mudah dibawa ke mana-mana," ujar Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Bernardus Wisnu Widjaja saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
(Baca juga: Kepala BNPB: Hutan Pantai Dapat Kurangi Risiko Bahaya Tsunami )
Selain itu aplikasi inaRISK juga berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah yang dilengkapi dengan rekomendasi aksi dalam menghadapi bencana. Aplikasi tersebut dapat menunjukkan daerah mana saja yang berpotensi bencana.
"Di mana Anda buka aplikasi inaRISK, Anda dapat tahu ancaman bencana apa di lokasi Anda berada. Jadi jangan khawatir, sistem ini beritegrasi dengan BMKG," ungkap Wisnu.
Tidak hanya BMKG, aplikasi inaRISK juga didukung oleh Kementerian ESDM, Kementerian PU-pera dalam menyediaan data. Masyarakat pengguna ponsel dapat mengunduh inaRISK di Play Store dan App Store.
Diharapkan dengan aplikasi ini masyarakat lebih teredukasi dalam mitigasi bencana. Masyarakat juga dengan mudah mengetahui daerah mana saja yang rawan bencana seperti banjir, longsor, gelombang tinggi, angin kencang, cuaca ekstrim, bahkan tsunami.
"Saya kira ini konsep industri 4.0. semua bisa akses. Kita tahu daerah mana yang rawan banjir dan mana yang rawan longsor. Pemahaman karakteristik bencana menjadi penting dan ini tugas kita bersama untuk mengedukasi masyarakat," pungkasnya.
"Ke depannya BNPB akan mengembangkan aplikasi ini lebih lanjut dengan menggandeng sejumlah lembaga terkait maupun masyarakat," tutupnya.
"Jadi semua data terkait kebencanaan masuk ke inaRISK. Ini menjadi tujuan kami membuat early warning. Jadi data dari BMKG saat ini sudah server to server. Apapun yang diubah oleh BMKG (terkait data cuaca, potensi bencana) jadi langsung masuk ke kami di early warning (inaRISK) dan inaRISK ini mudah dibawa ke mana-mana," ujar Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB, Bernardus Wisnu Widjaja saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
(Baca juga: Kepala BNPB: Hutan Pantai Dapat Kurangi Risiko Bahaya Tsunami )
Selain itu aplikasi inaRISK juga berisikan informasi tingkat bahaya suatu wilayah yang dilengkapi dengan rekomendasi aksi dalam menghadapi bencana. Aplikasi tersebut dapat menunjukkan daerah mana saja yang berpotensi bencana.
"Di mana Anda buka aplikasi inaRISK, Anda dapat tahu ancaman bencana apa di lokasi Anda berada. Jadi jangan khawatir, sistem ini beritegrasi dengan BMKG," ungkap Wisnu.
Tidak hanya BMKG, aplikasi inaRISK juga didukung oleh Kementerian ESDM, Kementerian PU-pera dalam menyediaan data. Masyarakat pengguna ponsel dapat mengunduh inaRISK di Play Store dan App Store.
Diharapkan dengan aplikasi ini masyarakat lebih teredukasi dalam mitigasi bencana. Masyarakat juga dengan mudah mengetahui daerah mana saja yang rawan bencana seperti banjir, longsor, gelombang tinggi, angin kencang, cuaca ekstrim, bahkan tsunami.
"Saya kira ini konsep industri 4.0. semua bisa akses. Kita tahu daerah mana yang rawan banjir dan mana yang rawan longsor. Pemahaman karakteristik bencana menjadi penting dan ini tugas kita bersama untuk mengedukasi masyarakat," pungkasnya.
"Ke depannya BNPB akan mengembangkan aplikasi ini lebih lanjut dengan menggandeng sejumlah lembaga terkait maupun masyarakat," tutupnya.
(kri)